6:57 PM
rozi
Klewang Kelas 63m Stealth Kapal Patroli Cepat Rudal
Kepala dari Indonesia Angkatan Laut (Tentera Nasional Indonesia - Angkatan Laut, atau TNI-AL) telah mengkonfirmasi bahwa program kapal patroli siluman Klewang-kelas telah kembali dan bahwa layanan akan beroperasi setidaknya empat kapal.
Admiral Marsetio, Kepala Staf TNI-AL, mengkonfirmasi rencana dalam sebuah wawancara dengan IHS Jane di Angkatan Bersenjata Republik Indonesia berkantor pusat di Cilangkap, Jakarta Timur, pada tanggal 14 Agustus.
Program trimaran siluman diskors setelah kelas pertama-of-KRI Klewang itu patah hati oleh api dan rusak diperbaiki di pelabuhan angkatan laut di Banyuwangi, Jawa Timur, minggu setelah peluncuran resminya pada tanggal 31 Agustus 2012 kapal itu masih menjalani uji coba laut. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu, tetapi kementerian pertahanan Indonesia menghentikan program tanpa batas waktu menunggu penyelidikan lebih lanjut ke dalam penyebab kebakaran.
Pemerintah Indonesia belum merilis hasil penyelidikan ke dalam api tetapi IHS Jane memahami bahwa bahan lambung baru, dijelaskan oleh Saab sebagai "nanokomposit senyawa" yang lebih kuat dan stealthier, dipilih sebagian untuk mengurangi dampak bencana serupa di masa depan.
Selain empat kapal dikonfirmasi, Adm Marsetio juga mengatakan bahwa angkatan laut mungkin mempertimbangkan kapal lainnya dalam waktu dekat jika pilihan yang disajikan oleh pembuat kapal cukup menarik. "Kita bisa melihat kelas antara 6 sampai 20 kapal pada tahun 2024", katanya. "Jumlah akhir akan tergantung pada faktor-faktor seperti biaya akuisisi dan kondisi yang disajikan oleh pembuat kapal mengimbangi, tapi untuk saat ini kita melihat kelas empat kapal."
Peter Carlqvist, kepala Saab Indonesia, dikonfirmasi IHS Jane pada tanggal 15 Agustus jumlah kapal yang akan dibangun tetapi mengindikasikan bahwa kontrak hanya telah ditetapkan untuk satu kapal. "Kami berharap bahwa kontrak untuk tiga kapal lainnya akan terwujud segera", kata Carlqvist, yang menambahkan bahwa Saab kini kontraktor utama untuk program dan telah menerima pendanaan penuh dari pemerintah Swedia untuk memenuhi pesanan untuk empat kapal . Namun kapal saat ini sedang dibangun diproduksi bekerja sama dengan pembuat kapal Indonesia PT Lundin di fasilitas di Banyuwangi, Jawa Timur.
63 m Klewang kelas memiliki desain trimaran gelombang-menusuk yang memungkinkan kapal untuk memotong melalui gelombang dan menggabungkan fitur siluman seperti berkurangnya akustik, inframerah, dan tanda tangan magnetik. Kerajinan patroli didorong oleh empat MJP 550 jet air dan dapat mencapai cruise dan lari kecepatan 16 kt dan 35 kt masing-masing.
Perahu akan dipersenjatai dengan empat RBS15 Mk3 permukaan-ke-permukaan rudal dengan radar homing aktif hingga 200 km dan fitur baru radar kompak Sea Giraffe 1X 3D Saab, yang akan dipasang lebih tinggi pada tiang kapal untuk meningkatkan cakupan. Senjata kapal dan radar akan dikelola melalui 9LV Mk4 sistem manajemen tempur seri Saab (CMS), yang menggabungkan Ceros 200 direktur pertahanan udara api-kontrol perusahaan.
Carlqvist juga tersedia update desain, yang meliputi integrasi dari Bofors 40 Mk4 (BAE Systems 40 mm Mk4) angkatan laut gun bawah kubah siluman dan Saab elektronik dukungan ukuran (ESM) sistem yang dapat mencegat dan mengidentifikasi posisi sinyal ponsel dan panggilan radio.
"Ini akan sangat berguna in counter pembajakan dan misi penangkapan ikan ilegal di mana sinyal telepon dapat digunakan sebagai target locator", kata Carlqvist.
Ketika ditanya pendapatnya pertimbangan TNI-AL beroperasi hingga 20 kapal tersebut, Carlqvist mengatakan bahwa angka tersebut tampaknya masuk akal mengingat bahwa Angkatan Laut Indonesia memiliki rencana untuk meningkatkan armadanya hingga 200 kapal pada tahun 2024. "Beberapa kekuatan ini termasuk Klewang-kelas tertentu kesesuaian untuk sifat kepulauan wilayah maritim Indonesia, "katanya.
Kapal Klewang kelas diharapkan untuk masuk layanan pada tahun 2016.
(Jane)
Posted in: Militer
0 comments:
Post a Comment