Thales memperkenalkan misil baru, varian precision-guided Lightweight Multirole (LLM), untuk diintegrasikan dengan unmanned air vehicle (UAV) jarak jauh, 14/07/2014.
Thales menggandeng Textron Systems sekitar 8 bulan lalu untuk mengintegrasikan amunisi 6 kg ke badan UAV, dan mereka sekarang siap membawanya ke pasar.
Misil yang dilepas dari UAV ini memiliki panjang 70 cm, lebar 7,6 cm dengan membawa hulu ledak 2 kg, untuk melakukan serangan persisi -termasuk untuk menghantam kendaraan militer- yang memiliki sistem navigasi internal, seperti semi-active laser guidance.
Juni ini telah diumumkan bahwa Thales akan mennyuplai helikopter serang AgustaWesland Wilcat Angkatan Laut Inggris, dengan misil LLM ini, terkait program the Future Anti-Surface Guided Weapons Light (FASGW-L). Misil LLM akan menyediakan rudal kelas ringan bagi Angkatan Laut Inggris, untuk menghadapi kapal boat, kapal cepat serta target kecil lainnya.
“Saat ini ada celah di market, dan ada kebutuhan untuk memenuhinya”, ujar Direktur Marketing Thales Inggris, Ricky Adair.
Adair mengatakan, UAV telah terbukti kegunaannya sebagai aset inteligen, surveillance dan reconnaissance, namun pengguna membutuhkan kemampuan tambahan dari UAV -khususnya dikaitkan mahalnya harga bantuan udara (close air support) yang menggunakan pesawat.
“Kami bekerja tanpa mengenal rasa lelah, untuk membuktikan kemampuan tersebut”, ujar Adair.
Perusahaan Thales bisa menyediakan misil LLM, 12 bulan sejak pemesanan dan saat ini segera melakukan uji coba untuk melayani konsumen potensial.
Textron adalah perusahaan UAV yang juga memasok RQ-7 Shadow untuk Angkatan Darat serta Marinir AS dan juga Aerosonde – design XMQ-19A yang digunakan Amerika Serikat.
Sumber : JKGR
0 comments:
Post a Comment