Jet tempur Sukhoi TNI AU mencetak hattrick dengan menyergap tiga pesawat asing yang melanggar wilayah kedaulatan Indonesia. Dengan tegas TNI AU memaksa pesawat yang tak dilengkapi surat izin mendarat di lapangan udara terdekat.
Dalam
dua pekan terakhir, tercatat sebuah pesawat Australia dipaksa mendarat
di Manado. Selanjutnya Sukhoi beraksi di atas Natuna. Mereka menyergap
pesawat latih berbendera Singapura. Pesawat itu dipaksa mendarat di
Pontianak.
Terakhir, giliran pesawat jet pribadi milik Saudi
Arabia Airlines disergap di sekitar Kupang. Yang terakhir ini paling
seru karena harus kejar-kejaran dengan kecepatan suara.
TNI
Angkatan Laut rupanya tak mau kalah dengan rekan-rekan mereka di udara.
Armada TNI AL beraksi menangkap lima kapal asing dalam waktu sepekan.
Kapal-kapal
asing tersebut sedang mencuri kekayaan laut Indonesia. Mereka juga tak
dilengkapi surat-surat resmi dan perlengkapan sesuai ketentuan. Ada juga
kapal yang berbendera Indonesia tetapi bekerja untuk pihak asing.
Berikut
kisah-kisah penangkapan kapal asing itu seperti disampaikan Kadispenum
Puspen TNI Kolonel Inf Bernandus Robert, Selasa (11/5).
1.
Tangkap 3 kapal vietnam
"Ketika tertangkap tangan, ketiga kapal Asing tersebut tengah melaksanakan penangkapan ikan secara ilegal di perairan Natuna namun berhasil terdeteksi oleh radar Sperry Marine KRI Imam Bonjol-383," kata Kolonel Robert.
Ketiga kapal tersebut berhasil dihentikan pada posisi 03 23' 55" LU dan 105 44' 42" BT. Lalu kapal ikan asing tersebut selanjutnya diperintahkan untuk merapat ke lambung kiri KRI Imam Bonjol?383 untuk proses pemeriksaan dan penggeledahan.
Dari hasil proses pemeriksaan diketahui bahwa ketiga kapal tersebut tidak dapat menunjukkan kelengkapan surat-suratnya.
Selanjutnya mereka dikawal menuju Pangkalan TNI AL terdekat guna proses pemeriksaan lebih lanjut.
2.
Kapal Indonesia bernakhoda Thailand
Kapal itu terdeteksi di radar KRI Lemadang-632 pada posisi 02 09 53 U ? 107 11 33 T. Saat itu, KM Sudita 11 melakukan kegiatan penangkapan ikan secara ilegal dan melakukan pelanggaran dokumen kapal.
KM Sudita 11 adalah jenis kapal penangkap ikan berbendera Indonesia berbobot 100 GT. Namun rupanya kapal ini sebenarnya dinahkodai seorang warga Negara Thailand bernama Somphong Miyaem.
Ada 12 Anak Buah Kapal (ABK) terdiri dari tujuh orang warga NegaraThailand dan lima orang WNI.
Pada saat dilakukan pemeriksaan sementara, kapal ikan tersebut melakukan pelanggaran dokumen kapal diantaranya; Buku Sijil tidak diisi/kosong, jumlah ABK tidak sesuai dengan Crew List (jumlah di Crew List 10 orang).
Selain itu Buku-buku Pelaut tidak lengkap, Buku Kesehatan kosong, Sertifikat Radio tidak ada dan daerah penangkapan tidak sesuai dengan Surat Izin Penangkapan Ikan (SIPI) yang seharusnya melakukan penangkapan di Laut China Selatan.
3.
Kapal dari Malaysia ke Batam
Kejadian tersebut bermula ketika KRI Sanca-815 sedang melaksanakan patroli rutin di sekitar Selat Singapura mendeteksi secara visual adanya pergerakan kapal tanpa lampu navigasi pada posisi 01 13 06 U ? 104 03 40 T.
Selanjutnya KRI Sanca?815 melakukan proses Pengejaran, Penangkapan dan Penyelidikan (Jarkaplid) terhadap kapal tersebut.
Dari proses penyidikan yang dilakukan KRI Sanca-815, selain berlayar tanpa lampu navigasi ditemukan juga pelanggaran berupa Manifest berbeda dengan jumlah muatan yang tercantum pada Port Clearance.
Kapal ikan ini termasuk jenis kapal kargo kayu berbobot 17 GT berbendera Indonesia yang dinahkodai Hasan dan tujuh orang Anak Buah Kapal (ABK).
Saat penangkapan KM Cahaya Baru yang berlayar dari Pasir Gudang, Johor, Malaysia dengan tujuan Batam, diketahui bermuatan berupa buah-buahan segar antara lain duku, pepaya, jambu dan nangka seberat 30,3 Ton.
0 comments:
Post a Comment