Empat Duta Besar Eropa dan perwakilan negara-negara pendiri Eurofighter, yakni Jerman, Italia, Spanyol, dan Inggris memberikan dukungan kepada Pemerintah Indonesia terkait program alih teknologi dan penawaran jet tempur Eurofighter Typhoon untuk TNI AU. Dukungan disampaikan dalam bentuk Letter of Support (Surat Dukungan) yang telah ditandatatangi oleh Menteri Pertahanan keempat negara Eropa tersebut kepada Menteri Pertahanan Republik Indonesia, Ryamizard Ryacudu, di Jakarta, Rabu (5/8/2015).
Surat Dukungan yang diberikan kepada Menteri Pertahanan RI, mengukuhkan kembali informasi yang telah disampaikan Eurofighter sebelumnya bahwa pabrikan jet tempur Typhoon ini sungguh-sungguh berniat melaksanakan alih teknologi terhadap Indonesia. Menurut mereka, melalui pengadaan jet tempur Typhoon, Indonesia akan semakin diuntungkan berkat kerja sama jangka panjang yang telah terbangun antara PT Dirgantara Indosia (PT DI) dengan Airbus Group.
Tidak hanya itu, Eurofighter juga turut berpartisipasi memperingati Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Harteknas) ke-20 melalui kerja sama dengan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) dengan menyelenggarakan lokakarya (workshop) bertajuk “Mewujudkan Visi Poros Maritim Indonesia Melalui Inovasi”. Acara dihadiri oleh lebih 25 perwakilan senior industri strategis, lembaga riset, kementerian terkait, dan TNI AU. Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dan Kepala Insinyur Program jet tempur IFX PT Dirgantara Indonesia (PT DI) turut menghadiri kegiatan ini.
Dalam lokakarya tersebut diulas pemanfaatan jet tempur secara inovatif terkait konteks kemaritiman. Para peserta lokakarya mengindentifikasi dan mendiskusikan hal-hal kunci yang dapat ditindaklanjuti melalui kolaborasi riset dan studi demi mendukung Indonesia mewujudkan visi kemaritimannya serta meningkatkan kapasitas Indonesia di bidang pertahanan, pengamatan, dan pemeliharaan perdamaian.
Eurofighter Head of Future Capabilities, Laurie Hilditch, dalam kesempatan tersebut mengatakan, inovasi untuk mendukung visi poros maritim dapat dijajaki dan diterapkan melalui bentuk kerja sama. “Kesempatan untuk melakukan riset lebih lanjut terhadap berbagai area spesifik khusus Indonesia dapat dijajaki” ujarnya. Usulan ini mendapat sambutan hangat dari para peserta lokakarya, menyusul kesepakatan Rakornas IPTEK untuk menyusun sebuah Rencana Induk Pembangunan IPTEK di Indonesia.
Sementara Eurofighter Head of Industrial Offset, Martin Elbourne, menyatakan, pendekatan yang dilakukan Eurofighter terhadap Pemerintah Indonesia, merupakan bagian dari wujud kepedulian Eurofighter agar Indonesia dapat “Lepas Landas” sebagai sebuah poros maritim. “Perlindungan maritim yang andal merupakan sebuah kebutuhan mendasar untuk Indonesia yang merupakan negara kepulauan. Kita tinggal menggabungkan hal itu dengan kapabilitas lokal yang mumpuni di sektor kedirgantaraan,” ujarnya.
Dalam diskusi kecil dengan sejumlah jurnalis di Grand Hyatt, jakarta, Kamis (6/8/2015), Martin Elbourne dan Laurie Hilditch, kembali menegaskan kesungguhan dukungan Eurofighter terhadap Pemerintah Indonesia. Elbourne menyatakan, program yang ditawarkan Eurofighter kepada Indonesia tidak hanya terbatas pada penawaran satu skadron jet tempurTyphoon (16 unit) saja, namun lebih dari itu adalah membangun kerja sama jangka panjang. “Kami datang ke sini bukan hanya menawarkan 16 pesawat Typhoon dan setelah itu pergi. Tapi lebih besar dari itu adalah membangun kemitraan industri dirgantara termasuk membangun sumber daya manusia di sini,” paparnya.
Sementara Hilditch menyampaikan performa Typhoon yang sangat pas untuk menjaga ruang udara dan mendukung visi kemaritiman Indonesia. “Pesawat ini memiliki berbagai keunggulan untuk melaksanakan tugas pengamanan kemaritiman Indonesia,” ujar mantan penerbang tempur dan pilot uji di Angkatan Udara Inggris dengan pangkat terakhir Group Captain (Kolonel) tersebut.
Kementerian Pertahanan RI saat ini tengah menjajaki sejumlah pesawat tempur yang ditawarkan kepada Indonesia, termasuk Eurofighter Typhoon, untuk menggantikan F-5E/F Tiger II yang akan segera dipensiunkan dari dinasnya di Skadron Udara 14, Lanud Iswahjudi, Magetan. Untuk memilih jet tempur mana yang paling pas, Indonesia mempunyai berbagai persyaratan. Salah satunya bahwa pembelian alutsista dari luar negeri harus dibarengi dengan alih teknologi guna membangun kemandirian bangsa di masa mendatang.
Sumber: Angkasa
0 comments:
Post a Comment