Total Pageviews

Sunday, February 9, 2014

Bidikmisi, Awal Kebangkitan Kaum Miskin

Bidikmisi, Awal Kebangkitan Kaum Miskin



Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) melalui program Bidikmisi memberikan bantuan studi bagi para mahasiswa miskin berprestasi. Program ini diharapkan menjadi tonggak kebangkitan kaum marjinal. 

Hal ini, kata Mendikbud M Nuh, karena Bidikmisi dapat memutus rantai kemiskinan. "Kita ingin melalui Bidikmisi sebagai bagian dari turunnya rahmat Allah dan pemutus mata rantai kemiskinan. Yang bisa memotong mata rantai kemiskinan tersebut antara lain adalah ilmu pengetahuan," kata Nuh, seperti dikutip dari laman Kemendikbud, Senin (10/2/2014). 

Ketika menghadiri pertemuan dengan mahasiswa penerima beasiswa Bidikmisi di Universitas Bengkulu, akhir pekan lalu, M Nuh juga menegaskan, sebuah perguruan tinggi menjadi mulia dengan melihat seberapa banyak mahasiswa dari keluarga kurang mampu yang mereka tampung. 
"Jadi bukan berdasarkan berapa banyak mobil yang terparkir di halamannya," tutur Nuh. 

Mantan Rektor Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya itu juga mengingatkan kewajiban perguruan tinggi untuk mengalokasikan 20 persen total mahasiswa baru sebagai hak para mahasiswa kurang mampu. Ketentuan tersebut tercantum dalam Undang-undang Nomor 12 tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi.

Melalui Bidikmisi, pemerintah mengambil alih kewajiban mahasiswa penerima beasiswa dalam urusan biaya kuliah. Selain itu, mahasiswa penerima Bidikmisi juga mendapatkan bantuan biaya hidup Rp600 ribu per bulan. 

Hingga saat ini, 120 ribu mahasiswa telah menerima Bidikmisi. Dari jumlah itu, sebagian besar telah menyelesaikan pendidikannya. Kemendikbud menargetkan, hingga akhir 2014 ada 160 ribu mahasiswa penerima Bidikmisi. 

"Bagi mahasiswa Bidikmisi yang berprestasi tinggi dapat melanjutkan pendidikannya ke jenjang S-2/S-3, baik perguruan tinggi dalam maupun luar negeri," imbuh Nuh. 

Pernyataan Nuh diikuti dengan apresiasi mantan Menteri Komunikasi dan Informatika itu terhadap Dewi Damayanti. Mahasiswa penerima Bidikmisi dari Program Studi Kimia, Fakultas MIPA, Universitas Bengkulu itu menyelesaikan studi sarjana selama tiga tahun dua bulan. Tidak hanya cepat, Dewi juga mengantongi nilai IPK 3,7. 

"Saya akan bantu Dewi melanjutkan ke S2 di Bandung, dan selanjutnya ke Inggris," ujar Nuh. 

Acara pertemuan ini juga dihadiri Dirjen Pendidikan Menengah, Achmad Jazidie; Dirjen Kebudayaan, Kacung Marijan; Rektor Universitas Bengkulu, Ridwan Nurazi; Anggota Komisi X DPRRI Rully Chairul Azwar, dan Kepala Dinas Pendidikan, Rusdi Bahar.



Sumber: Okezone

0 comments:

Post a Comment

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Web Hosting Coupons