Tentara Nasional Indonesia (TNI) dari unsur Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan RI-Timor Leste, berhasil menggagalkan upaya penyelundupan 3,2 ton bahan bakar minyak (BBM) ke Timor Leste. Jumlah BBM yang berhasil diamankan terdiri dari premium, solar dan minyak tanah.
"Jumlah tersebut merupakan akumulasi dari operasi pemberantasan penyelundupan BBM ke Timor Leste sejak sejak 3 April 2014," kata Komandan Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan (Satgas Pamtas) RI-Timor Leste Letkol Inf Fransiskus Ari Susetio ketika dihubungi dari Kupang, seperti dikutip Antara Jumat (25/4).
Letkol Inf Fransiskus yang juga Danyonif 742/Satya Wira Yudha (SWY) itu, mengatakan penggagalan upaya penyelundupan BBM tersebut dilakukan pada sejumlah titik lokasi di perbatasan kedua negara. Operasi ini di bawah kendali langsung oleh Danpos perbatasan Napan di Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), serta pos utama Mota Ain di Desa Silawan dan di Atapupu, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur.
Dia menguraikan jumlah BBM yang diamankan Satgas Pamtas RI-Timor Leste terdiri dari jenis premium sebanyak 2.350 liter, solar 135 liter dan jenis minyak tanah berjumlah 715 liter. "Sejumlah jenis BBM itu hendak diselundupkan ke negeri seberang Timor Leste, namun berhasil kita gagalkan," kata Letkol Inf Fransiskus.
Letkol Fransiskus mengaku, semua barang bukti hasil tangkapan itu, akan diserahkan kepada aparat Polres Belu untuk diproses sesuai aturan hukum yang berlaku. "Tugas kami tidak hanya mengamankan kedaulatan NKRI, tetapi juga menjaga keamanan tapal batas dari gangguan kejahatan antarnegara seperti penyelundupan BBM tersebut," ujar Letkol Inf Fransiskus.
Kapolres Belu AKBP Daniel Yudo Ruhoro yang dihubungi secara terpisah dari Kupang mengatakan pihaknya segera memproses kasus tersebut secara pidana kepada para pihak yang terlibat dalam maksiat penyelundupan BBM. "BBM Bersubsidi hanya untuk memenuhi kebutuhan rakyat Indonesia sendiri, bukan diselundupkan ke negara lain dengan harga mahal untuk kepentingan bangsa lain dan diri sendiri," tegas AKBP Daniel.
Menurut Daniel, Satgas Pamtas RI-Timor Leste dari Yonif 742/SWY sebelumnya juga sudah menyerahkan barang bukti berupa 21 ton BBM yang hendak diselundupkan ke Timor Leste. Upaya penyelundupan BBM ke Timor Leste masih tergolong tinggi, karena mahalnya harga BBM di negara bekas provinsi ke-27 Indonesia itu.
Satu liter premium dijual dengan harga 1,2 dolar AS atau setara dengan Rp12.000/liter, sedang harga premium bersubsidi di Indonesia hanya Rp6.500/liter.
Letkol Fransiskus mengaku, semua barang bukti hasil tangkapan itu, akan diserahkan kepada aparat Polres Belu untuk diproses sesuai aturan hukum yang berlaku. "Tugas kami tidak hanya mengamankan kedaulatan NKRI, tetapi juga menjaga keamanan tapal batas dari gangguan kejahatan antarnegara seperti penyelundupan BBM tersebut," ujar Letkol Inf Fransiskus.
Kapolres Belu AKBP Daniel Yudo Ruhoro yang dihubungi secara terpisah dari Kupang mengatakan pihaknya segera memproses kasus tersebut secara pidana kepada para pihak yang terlibat dalam maksiat penyelundupan BBM. "BBM Bersubsidi hanya untuk memenuhi kebutuhan rakyat Indonesia sendiri, bukan diselundupkan ke negara lain dengan harga mahal untuk kepentingan bangsa lain dan diri sendiri," tegas AKBP Daniel.
Menurut Daniel, Satgas Pamtas RI-Timor Leste dari Yonif 742/SWY sebelumnya juga sudah menyerahkan barang bukti berupa 21 ton BBM yang hendak diselundupkan ke Timor Leste. Upaya penyelundupan BBM ke Timor Leste masih tergolong tinggi, karena mahalnya harga BBM di negara bekas provinsi ke-27 Indonesia itu.
Satu liter premium dijual dengan harga 1,2 dolar AS atau setara dengan Rp12.000/liter, sedang harga premium bersubsidi di Indonesia hanya Rp6.500/liter.
Sumber : Merdeka
0 comments:
Post a Comment