ANGKASA.CO.ID - Konsorsium produsen jet tempur Eropa, Eurofighter, menawarkan berbagai kemudahan kepada Indonesia terkait tawaran penjualan jet tempur unggulan mereka Eurofighter Typhoon. Tim Eurofighter kembali hadir di Jakarta dan menyelenggarakan “MasterClass Fighter Jet” bagi sejumlah media di Jakarta, Selasa (14/4/2015), setelah sebelumnya hadir dalam ajang Indo Defence, November tahun lalu.
Head of Industrial Offset Eurofighter, Martin Elbourne, menyatakan, Eurofighter memberikan keleluasaan kepada PT Dirgantara Indonesia (PTDI) sebagai mitra kerja untuk melaksanakan perakitan penuh jet tempur Typhoon di Indonesia. Ia bahkan menyampaikan ide seandainya Indonesia tertarik untuk membuat tangki bahan bakar konformal (CFT) bila itu diperlukan oleh Indonesia untuk memperbesar jangkauan terbang Typhoon. “Kami tawarkan bila Indonesia merasa perlu untuk membuat CFT bagi Typhoon sehubungan wilayah Indonesia yang sangat luas. Nantinya CFT ini bisa dipakai khusus untuk Typhoon Indonesia atau dijual kepada para pengguna Typhoon di negara lainnya,” ujar Elbourne. “Tidak hanya CFT, komponen lain pun, sayap misalnya, bila Indonesia merasa perlu untuk membuatnya maka akan kami berikan keleluasaan,” tambahnya lagi.
Ofset dan transfer teknologi yang akan diterima Indonesia bila membeli Typhoon, lanjut Elbourne, merupakan kompensasi yang akan diberikan Eurofighter. Eurofighter mengutamakan visi jangka panjang dalam hubungan ini yang akan menguntungkan Indonesia dalam penyerapan teknologi, investasi infrastruktur, dan sumber daya manusia. Selain dapat melaksanakan perakitan penuh, Indonesia juga berhak melakukan integrasi sistem, uji terbang, dan pengujian lainnya. Pilot Indonesia pun bisa dididik menjadi pilot uji Typhoon.
Dalam kesempatan tersebut, Paul Smith, pilot uji dan instruktur Typhoon, turut membeberkan berbagai keunggulan jet tempur swing-role Typhoon yang sudah digunakan oleh tujuh operator di dunia dengan produksi pesawat hingga saat ini mencapai 427 unit. Beberapa keunggulan Typhoon antara lain angka Thrust to Weight Ratio yang tinggi, wing loading yang rendah, dan kemampuan bawa beragam senjata modern di 13 cantelan senjatanya. Typhoon juga memiliki kemampuan super cruise yang sangat berguna dalam melaksanakan misi pertempuran udara maupun misi lainnya. “Dengan berbagai parameter yang dimilikinya, Typhoon merupakan jet tempur yang andal baik untuk pertempuran jarak jauh (BVR) maupun jarak dekat,” ujarnya. “Pesawat ini memiliki kemampuan menanjak dan akselerasi kecepatan yang sangat mengagumkan,” tambahnya.
Di medan pertempuran, Typhoon juga sudah menunjukkan kiprahnya sehingga dapat dicap combat proven. Antara lain dalam misi serangan darat di Libya (2011) serta di Yaman baru-baru ini. Typhoon juga dapat berbangga diri karena sudah mampu mengalahkan F-22 Raptor dalam latihan Red Flag beberapa waktu lalu. Paul Smith menunjukkan tanda “Raptor Killer” yang dibubuhkan di badan salah satu Typhoon dalam slide paparannya.
Joe Parker, Direktur Ekspor Eurofighter, menyatakan, dari sisi pengoperasian hingga saat ini Typhoon telah membukukan 500.000 jam terbang untuk penggunaan mesinnya dan belum ditemukan kegagalan dalam pengoperasiannya tersebut. Dengan demikian tidak mengherankan bila ia menyebut kesiapan Typhoon dalam pengoperasiannya mencapai angka 95% dengan cost reduction 20% setelah penggunaan 500 jam terbang.
Parker juga menandaskan, dengan Indonesia membeli Typhoon, maka kerja sama kemitraan produksi antara Eurofighter dengan PTDI akan meneruskan sejarah kemitraan Airbus dengan PT DI yang ditandai dengan produksi bersama NC212 (1976), CN235 (1983), CN95 (2011), dan Eurofighter Typhoon yang diprediksi dapat dimulai tahun 2018. “Kerja sama produksi Typhoon antara Eurofighter dengan PTDI akan menguntungkan Indonesia sebagai fondasi untuk membuat jet tempur mandiri, kemampuan pemeliharaan dalam negeri, dan pengembangan lainnya,” tegasnya. Sebagaimana diketahui Airbus Defence and Space memiliki saham 46 persen di konsorsium Eurofighter.
Tim Eurofighter menganggap tepat bila Indonesia membeli jet tempur Typhoon yang ditenagai dua mesin EJ200 ini untuk kebutuhan masa kini dan yang akan datang. Dikatakan, jet tempur Typhoon mampu memenuhi kebutuhan TNI Angkatan Udara akan pesawat superioritas udara, pencegat, dan pengaman kemaritiman.
Sumber : Angkasa
0 comments:
Post a Comment