TNI Angkatan Udara (AU) menginginkan agar pesawat tempur yang lebih
canggih bisa menggantikan pesawat F-5 Tiger yang memasuki masa pensiun,
seperti Sukhoi Su-35 buatan Rusia.
"Kalau F-16 yang Block 60 mungkin. Kalau dari Timur atau Rusia kalau bisa Sukhoi Su-35," kata Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal Madya TNI Agus Supriatna usai membuka Rapim TNI AU di Mabesau Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu, 4 Februari 2015.
KSAU menilai, pesawat tempur Sukhoi Su-35 buatan Rusia memenuhi spesifikasi dan persyaratan untuk melengkapi kekuatan TNI AU.
"Mudah-mudahan (pengadaan pesawat Sukhoi Su-35) disetujui oleh pemerintah. Semua boleh menawarkan (pesawat), tapi keinginan kita sebagai orang-orang operasional ingin kalau bisa pesawat generasi 4 ke atas," ujar Agus.
Selain itu, alasan TNI AU menginginkan pesawat Sukhoi Su-35 karena perawatan pesawat lebih mudah dilakukan. Hal ini mengingat TNI AU yang telah lama mengoperasikan Su-27 dan Su-30MK2.
"Supaya tidak merepotkan teknisi kita juga, jadi kalau bisa pesawat yang sudah ada meningkat lagi generasinya, maka kita lebih baik beli itu," tuturnya.
"Kalau F-16 yang Block 60 mungkin. Kalau dari Timur atau Rusia kalau bisa Sukhoi Su-35," kata Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal Madya TNI Agus Supriatna usai membuka Rapim TNI AU di Mabesau Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu, 4 Februari 2015.
KSAU menilai, pesawat tempur Sukhoi Su-35 buatan Rusia memenuhi spesifikasi dan persyaratan untuk melengkapi kekuatan TNI AU.
"Mudah-mudahan (pengadaan pesawat Sukhoi Su-35) disetujui oleh pemerintah. Semua boleh menawarkan (pesawat), tapi keinginan kita sebagai orang-orang operasional ingin kalau bisa pesawat generasi 4 ke atas," ujar Agus.
Selain itu, alasan TNI AU menginginkan pesawat Sukhoi Su-35 karena perawatan pesawat lebih mudah dilakukan. Hal ini mengingat TNI AU yang telah lama mengoperasikan Su-27 dan Su-30MK2.
"Supaya tidak merepotkan teknisi kita juga, jadi kalau bisa pesawat yang sudah ada meningkat lagi generasinya, maka kita lebih baik beli itu," tuturnya.
"Kami berharap kesepakatan untuk pembelian Su-35 dapat terealisasi. Kerjasama militer antar kedua negara telah berlangsung sejak lama. Kami ingin mempertahankannya," kata Duta Besar Rusia untuk Indonesia Mikhail Galuzin akhir bulan lalu.
Galuzin menambahkan bahwa pemerintah Rusia juga menyatakan kesiapannya seandainya Indonesia memutuskan untuk membeli Su-35.
Selain itu, Galuzin menunjukkan bahwa ada juga potensi kerjasama yang akan dicapai kedua negara di berbagai bidang, seperti konstruksi, militer, dan energi nuklir.
"Rusia percaya bahwa ada potensi untuk bekerjasama dengan Indonesia dalam bidang pembangunan dan sektor militer. Juga, jika Indonesia bersedia, kami siap membantu dalam pengembangan energi nuklir untuk tujuan damai," kata Galuzin.
Pemerintah saat ini masih mempertimbangkan jenis pesawat tempur yang akan menggantikan armada F-5E Tiger TNI AU. Panglima TNI Moeldoko sebelumnya mengungkapkan beberapa opsi pengganti F-5E Tiger, seperti, Su-35, Eurofighter Typhoon, SAAB JAS-39 Gripen, dan F-16 Block 52+.
0 comments:
Post a Comment