Kepala
Staf Komando Lintas Laut Militer (Kaskolinlamil) Laksamana Pertama TNI
Karma Suta, S.E., memimpin pelaksanaan upacara penurunan ular-ular
perang KRI Tanjung Fatagar-974 yang merupakan salah satu unsur kapal
perang TNI Angkatan Laut di jajaran Komando Lintas Laut Militer
(Kolinlamil) sekaligus menandai berakhirnya pengabdian sebagai Kapal
Perang Republik Indonesia (KRI), bertempat di Dermaga Semampir Koarmatim
ujung Surabaya, Rabu (15/10).
Upacara militer yang dikomandani oleh Letkol Laut (P) Arief Rahmat Bintoro yang sehari-hari bertugas sebagai Komandan KRI Teluk Parigi-539, Kaskolinlamil saat membacakan sambutan Pangkolinlamil Laksamana Muda TNI Arie H. Sembiring yang mengatakan, bahwa ular-ular perang merupakan salah satu sarat sebuah kapal menjadi suatu kapal perang yang selalu berkibar di tiang gafel, oleh sebab itu saat ini dapat dijadikan sebagai suatu peristiwa resmi yang menandakan berakhirnya perjalanan sejarah pengabdian sebuah KRI Tanjung Fatagar-974 sebagai unsur kekuatan TNI Angkatan Laut.
Lebih lanjut Kaskolinlamil menjelaskan, bahwa KRI Tanjung Fatagar-974 sebelumnya merupakan kapal Pelni yang bernama KM Rinjani dengan melayani rute pelayaran dalam negeri selama 21 tahun. Kapal ini dibuat di Galangan JOS L Meyer Papenburg Jerman pada 3 Oktober 1983 yang memulai peluncurannya pada 18 Februari 1984. Kemudian dihibahkan kepada TNI Angkatan Laut pada 20 Juli 2005, selanjutnya memperkuat jajaran Kolinlamil sebagai kapal bantu angkut personel dalam operasinya untuk mendukung pergeseran personel dan material untuk Operasi Militer untuk Perang (OMP) maupun Operasi Militer Selain Perang (OMSP). Mengingat KRI TFG-974 saat ini telah melebihi maksimal batas usianya, untuk itu sudah layak diistirahatkan dalam kenangan bangsa yang penuh dengan kebanggaan dan kejayaan TNI Angkatan Laut.
Dalam upacara penurunan ular-ular perang kapal yang memiliki ukuran panjang seluruh 144 m, lebar 23 m, draft 5,9 m, DWT 3400 ton, GRT 3947,80 ton, dan NRT 8583,82 ton tersebut turut dihadiri oleh Kasarmatim, Danguspurlatim, Wakil Gubernur Akademi Angkatan Laut, Wadan Kobangdikal, Dan Lantamal V, Dan Pusdik Opsla, mantan Komandan KRI TFG-974 serta perwira, bintara, tamtama prajurit Satlinlamil Surabaya.
Upacara militer yang dikomandani oleh Letkol Laut (P) Arief Rahmat Bintoro yang sehari-hari bertugas sebagai Komandan KRI Teluk Parigi-539, Kaskolinlamil saat membacakan sambutan Pangkolinlamil Laksamana Muda TNI Arie H. Sembiring yang mengatakan, bahwa ular-ular perang merupakan salah satu sarat sebuah kapal menjadi suatu kapal perang yang selalu berkibar di tiang gafel, oleh sebab itu saat ini dapat dijadikan sebagai suatu peristiwa resmi yang menandakan berakhirnya perjalanan sejarah pengabdian sebuah KRI Tanjung Fatagar-974 sebagai unsur kekuatan TNI Angkatan Laut.
Lebih lanjut Kaskolinlamil menjelaskan, bahwa KRI Tanjung Fatagar-974 sebelumnya merupakan kapal Pelni yang bernama KM Rinjani dengan melayani rute pelayaran dalam negeri selama 21 tahun. Kapal ini dibuat di Galangan JOS L Meyer Papenburg Jerman pada 3 Oktober 1983 yang memulai peluncurannya pada 18 Februari 1984. Kemudian dihibahkan kepada TNI Angkatan Laut pada 20 Juli 2005, selanjutnya memperkuat jajaran Kolinlamil sebagai kapal bantu angkut personel dalam operasinya untuk mendukung pergeseran personel dan material untuk Operasi Militer untuk Perang (OMP) maupun Operasi Militer Selain Perang (OMSP). Mengingat KRI TFG-974 saat ini telah melebihi maksimal batas usianya, untuk itu sudah layak diistirahatkan dalam kenangan bangsa yang penuh dengan kebanggaan dan kejayaan TNI Angkatan Laut.
Dalam upacara penurunan ular-ular perang kapal yang memiliki ukuran panjang seluruh 144 m, lebar 23 m, draft 5,9 m, DWT 3400 ton, GRT 3947,80 ton, dan NRT 8583,82 ton tersebut turut dihadiri oleh Kasarmatim, Danguspurlatim, Wakil Gubernur Akademi Angkatan Laut, Wadan Kobangdikal, Dan Lantamal V, Dan Pusdik Opsla, mantan Komandan KRI TFG-974 serta perwira, bintara, tamtama prajurit Satlinlamil Surabaya.
Sumber : TNI AL
0 comments:
Post a Comment