Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI),
Jenderal Moeldoko, mengungkapkan bahwa Angkatan Laut telah mencanangkan
upaya pembaruan alat utama sistem senjata (alutsista) yang esensial,
terutama kapal perang atau KRI. Pembaruan yang disebut mid-life update dilakukan pada 2015 hingga 2019.
“Untuk menghadapi semua tantangan yang berkembang, TNI AL telah memiliki perencanaan mid-life update
terhadap sistem senjata yang esensial untuk tidak memberatkan di masa
mendatang,” kata Panglima di Dermaga Ujung, Komando Armada RI Kawasan
Timur (Koarmatim) Surabaya, Jawa Timur, Selasa, 6 Januari 2015.
Mid-life update adalah
pemeliharaan atau renovasi yang dirancang untuk memperluas kegunaan dan
kemampuan alat utama sistem persenjataan militer. Biasanya hampir semua
instrumen kapal perang digantikan, CMS (command management system) maupun sistem pendorong.
Biasanya dalam program mid-life update
di banyak Angkatan Laut dunia, kapal yang menjalani fase itu akan
mendapatkan teknologi CMS yang setara dengan kapal perang yang lebih
baru. Pertimbangannya adalah agar lebih menguntungkan dari sisi logistik
dalam hal pemeliharaan, juga lebih memudahkan dalam interoperabilitas.
Namun, sebagaimana dikutip dari siaran pers Pusat Penerangan TNI, Panglima menegaskan bahwa mid-life update
adalah sebagian dari skenario modernisasi alutsista. “Yang bentangnya
dari sekarang (tahun 2015) hingga 15 tahun mendatang,” tuturnya.
Menurut
dia, awal 2015 hingga 2019 adalah babak baru keberlanjutan pembangunan
kekuatan dan pengembangan kemampuan TNI. Hal itu sudah disusun dalam
kerangka kebijakan Minimum Essential Force, yang ditujukan guna
mengamankan kepentingan nasional.
“Implementasinya harus melalui
tahapan Fiscal and Program Guidance, yang merupakan salah satu tahapan
krusial dalam pembangunan kekuatan, karena merupakan penghubung antara ends dan means untuk mendapatkan available forces,” kata Panglima.
“TNI
telah menetapkan Renstra (Rencana Strategis) Pemeliharaan dan Perbaikan
Alutsista 2015-2019 dan Renstra Pembangunan Kesejahteraan Prajurit
2015-2019 sebagai upaya mengeliminasi potensi disparitas (kesenjangan),”
Panglima menambahkan.
Panglima juga menyampaikan bahwa
pemberlakuan ASEAN Political Security Community bersamaan dengan ASEAN
Maritime Forum. Kondisi itu menuntut Indonesia menjadi pemain yang
aktif, sebab ASEAN Maritime Forum akan lebih banyak memainkan aspek
operasional yang membutuhkan penggunaan instrumen militer.
“Dalam
hal ini Angkatan Laut yang kredibel dan mempunyai kemampuan penangkalan
dalam rangka kerja sama menjaga stabilitas keamanan kawasan Asia
Tenggara, yang kian rumit dalam tahun-tahun ke depan,” ujarnya
Sumber: Viva
Tuesday, January 6, 2015
Panglima TNI Ungkap Pembaruan Kapal Perang 2015-2019
10:40 PM
rozi
No comments
0 comments:
Post a Comment