Keberadaan segenap prajurit TNI harus dapat memberikan rasa aman dan nyaman kepada masyarakat di sekelilingnya, dengan bersungguh-sungguh memegang komitmen netralitas, dalam konteks penyelenggaraan Pemilu 2014, yang telah menjadi keputusan Mahkamah Konstitusi. Demokrasi yang telah dibangun dengan susah payah dan pengorbanan ini harus didukung oleh stabilitas, guna dapat melanjutkan pembangunan nasional. Demikian dikatakan Panglima TNI Jenderal TNI Dr. Moeldoko dalam amanatnya yang dibacakan Pa Sahli Tk. III Bid. Banusia Panglima TNI Mayjen TNI Mudjiono, S.E. (selaku Irup) pada upacara bendera tujuh belasan di Lapangan Upacara Mabes TNI Cilangkap, Jakarta, Kamis (17/7/2014).
“TNI sama sekali tidak menginginkan adanya tindakan kelompok-kelompok tertentu, yang ingin mengganggu stabilitas nasional dan merusak struktur sosial yang telah dibangun dengan baik, khususnya terkait dengan penyelenggaraan Pilpres 2014 yang telah memasuki tahapan krusial penghitungan dan pemungutan hasil pemungutan suara”, lanjut Panglima TNI.
“Bila gangguan stabilitas itu terjadi, TNI bertekad kuat dengan segala resiko yang terjadi akan bertindak tegas dalam menyelamatkan masyarakat, bangsa dan negara”, ujar Panglima TNI.
Di samping netral dalam Pemilu, para prajurit juga harus netral, tegas dan tidak boleh ragu-ragu, dengan tetap melaksanakan aksi secara terukur, terkendali dan profesional dalam mengatasi ancaman dan gangguan. Artinya prajurit tidak boleh pilih kasih, tidak boleh pandang bulu dalam mengambil tindakan terhadap siapapun yang berniat mengganggu stabilitas nasional. TNI berharap pelaksanaan Pilpres 2014 hingga pelantikan Presiden terpilih dapat berlangsung dengan tertib, lancar, aman dan damai.
Di akhir amanatnya Panglima TNI mengingatkan, jaga soliditas dan jangan terpengaruh oleh provokasi-provokasi klasik, yang dimainkan kelompok-kelompok kepentingan tertentu, dan jaga kesiapsiagaan satuan sesuai dengan tingkatan yang telah ditetapkan. “Laksanakan tugas sebaik-baiknya, dengan dilandasi keimanan, semangat, ketulusan dan penuh dedikasi, sehingga dapat memberikan nilai ibadah bagi masing-masing kita sekalian,” imbuhnya.
Panglima TNI Perintahkan Prajurit Gunakan Peluru Hampa
Panglima TNI Jenderal Moeldoko melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke beberapa satuan terkait persiapan menghadapi pengamanan Pilpres 9 Juli lalu.
Moeldoko melakukan sidak di empat tempat, yaitu Markas Kostrad Gambir, Batalyon Komando 461 Paskhas Halim Perdanakusuma, Markas Kopassus Cijantung, dan Markas Marinir Cilandak.
"Dalam menghadapi situasi apapun, apabila terjadi hal krusial saya perintahkan tidak ada prajurit yang membawa amunisi tajam, saya hanya menginstruksikan amunisi hampa dan karet,” kata Moeldoko pada saat melakukan inspeksi kesiapan pasukan pengamanan Pilpres 2014 di Jakarta dalam siaran pers Puspen TNI, Rabu (16/7).
Mantan KSAD tersebut mengintruksikan kepada prajurit TNI agar tetap menggunakan amunisi hampa dan karet dalam membantu pengamananan Pilpres, meski dalam kondisi krusial sekalipun. "Dan, saya tegaskan bila ditemukan ada penggunaan peluru tajam, maka diyakinkannya bukanlah tindakan TNI,” ujarnya.
Moeldoko melanjutkan, "Kalian tidak perlu ragu bertindak sepanjang mengikuti perintah TNI. Netral, tegas dan profesional, sepanjang itu dilakukan maka Panglima TNI akan bertanggung jawab. Pelihara kesiapan, saya yakin TNI selalu menentukan dalam mengawal bangsa, ingat itu.
"Mantan wakil gubernur Lemhannas itu mengatakan bahwa seluruh prajurit agar tidak ragu dalam melakukan tugasnya untuk membantu pengamanan Pilpres. "Sebagai prajurit patriot sejati kepentingan negara di atas segala-galanya.
Melindungi dan mengayomi di atas segala-galanya. Untuk itu, saya minta kesiap siagaannya dalam posisi diri," ujarnya.
Bagi prajurit, kata dia, mengorbankan dirinya adalah hal biasa untuk kepentingan bangsa dan negara. Untuk itu, ia mengimbau, supaya seluruh prajruit TNI memberikan segalanya kepada negara.
Dalam kondisi saat ini maka semua situasi harus teranalisis dengan baik sehingga pengamanan tidak berlangsung secara mendadak. “Saya mengimbau seluruh personel TNI mengikuti perkembangan Pilpres dengan sebaik-baiknya.”
Moeldoko melakukan sidak di empat tempat, yaitu Markas Kostrad Gambir, Batalyon Komando 461 Paskhas Halim Perdanakusuma, Markas Kopassus Cijantung, dan Markas Marinir Cilandak.
"Dalam menghadapi situasi apapun, apabila terjadi hal krusial saya perintahkan tidak ada prajurit yang membawa amunisi tajam, saya hanya menginstruksikan amunisi hampa dan karet,” kata Moeldoko pada saat melakukan inspeksi kesiapan pasukan pengamanan Pilpres 2014 di Jakarta dalam siaran pers Puspen TNI, Rabu (16/7).
Mantan KSAD tersebut mengintruksikan kepada prajurit TNI agar tetap menggunakan amunisi hampa dan karet dalam membantu pengamananan Pilpres, meski dalam kondisi krusial sekalipun. "Dan, saya tegaskan bila ditemukan ada penggunaan peluru tajam, maka diyakinkannya bukanlah tindakan TNI,” ujarnya.
Moeldoko melanjutkan, "Kalian tidak perlu ragu bertindak sepanjang mengikuti perintah TNI. Netral, tegas dan profesional, sepanjang itu dilakukan maka Panglima TNI akan bertanggung jawab. Pelihara kesiapan, saya yakin TNI selalu menentukan dalam mengawal bangsa, ingat itu.
"Mantan wakil gubernur Lemhannas itu mengatakan bahwa seluruh prajurit agar tidak ragu dalam melakukan tugasnya untuk membantu pengamanan Pilpres. "Sebagai prajurit patriot sejati kepentingan negara di atas segala-galanya.
Melindungi dan mengayomi di atas segala-galanya. Untuk itu, saya minta kesiap siagaannya dalam posisi diri," ujarnya.
Bagi prajurit, kata dia, mengorbankan dirinya adalah hal biasa untuk kepentingan bangsa dan negara. Untuk itu, ia mengimbau, supaya seluruh prajruit TNI memberikan segalanya kepada negara.
Dalam kondisi saat ini maka semua situasi harus teranalisis dengan baik sehingga pengamanan tidak berlangsung secara mendadak. “Saya mengimbau seluruh personel TNI mengikuti perkembangan Pilpres dengan sebaik-baiknya.”
Sumber : SCTV
0 comments:
Post a Comment