Kami akan mempertahankan negeri ini sampai ujung timur Indonesia sekalipun.
Ucapan itulah yang muncul di benak kami sesaat pesawat T-50i Golden Eagle menapakkan kakinya di bumi Sentani, Jayapura. Hari itu, 25 Agustus 2014, satu flight T-50i dipimpin Komandan Skadron Udara 15 Letkol Pnb Wastum “Conda” tiba di Lanud Saleh Basarah, Jayapura. Tiga pesawat T-50i yang berkelir camo menempuh jarak kurang lebih 3.700 km. Satu hari sebelumnya kami berangkat dari homebase di Lanud Iswahjudi, Madiun dengan rute Iswahjudi-Makasar-Manado-Biak-Jayapura.
Rasa lelah setelah menempuh perjalanan panjang dan cukup menantang ini langsung sirna saat pesawat taxiing menuju Military Apron Lanud Jayapura. Kami disambut lambaian tangan dan senyuman warga yang bermukim di sekitar Bandara Sentani. Memang sudah cukup lama pesawat tempur TNI AU tidak mendarat di Jayapura, sehingga menjadi hal baru bagi masyarakat melihat keberadaan pesawat tempur khususnya T-50i yang belum genap setahun dioperasikan Skadron 15. Pesawat ini diterima secara resmi Pemerintah Indonesia pada 13 Februari 2014.
Penerbangan ke Jayapura tidak hanya pengalaman baru bagi T-50i, sekaligus misi pertama keluar dari Pulau Jawa. Sebelumnya kami melaksanakan misi hanya di Jawa seperti HUT TNI 5 Oktober 2013 di Jakarta, Latgab TNI Juni 2014 di Surabaya, flypast Prasetya Perwira Akademi TNI Juli 2014 di Akademi Angkatan Udara Yogyakarta serta flypast HUT RI ke 69 di atas Istana Negara satu minggu sebelum berangkat ke Jayapura. Hal ini dapat dijadikan indikator kemampuan dan reliability bahwa T-50i dapat beroperasi ke seluruh wilayah Indonesia.
Perkasa D-14
Di layar monitor tertangkap dua titik mencurigakan yang bergerak memasuki wilayah Indonesia pada jarak 200 Nm dari arah timur laut Satuan Radar 242 Tanjung Warari, Biak. temuan tersebut kemudian dilaporkan kepada Pangkosekhanudnas IV yang segera memerintahkan untuk dilaksanakan pengamatan secara ketat dan penelusuran terhadap sasaran.
Penelusuran dilakukan ke Mabes TNI dan Kementrian Luar Negeri terkait Flight Clearance (FC) sasaran, yang ternyata tidak ada. Karena itu sasaran dinyatakan sebagai sasaran tidak dikenal (Lasa X). Pangkosek IV menaikkan tingkat kesiagaan menjadi Siaga 1 Waspada Merah dan Siap Tempur 1 serta memerintahkan Flight Sukhoi (tiga pesawat) scramble dari Lanud Manuhua, Biak untuk melaksanakan identifikasi secara visual, dilanjutkan pengusiran, pemaksaan mendarat ataupun melaksanakan penghancuran dengan dasar perintah komando atas apabila Lasa X menunjukkan sikap tidak bersahabat yang bisa membahayakan maupun mengancam pesawat kita sendiri.
Sumber : Angkasa
0 comments:
Post a Comment