Sekitar 400 tentara bayaran elite dari perusahaan keamanan swasta di Amerika Serikat (AS) ambil bagian dalam operasi militer di Ukraina. Ratusan tentara bayaran itu menjalankan misi untuk menindak massa separatis pro-Rusia di Ukraina timur dan tenggara.
Keberadaan ratusan tentara bayaran AS itu pertama kali dilaporkan media Jerman, Bild am Sonntag. Mengutip sumber di kalangan intelijen, media Jerman itu menyatakan bahwa 400 tentara bayaran dari perusahaan bernama Academi terlibat dalam operasi militer di Slavyansk, Donetsk, Ukraina timur.
Sebelum laporan itu muncul, pada tanggal 29 April 2014, Layanan Intelijen Jerman (BND) menginformasikan tentang gerakan tentara bayaran dalam operasi militer di Ukraina timur. Namun, hingga kini belum jelas pihak mana yang memerintahkan atau menyewa tentara bayaran tersebut.
Kementerian Luar Negeri Rusia sejatinya sudah mencium keberadaan pasukan militer asing di Ukraina timur. Laman Voice fo Russia, semalam (11/5/2014) melaporkan, salah satu pasukan militer asing adalah pasukan dari perusahaan keamanan Greystone Limited, yang sejatinya bagian dari Academi Corporation.
”Di antara kandidat yang berperan adalah perusahaan Barbados yang terdaftar di Greystone Limited, yang terintegrasi dengan perusahaan Academi,” bunyi pernyataan Kementerian Luar Negeri Rusia.
”Ini adalah analog, dan, mungkin sudah berafiliasi dengan tentara swasta Blackwater, yang para karyawannya telah berulang kali melakukan pelanggaran hak asasi manusia yang menyedihkan dan sistematis di daerah-daerah bermasalah ( di Ukraina timur),”
Tuduhan itu juga bersamaan dengan munculnya bukti video yang beredar di YouTube, yang menunjukkan keberadaan orang-orang bersenjata tak dikenal di wilayah Donetsk. Dalam video itu, warga lokal berteriak; ”Mercenaries! Blackwater!. Siapa yang akan menembak?.”
Academi Membantah
Sementara itu, pihak Academi membantah karyawannya terlibat dalam operasi militer di Ukraina timur. Mereka menyebut tuduhan itu rumor yang disebarkan para wartawan dan blogger yang tidak bertanggung jawab.
“Pernyataan tidak berdasar tersebut dikombinasikan dengan kurangnya pelaporan faktual yang mendukung, dan kurangnya konteks tentang perusahaan. Itu tidak lebih dari upaya sensasional untuk menciptakan histeria dan berita utama di saat krisis terjadi,” bunyi peryataan perusahaan keamanan AS tersebut.
Perusahaan keamanan Amerika Blackwater telah terkenal di seluruh dunia, setelah terlibat dalam perang Irak sebagai tentara sewaan Pemerintah AS. Dalam beberapa tahun terakhir, perusahaan itu telah berubah nama dua kali. Yakni pada tahun 2009 itu berganti nama menjadi Xe Services dan pada tahun 2011 berganti lagi menjadi Academi.
Keberadaan ratusan tentara bayaran AS itu pertama kali dilaporkan media Jerman, Bild am Sonntag. Mengutip sumber di kalangan intelijen, media Jerman itu menyatakan bahwa 400 tentara bayaran dari perusahaan bernama Academi terlibat dalam operasi militer di Slavyansk, Donetsk, Ukraina timur.
Sebelum laporan itu muncul, pada tanggal 29 April 2014, Layanan Intelijen Jerman (BND) menginformasikan tentang gerakan tentara bayaran dalam operasi militer di Ukraina timur. Namun, hingga kini belum jelas pihak mana yang memerintahkan atau menyewa tentara bayaran tersebut.
Kementerian Luar Negeri Rusia sejatinya sudah mencium keberadaan pasukan militer asing di Ukraina timur. Laman Voice fo Russia, semalam (11/5/2014) melaporkan, salah satu pasukan militer asing adalah pasukan dari perusahaan keamanan Greystone Limited, yang sejatinya bagian dari Academi Corporation.
”Di antara kandidat yang berperan adalah perusahaan Barbados yang terdaftar di Greystone Limited, yang terintegrasi dengan perusahaan Academi,” bunyi pernyataan Kementerian Luar Negeri Rusia.
”Ini adalah analog, dan, mungkin sudah berafiliasi dengan tentara swasta Blackwater, yang para karyawannya telah berulang kali melakukan pelanggaran hak asasi manusia yang menyedihkan dan sistematis di daerah-daerah bermasalah ( di Ukraina timur),”
Tuduhan itu juga bersamaan dengan munculnya bukti video yang beredar di YouTube, yang menunjukkan keberadaan orang-orang bersenjata tak dikenal di wilayah Donetsk. Dalam video itu, warga lokal berteriak; ”Mercenaries! Blackwater!. Siapa yang akan menembak?.”
Academi Membantah
Sementara itu, pihak Academi membantah karyawannya terlibat dalam operasi militer di Ukraina timur. Mereka menyebut tuduhan itu rumor yang disebarkan para wartawan dan blogger yang tidak bertanggung jawab.
“Pernyataan tidak berdasar tersebut dikombinasikan dengan kurangnya pelaporan faktual yang mendukung, dan kurangnya konteks tentang perusahaan. Itu tidak lebih dari upaya sensasional untuk menciptakan histeria dan berita utama di saat krisis terjadi,” bunyi peryataan perusahaan keamanan AS tersebut.
Perusahaan keamanan Amerika Blackwater telah terkenal di seluruh dunia, setelah terlibat dalam perang Irak sebagai tentara sewaan Pemerintah AS. Dalam beberapa tahun terakhir, perusahaan itu telah berubah nama dua kali. Yakni pada tahun 2009 itu berganti nama menjadi Xe Services dan pada tahun 2011 berganti lagi menjadi Academi.
Sumber : Investor
0 comments:
Post a Comment