Korvet Kelas Diponegoro (Kelas SIGMA 9113) TNI AL, KRI Frans Kaisiepo
368, mengalami kerusakan kubah sonar saat akan bergabung dalam misi
pencarian pesawat Air Asia QZ8501, sumber di TNI AL mengonfirmasi kepada
IHS Jane pada 21 Januari 2015.
KRI Frans Kaisiepo 368 sedang dalam perjalanan ke Laut Jawa untuk membantu "saudaranya" KRI Sultan Hasanuddin 366 pada tanggal 4 Januari. TNI AL telah banyak berkontribusi dalam upaya evakuasi korban dan pesawat Air Asia yang jatuh ke laut pada 28 Desember lalu dalam penerbangannya dari Surabaya ke Singapura.
IHS Jane menyebutkan bahwa korvet 1.700 ton dengan panjang 90,71 m tersebut kandas saat berlayar di Alur Pelayaran Barat Surabaya (APBS), jalur ramai dari Pelabuhan Tanjung Perak.
KRI Frans Kaisiepo 368 dilengkapi dengan sistem sonar hull-mount Thales Kingclip. Kapal ini dibangun oleh galangan kapal Belanda Damen Schelde Naval Shipbuilding (DSNS) dan merupakan yang terbaru dari Kelas SIGMA 9113 yang resmi ditugaskan TNI AL pada Maret 2009. TNI AL saat ini mengoperasikan empat kapal dari kelas ini, disebarkan secara bergiliran sejak tahun 2009 dalam misi United Nations Interim Force in Lebanon (UNIFIL) di Lebanon.
Seorang sumber dari dari kantor humas TNI AL mengatakan kepada IHS Jane bahwa saat ini telah terjadi kerusakan pada kubah sonar KRI Frans Kaisiepo 368, namun sistem cylindrical array tampaknya tidak terpenagruh. "Kemampuan kapal untuk pencarian bawah air dan anti kapal selam seharusnya masih dapat berfungsi seperti biasa," kata sumber TNI AL tersebut.
KRI Frans Kaisiepo 368 telah di-drydock di galangan kapal PT PAL Surabaya sejak 5 Januari, di mana disana ia menjalani pemeriksaan lebih lanjut. Menurut IHS Jane, TNI AL belum dapat mengonfirmasi kapan kapal ini dapat bertugas kembali.
Lokasi di mana KRI Frans Kaisiepo kandas di APBS dikenal sebagai Buoy 8, area yang dikenal rentan mengalami pendangkalan.
Untuk lebih memudahkan pergerakan kapal di APBS, pada Mei 2014 operator pelabuhan Tanjung Perak PT Pelabuhan Indonesia III mengontrak perusahaan Belanda Van Oord Dredging and Marine Contractors BV untuk memperluas dan memperdalam jalur ini. Saat ini pekerjaan masih berlangsung.
KRI Frans Kaisiepo 368 sedang dalam perjalanan ke Laut Jawa untuk membantu "saudaranya" KRI Sultan Hasanuddin 366 pada tanggal 4 Januari. TNI AL telah banyak berkontribusi dalam upaya evakuasi korban dan pesawat Air Asia yang jatuh ke laut pada 28 Desember lalu dalam penerbangannya dari Surabaya ke Singapura.
IHS Jane menyebutkan bahwa korvet 1.700 ton dengan panjang 90,71 m tersebut kandas saat berlayar di Alur Pelayaran Barat Surabaya (APBS), jalur ramai dari Pelabuhan Tanjung Perak.
KRI Frans Kaisiepo 368 dilengkapi dengan sistem sonar hull-mount Thales Kingclip. Kapal ini dibangun oleh galangan kapal Belanda Damen Schelde Naval Shipbuilding (DSNS) dan merupakan yang terbaru dari Kelas SIGMA 9113 yang resmi ditugaskan TNI AL pada Maret 2009. TNI AL saat ini mengoperasikan empat kapal dari kelas ini, disebarkan secara bergiliran sejak tahun 2009 dalam misi United Nations Interim Force in Lebanon (UNIFIL) di Lebanon.
Seorang sumber dari dari kantor humas TNI AL mengatakan kepada IHS Jane bahwa saat ini telah terjadi kerusakan pada kubah sonar KRI Frans Kaisiepo 368, namun sistem cylindrical array tampaknya tidak terpenagruh. "Kemampuan kapal untuk pencarian bawah air dan anti kapal selam seharusnya masih dapat berfungsi seperti biasa," kata sumber TNI AL tersebut.
KRI Frans Kaisiepo 368 telah di-drydock di galangan kapal PT PAL Surabaya sejak 5 Januari, di mana disana ia menjalani pemeriksaan lebih lanjut. Menurut IHS Jane, TNI AL belum dapat mengonfirmasi kapan kapal ini dapat bertugas kembali.
Lokasi di mana KRI Frans Kaisiepo kandas di APBS dikenal sebagai Buoy 8, area yang dikenal rentan mengalami pendangkalan.
Untuk lebih memudahkan pergerakan kapal di APBS, pada Mei 2014 operator pelabuhan Tanjung Perak PT Pelabuhan Indonesia III mengontrak perusahaan Belanda Van Oord Dredging and Marine Contractors BV untuk memperluas dan memperdalam jalur ini. Saat ini pekerjaan masih berlangsung.
Sumber: Artileri
0 comments:
Post a Comment