Kemarin, Senin (3/11), dua utusan negara maju berturut-turut menyambangi
Kementerian Luar Negeri di Jakarta. Tamu negara pertama hadir pada
pukul 07.30 WIB adalah Menteri Luar Negeri Jerman Frank-Walter
Steinmeier. Dalam pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Retno L.P Marsudi
itu, dia secara khusus menanyakan makna poros maritim yang
dikampanyekan Presiden Joko Widodo.
Retno lantas menjelaskan, di
awal pemerintahan baru ini, langkah konkret merumuskan strategi
kemaritiman lebih banyak berorientasi pembangunan infrastruktur.
"Dijelaskan Presiden Jokowi, kita akan membangun pelabuhan," kata Retno
seusai pertemuan.
Jerman menilai gagasan itu amat positif.
Selanjutnya, negara ekonomi terkuat di Eropa daratan ini berminat
menjajaki kemungkinan kerja sama.
Ditemui terpisah, Direktur
Jenderal Amerika dan Eropa Dian Triansyah Djani menjelaskan, bahwa Menlu
Steinmeier menawarkan kerja sama lebih konkret. Yakni pelatihan bidang
maritim kepada sumber daya otoritas transportasi Indonesia. Kerja sama
ini sudah dijalankan sejak lama, tapi Jerman ingin jumlah SDM dari
Indonesia yang dikirim bertambah.
"Orang kita dikirim ke sana untuk pelatihan," urai Djani.
Tamu
yang selanjutnya datang pukul 14.00 WIB, adalah Menteri Luar Negeri
China Wang Yi melawat ke Indonesia. Sama seperti Jerman, Pemerintah
China mengaku tertarik dengan gagasan poros maritim yang hendak
dikembangkan Jokowi lima tahun mendatang.
China siap menjajaki
kemungkinan kerja sama lebih konkret. Misalnya investasi membangun
pelabuhan di jalur tol laut yang dirancang pemerintahan Jokowi.
"Kami
sangat mendukung ide-ide yang diajukan Presiden Jokowi untuk membangun
maritim mengembalikan indonesia sebagai negara laut yang kuat," kata Yi.
Lebih
dari itu, Beijing ingin menyelaraskan konsep poros maritim dengan
tawaran mereka mengenai Jalur Sutera Laut Abad 21. "Ide kedua negara
sudah cocok. Kami ingin berpartisipasi dalam pembangunan ekonomi
Indonesia, dan kami anggap Indonesia sangat penting dalam rencana Jalan
Sutera Maritim abad 21," kata Yi.
Sekadar informasi, jalan sutera
yang dimaksud adalah rute kapal dari China, melewati Vietnam, serta
Thailand. Indonesia menawarkan rute tambahan lewat Selat Malaka,
melewati Riau, Dumai, atau Belawan.
Opsi lainnya, kapal dari
Negeri Tirai Bambu dari Filipina masuk kedua, melalui Selat Sulawesi
lewat Bitung, Makassar, hingga Surabaya.
Karena agenda
kemaritiman Indonesia terkait dengan stabilitas Laut China Selatan, Yi
sekaligus mengundang pemerintah RI terlibat dalam menjaga situasi yang
kondusif.
"Kami ingin menyeleraskan secara menyuluruh regulasi
laut intenasional. Indonesia adalah negara yang punya pengaruh besar di
kawasan," tandasnya.
Menlu Retno menyambut baik tawaran kerja
sama maritim dari China. Dia menilai, setiap negara besar kini bisa
fokus menjajaki kemungkinan itu, karena posisi pemerintah memang ada di
pengembangan laut.
"Pemerintah sekarang sudah jelas menentukan
prioritas. (Maritim) yang Indonesia mau dalam 5 tahun ke depan. Jika ada
kerja sama yang bisa dilakukan, yang jadi fokus kita kepentingan
nasional," urai Retno.
Sumber: Merdeka
Monday, November 3, 2014
Negara maju kepincut ide poros maritim ala Jokowi
5:35 PM
rozi
No comments
0 comments:
Post a Comment