MLRS Astros II Mk-6 menggunakan basis kendaraan truk 6x6 Tatra T815-790R39 sebagai kendaraan peluncur roketnya, sedangkan kendaraan pendukung menggunakan basis truk 4x4 Tatra T815-7A0R59. Sebelumnya digunakan truk 6x6 Mercedes Benz tipe 2028A (photo : Kompas)
Awal Agustus mendatang, 13 dari 38 kendaraan sistem peluncur roket multilaras (MLRS) Astros II MK-6 buatan perusahaan Avibras, Brasil, tiba di Jakarta. Kendaraan MLRS yang berpenggerak enam roda (6 x 6) itu memiliki kemampuan meluncurkan 24 roket dengan daya jangkau dari belasan kilometer hingga 300 kilometer.
Namun, kali ini yang akan dibahas bukanlah mengenai kemampuan roket yang diluncurkan, melainkan tentang kendaraan 6 x 6 yang memanggul kontainer peluncur roket itu. Di masa lalu, Avibras mendatangkan kendaraan 6 x 6-nya dari Mercedes Benz, Jerman. Akan tetapi, kali ini, Avibras memesannya dari Ceko, tepatnya dari perusahaan Tatra.
Chasis Tatra T-815 6x6 (photo : Tatra)
Avibras memesan chassis, mesin, dan suspensi independen dari Tatra. Mesin yang dipesan adalah mesin diesel berkapasitas 12.7 liter (12.700 cc), 8 silinder dalam konfigurasi V (V8), OHV (over-head camshaft), natural aspirated (tidak menggunakan turbocharge), dan menggunakan sistem pendinginan udara (air cooled).
Dari jenisnya, mesin diesel Tatra itu bukanlah mesin diesel dengan teknologi yang terbaru. Malah bisa dikatakan bahwa mesin diesel itu adalah mesin diesel dengan teknologi yang sederhana. Namun, kesederhanaan itu pula yang justru menjadi kekuatannya. Oleh karena mudah perawatannya dan mudah pula perbaikannya. Hal itu sangat penting dalam peperangan. Sistem pendinginan udara untuk mendinginkan mesin mungkin tidak sesempurna sistem pendinginan air yang menggunakan radiator, tetapi perawatannya jauh lebih mudah.
Ujicoba peluncur roket 6x6 Astros II Mk-6 dilakukan di Brasil karena belum ada tempat latihan di Indonesia yang mempunyai jarak steril 40 km sesuai dengan kemampuan MLRS Astros II ini (photo : Kompas)
Yang membuat Avibras memilih Tatra adalah karena suspensi independen yang diterapkan pada tiap roda. Dengan demikian, setiap roda akan bergerak secara independen (bebas) sesuai dengan rintangan yang dihadapi roda. Suspensi seperti itu sangat diperlukan untuk melintasi medan offroad, apalagi Tatra menggunakan sistem penggerak enam roda.
Chassis, mesin, dan suspensi yang diterima Avibras di pabriknya di Sao Jose dos Campos, di luar kota Sao Paolo, dilengkapi dengan sistem hidrolik (pneumatic). Itu membuat ketinggian bagian bawah kendaraan dari permukaan tanah (ground clearance) tetap sama walaupun kendaraan melintas di permukaan tanah yang bergelombang. Ketinggian bagian bawah kendaraan dari permukaan tanah juga dapat diatur. Ditinggikan saat akan melintas genangan air (sungai kecil) atau direndahkan pada saat akan memasuki kabin pesawat angkut militer Hercules C130.
Chasis Tatra T-815 4x4 (photo : Tatra)
Kendaraan lapis baja
Avibras kemudian membangunnya menjadi kendaraan lapis baja tahan peluru. Selain dipasangi pelat baja yang tahan peluru, Avibras juga menggunakan kaca tahan peluru.
Setiap bagian diperiksa secara hati-hati untuk menjamin kekuatan kendaraan itu dalam menahan tembakan peluru kaliber 7,62 mm.
Dengan menggunakan tangki bahan bakar tahan peluru berkapasitas 200 liter, kendaraan MLRS Astros II MK-6 memiliki daya jelajah 480 kilometer, dalam sekali pengisian tanki hingga penuh. Mobil yang mesinnya menghasilkan tenaga maksimum 280-320 PK itu dapat dipacu hingga kecepatan maksimum 100 kilometer per jam di jalan raya.
Kendaraan berbobot 24 ton itu juga menggunakan ban khusus, yaitu run flat tires. Ban jenis itu memungkinkan kendaraan tetap melaju sejauh 200 kilometer walaupun ban dalam keadaan pecah (gembos) akibat tembakan atau terkena ranjau.
(Kompas)
0 comments:
Post a Comment