Keamanan perbatasan negara di Pulau Sebatik dalam keadaan aman dan Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan Indonesia-Malaysia TNI selalu berpatroli bersama dengan mitra Malaysia-nya.
"Kalian jangan bermasalah dengan rakyat di sini. Tingkatkan disiplin dan selalu waspada," kata Panglima TNI, Jenderal TNI Moeldoko, di Pos Simanggaris, Pulau Sebatik wilayah Indonesia, Jumat. Dia memimpin delegasi Markas Besar TNI meninjau pelaksanaan latihan/operasi Komando Satuan Tugas Gabungan Ambalat TNI 14.
Latihan/operasi Komando Satuan Tugas Gabungan Ambalat 14 itu menjadi satu "terobosan" meningkatkan efektivitas dan perampingan birokrasi dan rantai komando pengamanan perbatasan negara. Komando Satuan Tugas Gabungan Ambalat 14 itu dipimpin Laksamana Muda TNI Agung Pramono yang sehari-hari adalah panglima Komando Armada Indonesia di Kawasan Timur TNI AL.
Turut dalam rombongan itu di antaranya, Kepala Staf TNI AL, Laksamana TNI Marsetio, Panglima Komando Pertahanan Udara Nasional TNI, Marsekal TNI Hadiyan Suminta, Asisten Teritorial Panglima TNI, Mayor Jenderal TNI Ngakan Gede Sugiartha, dan beberapa yang lain.
Pos Simanggaris satu dari sekian banyak pos Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan Indonesia-Malaysia TNI, yang kini dilaksanakan Batalion Infantri 100/Raider, dari Komando Daerah Militer I/Bukit Barisan. Mereka bertugas selama enam bulan untuk kemudian diganti satuan lain.
Di Pos Simanggaris, terdapat juga pos serupa dari Tentera Darat Diraja Malaysia. Berbeda dengan Markas Besar TNI yang menempatkan satu peleton (39 personel), maka Tentera Darat Diraja Malaysia menempatkan cuma 10 personelnya.
"Kami memiliki hubungan yang baik sekali dengan teman-teman kami dari TNI. Kami berpatroli bersama dan banyak lagi aktivitas lain bersama-sama, termasuk belanja bareng hingga masak makanan bersama," kata Komandan Tim Tentera Darat Diraja Malaysia, Sersan Adios, yang turut menyambut Moeldoko dan rombongan.
Pulau Sebatik di Kabupaten Nunukan terbagi dua hampir sama persis oleh garis membujur lurus. Bagian utara dimiliki Malaysia dan bagian selatan milik Indonesia. Jika garis perbatasan itu diteruskan ke timur, maka akan bertemu dengan Pulau Sipadan dan Pulau Ligitan yang semula milik Indonesia namun sejak 2004 dimiliki Malaysia.
"Kalian jangan bermasalah dengan rakyat di sini. Tingkatkan disiplin dan selalu waspada," kata Panglima TNI, Jenderal TNI Moeldoko, di Pos Simanggaris, Pulau Sebatik wilayah Indonesia, Jumat. Dia memimpin delegasi Markas Besar TNI meninjau pelaksanaan latihan/operasi Komando Satuan Tugas Gabungan Ambalat TNI 14.
Latihan/operasi Komando Satuan Tugas Gabungan Ambalat 14 itu menjadi satu "terobosan" meningkatkan efektivitas dan perampingan birokrasi dan rantai komando pengamanan perbatasan negara. Komando Satuan Tugas Gabungan Ambalat 14 itu dipimpin Laksamana Muda TNI Agung Pramono yang sehari-hari adalah panglima Komando Armada Indonesia di Kawasan Timur TNI AL.
Turut dalam rombongan itu di antaranya, Kepala Staf TNI AL, Laksamana TNI Marsetio, Panglima Komando Pertahanan Udara Nasional TNI, Marsekal TNI Hadiyan Suminta, Asisten Teritorial Panglima TNI, Mayor Jenderal TNI Ngakan Gede Sugiartha, dan beberapa yang lain.
Pos Simanggaris satu dari sekian banyak pos Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan Indonesia-Malaysia TNI, yang kini dilaksanakan Batalion Infantri 100/Raider, dari Komando Daerah Militer I/Bukit Barisan. Mereka bertugas selama enam bulan untuk kemudian diganti satuan lain.
Di Pos Simanggaris, terdapat juga pos serupa dari Tentera Darat Diraja Malaysia. Berbeda dengan Markas Besar TNI yang menempatkan satu peleton (39 personel), maka Tentera Darat Diraja Malaysia menempatkan cuma 10 personelnya.
"Kami memiliki hubungan yang baik sekali dengan teman-teman kami dari TNI. Kami berpatroli bersama dan banyak lagi aktivitas lain bersama-sama, termasuk belanja bareng hingga masak makanan bersama," kata Komandan Tim Tentera Darat Diraja Malaysia, Sersan Adios, yang turut menyambut Moeldoko dan rombongan.
Pulau Sebatik di Kabupaten Nunukan terbagi dua hampir sama persis oleh garis membujur lurus. Bagian utara dimiliki Malaysia dan bagian selatan milik Indonesia. Jika garis perbatasan itu diteruskan ke timur, maka akan bertemu dengan Pulau Sipadan dan Pulau Ligitan yang semula milik Indonesia namun sejak 2004 dimiliki Malaysia.
Sumber : Antara
0 comments:
Post a Comment