Radar-radar pertahanan udara TNI AU di wilayah timur berkedip-kedip. Mereka menangkap pesawat tanpa izin melintas di atas wilayah Indonesia.
Pusat Pengendali Ruang Udara Makassar juga menyatakan pada pukul 07.41 WITA adapesawat tipe BE-55 dengan callsign VH-RLS masuk wilayah Indonesia. Pesawat mencurigakan itu diduga tanpa izin dan dokumen resmi.
Pesawat yang dikemudikan dua awak tersebut mengambil rute penerbangan dari Darwin ke Cebu (Philipina) melalui jalur udara A-461, Kamis (22/10).
Panglima Kosekhanudnas II Marsma TNI Tatang Harlyansyah langsung memerintahkan Kolonel Pnb Fajar Adriyanto untuk menyiapkan pesawat penyergap Sukhoi Su-27/30 di Lanud Sultan Hasanuddin.
Dalam waktu singkat, dua pesawat pemburu TNI AU ini langsung menemukan pesawat Australia tak berizin itu. Mereka pun mengambil tindakan tegas karena pesawat Australia sudah masuk wilayah RI. Pesawat dipaksa mendarat di Manado.
Pilot Australia sempat menolak turun
Pukul 09.02 WITA Thunder Flight dengan cepat tinggal landas menuju sasaran, dan pada pukul 10.38 berhasil menyergap pesawat sasaran pada posisi 150 Nm , pada ketinggian 10 ribu kaki dan kecepatan 170 knots di sebelah selatan Manado.
Setelah menerima laporan dari flight leader Sukhoi tentang pesawat yang disergap, selanjutnya Pangkosek II memerintahkan untuk melakukan pemaksaan mendarat (Force Down) ke Lanud Samratulangi Manado.
"Semula pesawat propeller bermesin ganda jenis Beechcraft 95 dengan registrasi VH-RLS (Australia) tersebut tidak mau menurut dan tetap terbang ke arah Philipina," jelas Kadispen TNI AU Marsekal Pertama Hadi Tjahjanto.
Namun setelah dipaksa dan didekati oleh Sukhoi untuk mengarah ke Manado, akhirnya pesawat tersebut mau menurut dan mendarat di Lanud Sam Ratulangi Manado pada jam 11.29 WITA.
"Saya posisinya intercept sebelah kiri dan teman saya di belakang dengan posisi siap menembak. Saya tanyakan surat resminya lewat radio, ternyata mereka tidak punya," kata Lettu Wanda, salah satu penerbang Sukhoi.
Dengan tegas dia menegur pilot pesawat Australia tersebut dengan nada tinggi. "Kamu harus mendarat di Manado! Itu pun saya tunjukin bahwa saya punya senjata. Saya mendekat, dekat sekali," lanjutnya.
Melihat pesawat tempur bersenjata canggih tersebut, awak pesawat asing inipun ciut dan memutuskan ikut arahan dan mendarat di Lanud Sam Ratulangi Manado. Saat dipaksa mendarat darurat pun, mereka bersikap cukup kooperatif dan mengikuti arahan Sukhoi.
"Setelah mendarat, saya melakukan circling di udara untuk memastikan pesawat itu benar-benar berhenti. Itu sudah prosedur kita. Takutnya dia terbang lagi," katanya.
Diinterograsi polisi militer
"Mereka tak punya izin melintas di wilayah kita, namun mereka hanya bermaksud membawapesawat tersebut kepada pembelinya di Filipina," ujar Danlanud Manado Kolonel (Penerb) Hesly Paat.
Namun Paat tidak mengizinkan wartawan untuk melakukan wawancara dengan kedua awakpesawat tersebut.
Sementara, pesawat sipil jenis Propeller yang diamankan personil TNI ini masih terparkir di Lanud Sam Ratulangi Manado berdekatan dengan 2 buah pesawat Sukhoi yang menggiringnya.
Janji TNI AU lindungi udara Indonesia
"Jajaran TNI Angkatan Udara selalu siap siaga senantiasa mengawal ruang udara Indonesia untuk mengamankan kedaulatan dan kepentingan negara di udara demi keamanan nasional Indonesia," tegas Kadispen TNI AU Marsekal Pertama Hadi Tjahjanto.
Sementara itu Komandan Lanud Sam Ratulangi, Kolonel (Penerb) Hesly Paat memberikan keterangan serupa.
"Mereka tak memiliki izin melintas di wilayah kita sehingga sudah menjadi tugas pokok TNI untuk mengamankan wilayah NKRI," kata Danlanud Sam Ratulangi Kolonel (Pnb) Hesly Paat.
Menurut Paat, jika pesawat tak mau turun, TNI AU tak segan-segan menembak jatuh setiap pesawat asing yang melanggar.
0 comments:
Post a Comment