Komando
Latihan Komando Armada RI Kawasan Barat (Kolat Koarmabar) memberikan
pelatihan kepada 86 personel untuk disiapkan sebagai Calon Pengawak
(Cawak) Kapal Bantu Cair Minyak (BCM). Kegiatan diawali dengan upacara
pembukaan yang dipimpin Wakil Komandan (Wadan) Kolatarmabar Letkol Laut
(P) Arief Rustaman mewakili Dankolatarmabar Kolonel Laut (P) Gregorius
Agung W.D., di Gedung Nanggala Markas Komando (Mako) Kolat Koarmabar,
Jalan Gunung Sahari No. 67 Jakarta Pusat, Senin (8/9/2014).
Dankolatarmabar Kolonel Laut (P) Gregorius Agung W.D., dalam amanatnya antara lain mengatakan, dalam upaya pembangunan kekuatan pertahanan dan percepatan pembangunan kekuatan dasar minimum, pemerintah mengutamakan pengadaan alutsista hasil produksi industri dalam negeri. Melalui kerja sama antara Kementerian Pertahanan dengan Industri Strategis Pertahanan Nasional (ISPN) tentang kebutuhan alutsista TNI-AL berupa pembangunan kapal perang yang dalam prosesnya akan terjadi transfer of technology.
Dengan demikian diharapkan turut membantu pengembangan perkapalan nasional sehingga modernisasi dan percepatan pembangunan kekuatan dasar minimum dan pengembangan industri pertahanan dapat dicapai. Oleh karena itu, program pengadaan kapal BCM yang dibuat di galangan kapal PT. Dok Kodja Bahari (Persero) Jakarta merupakan program yang strategis untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
Lebih lanjut Dankolatarmabar menyampaikan bahwa kegiatan pelatihan cawak kapal BCM di Kolat Koarmabar ini dalam rangka untuk memberikan bekal awal pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan bagi cawak kapal BCM untuk mengawaki alutsista baru. Hal ini dimaksudkan agar para cawak kapal BCM memiliki profesionalisme dan kompentensi yang dapat diandalkan.
Mengakhiri amanatnya Dankolatarmabar memberikan penekanan kepada para Cawak kapal BCM untuk meningkatkan profesionalitas tidak cukup hanya melalui keterampilan serta pengetahuan yang didapat melalui pendidikan atau latihan formal saja. Pendidikan dan latihan hanyalah merupakan pembekalan awal, oleh karena itu para peserta pelatihan harus mampu meningkatkan pengetahuan secara terus menerus sehingga nantinya akan mampu menghadapi tugas di masa mendatang.
Dankolatarmabar Kolonel Laut (P) Gregorius Agung W.D., dalam amanatnya antara lain mengatakan, dalam upaya pembangunan kekuatan pertahanan dan percepatan pembangunan kekuatan dasar minimum, pemerintah mengutamakan pengadaan alutsista hasil produksi industri dalam negeri. Melalui kerja sama antara Kementerian Pertahanan dengan Industri Strategis Pertahanan Nasional (ISPN) tentang kebutuhan alutsista TNI-AL berupa pembangunan kapal perang yang dalam prosesnya akan terjadi transfer of technology.
Dengan demikian diharapkan turut membantu pengembangan perkapalan nasional sehingga modernisasi dan percepatan pembangunan kekuatan dasar minimum dan pengembangan industri pertahanan dapat dicapai. Oleh karena itu, program pengadaan kapal BCM yang dibuat di galangan kapal PT. Dok Kodja Bahari (Persero) Jakarta merupakan program yang strategis untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
Lebih lanjut Dankolatarmabar menyampaikan bahwa kegiatan pelatihan cawak kapal BCM di Kolat Koarmabar ini dalam rangka untuk memberikan bekal awal pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan bagi cawak kapal BCM untuk mengawaki alutsista baru. Hal ini dimaksudkan agar para cawak kapal BCM memiliki profesionalisme dan kompentensi yang dapat diandalkan.
Mengakhiri amanatnya Dankolatarmabar memberikan penekanan kepada para Cawak kapal BCM untuk meningkatkan profesionalitas tidak cukup hanya melalui keterampilan serta pengetahuan yang didapat melalui pendidikan atau latihan formal saja. Pendidikan dan latihan hanyalah merupakan pembekalan awal, oleh karena itu para peserta pelatihan harus mampu meningkatkan pengetahuan secara terus menerus sehingga nantinya akan mampu menghadapi tugas di masa mendatang.
Sumber : TNI AL
0 comments:
Post a Comment