Total Pageviews

Sunday, August 31, 2014

Indonesia Kazakhstan Jajaki Kerjasama Kontra Terrorisme

Indonesia dan Kazakhstan sedang menyiapkan kerangka kerja atau “jurus” untuk menumpas terorisme. Kedua pemerintah ini mulai mewaspadai potensi serangan teroris, setelah muncuk kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) yang berulah di Irak utara dan Suriah.

Menteri Luar Negeri Indonesia, Marty Natelegawa, mengatakan, salah satu negara yang sedang dijajaki oleh Indonesia untuk diajak kerjasama menumpas terorisme adalah Kazakhstan. Hal itu disampaikan Marty usai bertemu Menteri Luar Negeri Kazakhstan, Erlan Idrissov, Sabtu (30/8/2014) di Bali.

“Sudah ada framework-nya, tinggal sekarang followup-nya. Sudah ada pertemuan kelompok kerja,” kata Marty menjelang penuntupan Global Forum UNAOC Keenam di Nusa Dua, Bali.

”Yang tadi kita bahas adalah betapa kerjasama ini semakin relevan, karena menghadapi situasi perkembangan di dunia, seperti ISIS. Indonesia dan Kazakhstan merasa perlu untuk meningkatkan upaya-upaya guna menangkal terorisme,” ujarnya.

Namun, menurut Marty, masih ada beberapa hambatan terkait kerjasama untuk menumpas terorisme tersebut. ”Hambatannya saya kira lebih pada persepsi. Ada anggapan bahwa Kazakhstan adalah negara yang jauh, negara yang belum jelas potensinya,” kata Marty mencontohkan. “Kita hanya perlu saling mengenal.”




Sumber : Sindo

Pesan Kemerdekaan Prof. Yohanes Surya " Penjajah Pikiran "

Maaf  waktunya sudah lewat, tapi pesan yang disampaikan saya rasa tidak akan mati dan mudah-mudahan bisa menjadi motivasi untuk kita semua......

Pagi tadi di Universitas Surya diadakan upacara 17 Agustus. Mungkin untuk suatu universitas agak aneh mengadakan acara peringatan ini apalagi dihari libur. Lebih aneh lagi kalau setiap senin pagi semua mahasiswa wajib menyanyikan lagu Indonesia raya sebelum kuliah. Selama saya kuliah S1 seingat saya tidak pernah kami mengadakan upacara 17 Agustus apalagi nyanyi Indonesia Raya (kecuali waktu ospek). Padahal saya pikir ini hal yang sangat penting.
 

Anyway, dalam acara itu saya share tentang merdeka dari penjajah pikiran.
 

Penjajah Pikiran selalu mengganggu kita dengan perkataan-perkataan spt: “aku bodoh” “aku tidak mampu..” “aku tidak akan bisa mengalahkan dia..” “kita sih tidak mungkin bersaing dengan Amerika…” “wah mengalahkan Korea… jauh deh… apalagi mengalahkan Jerman”
 

Merdeka dari penjajah pikiran ini memerlukan perubahan cara pikir (revolusi mental). Pikiran “aku tidak bisa.” harus diubah total menjadi “ya.. kita mampu!!! Kita bisa!!!”
 

“Tidak ada gunung yang tidak dapat didaki, tidak ada laut yang tidak dapat disebrangi, tidak ada mimpi yang tidak dapat dikejar… ”
 

Selalu berpikir positif dalam kondisi apapun juga.
 

Penjajah Pikiran berusaha mencegah kita bermimpi besar:
 

“Tdk usah mimpi ngalahin Jerman, ngalahin kamboja aja sdh bagus..”
 

“Tidak usah mimpi tinggi…kita ini orang kecil.. cukup segini saja”
 

“jangan kelewat ngoyo… ini sudah cukup… ”
 

Merdeka dari penjajah Pikiran memerlukan mimpi besar dan langkah tekun mengejar mimpi itu.

Tahun 1993 kami memimpikan Indonesia juara dunia olimpiade fisika… awalnya gelap tidak tahu harus mulai dari mana…Saingan dengan Amerika? Jerman? Rusia? China? Woow apa mungkin? Walau begitu kami melangkah … ketika melangkah itu terlihatlah titik terang.. jalan menuju kesana terbuka… selangkah demi selangkah kami jalani … banyak hambatan… banyak kesulitan… banyak tantangan… namun kami terus melangkah… tahun ke 7 dapat 1 emas, tahun ke 8 jatuh lagi …kemudian bangkit dan Indonesia jadi juara Asia 2003, jatuh lagi.. bangkit lagi.. dan akhirnya tahun ke-14 (2006) kita meraih the absolute winner.

Mimpi besar membebaskan kita dari penjajah pikiran….membawa kita terbang tinggi seperti burung Rajawali…
 

Selamat ulang tahun kemerdekaan RI ke 69 ! Semoga Indonesia Jaya cepat terwujud!! Merdeka...!!!




Bila Diminta, Indonesia Siap Kirim Pasukan Ke Gaza

Indonesia sebagai negara yang selama ini terus mendorong terwujudnya perdamaian di Palestina menyatakan siap mengirimkan pasukan keamanan ke wilayah itu, bila ada permintaan.

Pernyataan tersebut diutarakan oleh Direktur Jenderal Multilateral Kementerian Luar Negeri, Hasan Kleib. Komentar Hasan itu disampaikannya disela-sela acara forum UNAOC di Bali.

“Kapan pun dibentuk Peace Keeping Operation Indonesia siap untuk membantu pasukan,” sebut Hasan di Bali, Sabtu (8/3/2014).

Namun, hal ini baru bisa terwujud bila ada permintaan dari DK PBB. Tidak hanya DK PBB, persetujuan untuk menerima pasukan penjaga perdamaian harus ada persetujuan dari pihak Palestina di Ramallah dan Israel.

Walau belum ada permintaan dari DK PBB, namun wacana mengenai hal ini sudah mulai berkembang. 



Sumber : DT

RX-320 Sukses Mengudara Dan RX-450 Terukur Karakteristiknya

Lapan kembali melakukan pengujian dalam rangkaian pembangunan Roket Pengorbit satelit (RPS) secara mandiri. RPS ini ditargetkan meluncur pada 2039. Jumat (22/08), Lapan menguji terbang RX-320 dan RSX-100 serta menguji statik RX-450. Pengujian berlangsung di Balai Produksi dan Pengujian Roket Lapan Pameungpeuk, Garut, Jawa Barat. 


Kegiatan tersebut merupakan tindak lanjut proses pengembangan penelitian Lapan dalam penguasaan teknologi di peroketan. Pengujian ini menyusul pelaksanaan survei lokasi di berbagai wilayah di Indonesia untuk dijadikan Bandara Antariksa, salah satunya Pulau Morotai, Maluku Utara. Di pulau ini, Lapan telah berhasil menguji terbang roket beberapa waktu silam. Hal ini merupakan bagian dari misi dan visi utama Lapan dalam penelitian dan pengembangan di dunia keantariksaan untuk maksud-maksud damai. 


Kali ini, Lapan sukses melakukan uji terbang satu unit Roket Sonda RX-320 yang nantinya akan dijadikan roket pembawa muatan di dalam rangkaian RPS. Muatan dari roket tersebut rencananya akan dibangun dengan sinergi bersama Technische Universitat (TU) Berlin, Jerman. Kebutuhan ini untuk upaya transfer teknologi serta pengembangan sumber daya manusia Lapan dalam menguasai teknologi peroketan. 
 


Lapan juga melakukan uji terbang pertama kalinya untuk satu unit Roket Sonda RSX-100 yang merupakan roket sonda hasil sinergi Pusat Teknologi Roket dan Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer. Roket tersebut membawa misi muatan sensor yang diprogram untuk melakukan pengukuran terhadap variabel atmosfer, yaitu untuk observasi suhu, tekanan angin, dan kelembaban udara.
 


Satu hari sebelum peluncuran roket-roket tersebut, Lapan juga melakukan uji statik roket sonda dengan tipe RX-450. Roket ini nantinya berfungsi sebagai roket pendorong dalam rangkaian RPS. Pengujian kali ini terlaksana dengan sukses. Dari hasil pengujian ini, Lapan memperoleh data karakteristik dari motor roket tersebut.
 


Kesuksesan pengujian tersebut membawa harapan besar untuk mencapai visi Lapan. Harapan tersebut yaitu membangun dan meluncurkan sendiri satelit yang dibangun secara mandiri. Tentunya, untuk mencapai target ini, diperlukan kemampuan nasional dan sinergi dengan berbagai pihak.
 
Sumber : Lapan

CoC Sebagai Peringatan Pemerintah Australia Selanjutnya!

Indonesia dan Australia sepakat mengakhiri kasus penyadapan dengan menandatangani Code of Conduct (CoC) atau Kode Perilaku, pada Kamis (28/8/2014) di Nusa Dua, Bali.

Menteri Luar Negeri Indonesia, Marty Natalegawa menyatakan CoC itu jadi peringatan bagi pemerintah Australia selanjutnya.

”Perjanjian ini akan menjadi semacam penggetar atau alarm kepada pemerintah Austrlia selanjutnya agar mereka tidak melakukan tindakan penyadapan semacam ini lagi. Kalau mereka melakukannya lagi, dan memang terbukti, maka mereka dengan jelas telah melakukan pelanggaran terhadap perjanjian itu,” kata Marty.

Setelah melewati proses yang sangat panjang, kedua pihak komitmen kuat untuk memperbaiki hubungan. "Kita mencapai kesepakatan ini untuk mencapai kesepahaman bersama, bahwa ini adalah komitmen kedua negara untuk tidak melakukan tindakan penyadapan lagi," ucapnya.

"Inilah (komitmen untuk tidak melakukan penyadapan lagi) yang menjadi inti dari perjanjian tersebut," tegas Marty.

Menurut Marty, CoC sendiri dilandasi oleh Lombok Treaty. Yakni, suatu perjanjian internasional antara Indonesia dan Australia, yang secara khusus mengatur hubungan antara kedua negara melalui 21 buah perjanjian dalam 10 bidang. Termasuk di dalamnya bidang intelijen dan militer.Australia Menang Perang Spionase? Ini Reaksi Marty Sehari usai penandatangan Code of Conduct (CoC) atau Kode Perilaku untuk mengakhiri kasus penyadapan, media Australia mengklaim itu sebagai kemenangan Austraia atas perang spionase.

Menteri Luar Negeri Indonesia, Marty Natalegawa, merespons dingin pemberitaan media Australia tersebut. ”Kemenangan apa?" ucap Marty, Jumat (29/8/2014) di Nusa Dua, Bali.

”Kalau ingin menang, ya udah menang aja terus. Kalau hal seperti ini dianggap kemenangan ya syukur Alhamdulillah, liat saja isinya (CoC),” lanjut Marty.

Menurut Marty, dalam kondisi seperti ini seharusnya jangan ada pihak mengklaim sebagai pemenang.”Kan sekarang sudah ada kesepakatan, yang melakukan penyadapan siapa selama ini," ucapnya.

”Kalau mereka anggap itu (CoC) sebagai kemenangan untuk mereka, silahkan saja bermimpi seperti itu,” katanya.

Media yang menulis berakhirnya kasus penyadapan sebagai kemenangan spionase Australia ditulis oleh Sydney Morning Herald, kemarin. ”Australia win the spy war with Indonesia," begitu judul pemberitaan media itu.

Dalam artikel tersebut ditulis bahwa kesepakatan yang ada antara Indonesia dan Australia, tidak akan menang melawan kesepakatan yang sudah dibuat antara intelijen Australia, Inggris, Selandia baru dan Kanada yang merupakan kelompok spionase "Five Eyes".

Reaksi Marty Atas Klaim Kemenangan Australia Atas perang Spionase

Sehari usai penandatangan Code of Conduct (CoC) atau Kode Perilaku untuk mengakhiri kasus penyadapan, media Australia mengklaim itu sebagai kemenangan Austraia atas perang spionase.

Menteri Luar Negeri Indonesia, Marty Natalegawa, merespons dingin pemberitaan media Australia tersebut. ”Kemenangan apa?" ucap Marty, Jumat (29/8/2014) di Nusa Dua, Bali.

”Kalau ingin menang, ya udah menang aja terus. Kalau hal seperti ini dianggap kemenangan ya syukur Alhamdulillah, liat saja isinya (CoC),” lanjut Marty.

Menurut Marty, dalam kondisi seperti ini seharusnya jangan ada pihak mengklaim sebagai pemenang.”Kansekarang sudah ada kesepakatan, yang melakukan penyadapan siapa selama ini," ucapnya.

”Kalau mereka anggap itu (CoC) sebagai kemenangan untuk mereka, silaan saja bermimpi seperti itu,” katanya.

Media yang menulis berakhirnya kasus penyadapan sebagai kemenangan spionase Australia ditulis oleh Sydney Morning Herald, kemarin.”Australia win the spy war with Indonesia," begitu judul pemberitaan media itu.

Dalam artikel tersebut ditulis bahwa kesepakatan yang ada antara Indonesia dan Australia, tidak akan menang melawan kesepakatan yang sudah dibuat antara intelijen Australia, Inggris, Selandia baru dan Kanada yang merupakan kelompok spionase "Five Eyes".




Sumber : Sindo

Lapan Tuan Rumah Pelatihan Internasional Sistem Satelit Navigasi Global

Lapan dipilih oleh Asia Pacific Space Cooperation Organization (APSCO) atau organisasi kerja sama keantariksaan Asia Pasifik sebagai tuan rumah pelaksanaan International Training Course on Global Navigation Satellite System (GNSS) Technology and Its Applications. Kegiatan ini berlangsung pada 26 Agustus hingga 3 September 2014 di Hotel All Sedayu, Kelapa Gading, Jakarta Utara. Pelatihan ini diikuti oleh 45 peserta dari berbagai negara anggota APSCO yaitu Tiongkok, Bangladesh, Iran, Mongolia, Pakistan, Peru, Thailand, Turki dan Indonesia.

Kepala Lapan, Prof. Dr. Thomas Djamaluddin, dalam sambutan pembukaan acara, Selasa (26/8) mengatakan bahwa kegiatan ini merupakan kontribusi aktif Indonesia dalam kegiatan APSCO. Selain itu, Thomas juga menekankan pentingnya peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM) anggota APSCO dari berbagai negara, khususnya dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi satelit.  
“Kegiatan ini juga diharapkan menjadi wadah pertukaran ide dan keahlian antarpeserta yang berasal dari perwakilan negara-negara anggota APSCO termasuk Indonesia,” Thomas menambahkan. 

Sementara itu, Sekretaris Jenderal APSCO Celal Unver dalam sambutannya, menyampaikan rasa terima kasih kepada Indonesia, dalam hal ini Lapan, atas sambutan dan kesediaan menjadi tuan rumah kegiatan ini. Ia berharap, sebagai signatory state (negara penandatangan) berdirinya APSCO, Indonesia dapat menjadi full member state (negara anggota tetap) APSCO. 
 

 
“Indonesia merupakan negara penting bagi APSCO. Sebagai negara terbesar keempat dari sisi populasinya, kami mengharapkan Indonesia bisa menjadi anggota tetap APSCO. Banyak keuntungan yang bisa dirasakan Indonesia jika sudah menjadi anggota tetap, diantaranya bisa mengajukan projek-projek strategis bagi Lapan (Indonesia) yang akan kami diskusikan dalam dewan APSCO agar bisa disetujui dan didukung oleh negara-negara anggota APSCO lainnya,” Celal menjelaskan. 
 

 
Peserta kegiatan ini mendapatkan kuliah dan pelatihan dari ahli GNSS dari Beihang University, Beijing, China. Salah satu peserta yang berasal dari Bangladesh, Abdus Salam Khan mengaku antusias mengikuti kegiatan ini.

“Meskipun GNSS bukan latar belakang pendidikan saya, namun saya akan berusaha sebaik mungkin untuk mengikuti kegiatan ini dan memahami materi yang disampaikan,” ujar Abdus.




Sumber : Lapan

Leopard Dan Anoa Jadi Primadona Di Monas

Independent Day Run digelar untuk kali kedua di area Monumen Nasional (Monas) besok (31/8).  Kegiatan untuk memperingati Hari Kemerdekaan RI itu juga diramaikan pesta rakyat dan pameran alutsista (alat utama sistem senjata). Dua Tank Leopard buatan Jerman dan Panser Anoa bikinan PT Pindad ikut dihadirkan.

Dua Tank Leopard dipajang di Silang Barat Monas Jumat (29/8). Sedangkan delapan Panser Anoa diparkir di pintu masuk Gedung Indosat. Alutsista milik pasukan pengamanan presiden (Paspamres) tersebut menjadi primadona acara. Tidak sedikit pengunjung yang memanfaatkan peralatan perang itu untuk berfoto selfie.


Panitia penyelenggara Independent Day Muhammad Aries menjelaskan, Tank Leopard dan Panser Anoa sengaja dipajang untuk menarik kedatangan warga dalam acara tersebut. Puncak acara bakal diramaikan pesta rakyat. ’’Sengaja dipajang lebih awal supaya Sabtu (hari ini, Red) pengunjung bisa menikmati dulu,’’ ujar dia.


Menurut Aries, Independent Day Run sengaja dihelat untuk memeriahkan peringatan kemerdekaan RI. Acara yang dimulai pukul 06.00 itu diawali dengan lomba lari sejauh 8 kilometer dan 17 kilometer.


Presiden SBY dijadwalkan hadir dan membuka lomba lari tersebut. SBY juga diagendakan ikut memainkan salah satu alat marching band lokananta milik akademi militer. ’’Ada juga kegiatan lomba balap karung, bakiak, panjat pinang, dan makan kerupuk. Semuanya terbuka untuk umum,’’ tuturnya.

Sebagai penutup kegiatan, panitia akan mempersembahkan kegiatan jupiter aerobatik tim. Kegiatan itu diisi dengan atraksi pesawat jet milik TNI-AU yang melakukan manuver di atas langit Monas.




Sumber : JP

Tank Leopard dan Marder Datang di Tanjung Priok


MBT Leopard 2A4 dan IFV Marder 1A3 untuk TNI AD (photos : 14aste)

Sabtu sore 30/08 kapal kargo berbendera Panama, Morning Celesta, yang membawa 52 tank Leopard dan Marder dari pelabuhan Bremenhaven, Jerman telah tiba di pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta.


Kendaraan yang dikirim dalam batch ini, dengan perincian sebanyak 24 MBT Leopard 2A4 dan 28 IFV Marder.

Untuk kendaraan IFV Marder akan dibagi ke dalam beberapa batalyon kavaleri atau infantri mekanis.

Camo baru tank TNI AD (photo : jkgr)

Sedangkan MBT Leopard 2A4 akan dibagi untuk 2 kesatuan yaitu Batalyon Kavaleri 1 Kostrad, Cijantung, Jakarta dan Batalyon Kavaleri 8 Kostrad, Pasuruan, Jawa Timur. 

Perjalanan ke Jawa Timur akan ditempuh dengan kapal kargo yang lebih kecil dengan tujuan pelabuhan Tanjung Perak Surabaya.

Kendaraan yang datang dengan warna hijau polos ini selanjutnya akan mendapatkan camo baru khas TNI AD dan logo kesatuan.

(DS)

2015, Markas Batalion Infanteri Hadir di Natuna

Satu batalyon akan hadir di daratan Kepulauan Natuna Besar yang mempunyai luas wilayah 1.720 km² (photo : Viva)

Natuna (Antara Kepri) - Pada tahun 2015 nanti, satu batalion infanteri TNI AD akan hadir di Natuna. Penambahan dan penempatan kekuatan TNI tersebut adalah sebagai salah satu upaya dalam pengembangan gelar kesatuan di wilayah terdepan NKRI.

"Benar, pada tahun 2015 nanti akan ada batalion infantri di Natuna. Ini adalah salah satu upaya dalam pengembangan gelar kekuatan pasukan TNI di wilayah perbatasan," ungkap Danrem 033/Wira Pratama Kepri Brigjen TNI B Zuirman di sela kunjungan ke Natuna, Rabu.

Jenderal bintang satu itu mengatakan, nantinya markas batalion tersebut akan ditempatkan di daerah Sepempang, Kecamatan Bunguran Timur dengan nama Batalion Infanteri 135.

"Mengapa Batalion Infanteri, sebab batalion ini adalah pasukan yang bisa di arahkan kemana saja dan siap tempur kalau terjadi apa-apa nantinya, juga taktis. Sedangkan alat perangnya adalah yang terdepan atau utama," kata Brigjen B Zuirman.

Perlu diketahui, tambah jenderal lagi, Kabupaten Natuna merupakan daerah NKRI yang berbatasan langsung dengan perairan Vietnam, dan wilayah timurnya berbatasan dengan Malaysia Timur, Thailand dan Brunei, yang bila terjadi konflik sangat riskan dijadikan musuh sebagai pangkalan sebelum masuk ke wilayah Indonesia. 

"Posisi Natuna ini sangat strategis dan banyak pulau-pulau kecil, yang dikelilingi oleh negara asing, bila terjadi konflik, sangat mungkin dijadikan pangkalan oleh musuh sebelum masuk ke wilayah RI, oleh sebab itu, perlu ada tambahan pasukan yang terpusat di wilayah ini," tambahnya. 

Sementara ini kata dia, untuk lahan, Pemerintah Daerah Natuna sudah mempersiapkannya, dan menunggu sertifikatnya saja. Sedangkan dana untuk pembangunan markas tersebut, berasal dari pusat.

"Kita juga memberikan apresiasi kepada Pemerintah Kabupaten Natuna, yang sudah mempersiapkan lahan untuk TNI, semoga pada tahun 2015 nanti apa yang kita harapkan dan bisa terwujud, demi keutuhan dan keamanan NKRI di daerah perbatasan," pungkasnya. 

(Antara)

Friday, August 29, 2014

Launching Kapal Perang KRI Teluk Bintuni Lampung Diundur

Kapal perang khusus pengangangkut Tank KRI Teluk Bintuni batal melaut hari ini(28 Agustus 2014). Informasi tersebut diperoleh dari General Manager Production PT Daya Radar Utama (DRU) Lampung Edy Wiyono kepada saibumi.com.

"Rencana Launching LST (Landing Shift Tank) KRI Bintuni dengan sangat berat hati saya sampaikan ditunda. Launching akan dilaksanakan pada 5 September 2014 pukul 14.00 WIB," ujar Edy.


Persiapan landasan khusus untuk membawa kapal tersebut ke lautan juga terus dilaksanakan. Lebih lanjut Edy mengutarakan alasan penundaan tersebut. "Karena ada beberapa equipment kapal yang hingga saat ini belum sampai digalangan. Sehingga diperlukan waktu yang lebih untuk pemasangannya didalam kapal," tambahnya.


Lebih lanjut Edy menyampaikan bahwa undangan untuk acara launching kapal pengangkut Tank jenis Leopard asal Jerman tersebut sudah disebar. "Informasi terkini yang saya peroleh, baru KSAL yang memastikan datang ke Lampung pada acara launching tersebut. Tamu-tamu besar lainnya kami tinggal tunggu konfirmasinya saja," ujarnya diujung wawancara.


Sebelumnya PT DRU Lampung mendapat kepercayaan dari Kementerian Pertahanan dan Keamanan untuk membuat kapal. Kepercayaan tersebut adalah kepercayaan perdana pihak swasta dilibatkan dalam industri pembuatan sistem persenjataan milik bangsa Indonesia.


Sumber : Saibumi

Indonesia Australia Mulai Kembali Kerjasama Militer

Indonesia Australia Sepakati Kerja Sama Intelijen 

Indonesia dan Australia menyepakati kerja sama intelijen dalam kerangka kerja sama keamanan atau Traktat Lombok di Nusa Dua Bali, Kamis.

Kesepakatan kerja sama intelijen itu ditandatangani Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa dan Menteri Luar Negeri Australia Julie Bishop dalam satu kesepahaman bersama yang berisi dua butir kesepahaman.

★ Butir pertama, yaitu kedua negara tidak akan menggunakan setiap intelijen mereka, termasuk kapasitas penyadapan, atau sumber-sumber daya lainnya dengan cara-cara yang dapat merugikan kepentingan dari kedua negara.

★ Butir kedua, yaitu kedua negara akan mendorong kerja sama intelijen antara lembaga-lembaga dan badan-badan yang relevan sesuai dengan hukum dan peraturan nasional masing-masing.

"Ini adalah suatu kesepakatan yang sangat penting sebagai dua negara yang memiliki hubungan mitra strategis. Kita tidak dapat melihat atau membiarkan tindakan-tindakan penyadapan seperti yang mungkin terjadi pada masa lalu," kata Marty.

Marty mengatakan bahwa tata perilaku pelaksanaan perjanjian antara Indonesia dan Australia tentang Traktat Lombok itu akan menempatkan hubungan kedua negara, termasuk kerja sama intelijen, ke hubungan yang positif.

"Pemulihan kembali komunikasi angkatan bersenjata kedua negara sebagaimana sediakala," ujar Marty.

Sementara itu, Bishop mengatakan bahwa tata perilaku pelaksanaan perjanjian Traktat Lombok itu merupakan instrumen yang memperkuat rasa hormat mendalam untuk setiap kedaulatan dan integritas wilayah pihak lain.

"Kami berdua percaya kerja sama intelijen yang kuat merupakan aspek penting untuk kedua negara dan merupakan cara paling efektif untuk mengalahkan pihak lain yang akan mengancam orang Australia ataupun orang Indonesia," ujar Bishop.

Para menteri luar negeri ataupun kepala badan intelijen masing-masing negara akan mengadakan pertemuan-pertemuan tahunan sebagai tindak lanjut atas tata perilaku pelaksanaan perjanjian Traktat Lombok.

Pertemuan-pertemuan itu, menurut Bishop, berarti penting untuk menghadapi tantangan-tantangan keamanan di masing-masing negara, regional, dan dunia.

"Termasuk ancaman dari kelompok radikal di negara mereka ketika kembali dari daerah konflik di Timur Tengah, Suriah, dan Irak," kata Bishop. 


Indonesia Australia Bangun Kembali Kerjasama Pertahanan 

Menko Politik, Hukum dan Keamanan, Djoko Suyanto, mengatakan Indonesia dan Australia akan membangun kembali kerjasama di bidang pertahanan, pascapenandatanganan nota kesepahaman tentang kerjasama keamanan atau Traktat Lombok di Nusa Dua, Bali.

"Penandatanganan nota kesepahaman tentang code of conduct ini, akan ditindaklanjuti melalui komunikasi yang efektif," kata Menko Polhukam dalam keterangan tertulisnya yang diterima di Jakarta, Kamis malam.

Komunikasi antara kedua negara itu, katanya, akan dilakukan oleh Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko, dan tiga kepala staf angkatan (TNI Angkatan Udara, Angkatan Darat dan Angkatan Laut).

Nota Kesepahaman yang baru saja ditandatangani juga berisi suatu tata perilaku di mana para pihak tidak akan menggunakan kemampuan intelijen mereka, termasuk kapasitas penyadapan atau sumber-sumber daya lainnya, dengan cara-cara yang dapat merugikan kepentingan dari kedua negara.

Bersamaan dengan itu, Indonesia dan Australia sepakat untuk mendorong kerjasama intelijen antara lembaga-lembaga dan badan-badan yang relevan sesuai dengan hukum dan peraturan nasional masing-masing.

Dalam pelaksanaan hal-hal tersebut dan di bawah kerangka pertemuan tahunan Menteri Luar Negeri Australia dan Indonesia, para kepala badan intelijen kedua negara akan bertemu dan berkonsultasi secara berkala.

Kesepakatan kerjasama intelijen itu ditandatangani Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa dan Menteri Luar Negeri Australia Julie Bishop dalam satu kesepahaman bersama yang berisi dua butir kesepahaman.
Sumber : Antara

TNI AU Kerahkan Boeing B-737 Dan CN-295 Cari WNA Hilang

TNI AU dalam hal ini Lanud Rembiga dibawah kendali Koopsau II mengerahkan pesawat intai strategis Boeing B-737 dari Skadron Udara 5 Makassar serta Pesawat CN-295 dari Skadron Udara 2 untuk melakukan penyisiran dan pencarian korban Kapal wisata Versace Amara yang diduga tenggelam setelah menabrak karang‎ di perairan Pulau Sangeang, Kec Wera, Kab Bima, NTB. Kapal yang membawa 20 turis asing dan 5 awak kapal itu tenggelam pada hari sabtu 16 Agustus yang lalu sekitar pukul 20.00 WITA.

Sebagaimana konteks Lanud Rembiga sebagai pangkalan aju operasi, Komandan Lanud Rembiga Letkol Pnb Ardi Syahri, ST.,MM.,MMA beserta seluruh personel Lanud Rembiga siap mendukung dan membantu proses pencarian dua warga Negara spanyol korban kapal tenggelam di perairan pulau Sangeang, Kec Wera Kab. Bima NTB yang hingga kini masih belum diketemukan.


Pencarian sebelumnya telah menyisir sektor utara sampai 100 mil dari bima hingga ke pulau tengah kemudian kembali ke selatan menyusuri pantai utara ke pulau sangeang api hingga gili banta sampai pulau kelapa.


Di pencarian hari kedua Pesawat CN-295 tail number A-2907 dari Skadron 2 dengan Captain Pilot Mayor Pnb Dhian dan Copilot Kapten Pnb Anto bersama 6 crew menyisir wilayah pantai selatan bima hingga ke tambolaka hingga ke pantai timur lalu kembali ke pulau sangeang dan terbang sekitar 2 jam pencarian dengan menggunakan metode low level, dan terbang di ketinggian 2000 ft sampai dengan 1000 ft diatas laut untuk visual contact dengan sasaran.
Turut serta dalam pencarian menggunakan pesawat CN 295  Kabasarnas Marsdya TNI FH Bambang Soelistyo, S.Sos dan Deputy Operasi Basarnas Brigjend TNI Tatang Zaenudin.

Pesawat Boeing B-737 dari Skadron Udara 5 Makassar juga turut terlibat dalam pencarian dan penyisiran di perairan sangeang, dengan Captain Pilot Mayor Pnb Iwan dan Copilot Lettu Pnb Muslih.


Danlanud Rembiga Letkol Pnb Adi Syahri, ST.,MM.,MMA menjelaskan Keterlibatan TNI AU dalam hal ini Koopsau II dan Lanud Rembiga khususnya sebagai Pangkalan Aju Operasi dalam mendukung pelaksanaan tugas Operasi Militer Selain Perang (OMSP)  TNI mutlak diperlukan sebagaimana diamanatkan dalam UU Nomor 34 Tahun 2004 tentang TNI.


Selain itu hal ini juga didasari oleh semangat jiwa kita untuk ingin bersatu padu menyelesaikan persoalan kesulitan manusia dalam memberikan perlindungan,  pertolongan dan penyelamatan warga bangsa, khususnya para korban kecelakaan pelayaran, penerbangan dan di lokasi-lokasi ekstrim lainnya.
Sumber : TNI AU

Raungan Su-27/30MKI TNI AU Bikin Takjub Warga Timika

Warga Timika, Papua, terkagum-kagum sekaligus takjub menyaksikan atraksi dua pesawat tempur Sukhoi Su-27 dan Su-30MKI Flankers dengan suara meraung-raung saat bermanuver di atas langit kota itu, Kamis.

Dibandingkan pesawat tempur lain TNI AU, raungan mesin Su-27/30MKI Flankers memang jauh lebih menggetarkan dan "dalam". Kedua mesinnya sangat bertenaga dengan ukuran yang jauh lebih besar, bahkan ketimbang mesin F-16 Fighting Falcon sekalipun.

"Ini ada apa, koq ada pesawat tempur terbang di Timika. Selama ini saya belum pernah menyaksikan atraksi pesawat tempur seperti ini di Timika," kata Marsianus, salah seorang warga yang bermukim di kawasan Koperapoka, Timika.

Perwira Kosekhanudnas IV Biak, Letnan Kolonel Elektronika Lilik Irianto, di Timika, Kamis, mengatakan, atraksi dua pesawat tempur Su-27 Flankers dari Skuadron Udara 11 TNI AU itu bagian dari simulasi latihan Komando Pertahanan Udara Nasional Sektor IV yang berpusat di Biak.


Dalam latihan itu, disimulasikan ada pesawat terbang musuh (pesawat C-130 Hercules) tertangkap Satuan Radar 243 Timika memasuki wilayah udara Indonesia di sekitar Timika untuk menyerang area obyek vital nasional, PT Freeport Indonesia.

Saat pesawat musuh tersebut sudah teridentifikasi maka dalam jarak sekitar lima kilometer pasukan Detasemen Pertahanan Udara Komando Pasukan Khas TNI AU mencegat dengan menembakkan rudal QW.

Namun pesawat musuh tersebut mampu meloloskan diri dan selanjutnya menembaki sejumlah objek vital di area PT Freeport.

Menyikapi itu, Kohanudnas memerintahkan dua pesawat tempur Flankers yang ada di Biak yaitu Sukhoi-27 dan Su-30MKI untuk mengusir pesawat terbang musuh itu.

Dalam latihan tersebut juga dilibatkan satuan-satuan terkait lainnya dan komponen cadangan, di antaranya Kodim 1710/Mimika untuk mengvakuasi warga, polisi, Pemadam Kebakaran, pihak pengelola Bandara Timika, petugas medis dari RSUD, dan lainnya.

Menurut Irianto, selama latihan simulasi, Su-27 dan Su-30MKI itu melakukan tujuh kali running atau manuver. Padahal sesuai rencana semula, Flankers itu hanya dua kali manuver di atas langit Kota Timika.

"Ini suatu kebijaksanaan untuk masyarakat Timika. TNI AU melakukan itu untuk memberikan 'hiburan' kepada warga Timika mengingat selama 10 tahun berdirinya Kosekhanudnas IV ini baru pertama kali pesawat tempur terbang ke Timika," ujar dia.

Usai melakukan latihan simulasi, kedua Flankers itu langsung kembali ke Pangkalan Utama TNI AU Biak.

Sebelum melakukan latihan di Timika, Kosekhanudnas IV juga menggelar latihan serupa di Jayapura. 



Sumber : Antara

Panglima TNI Minta DPR Baru Tak Salah Langkah

Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko hadir sebagai pemateri pada kegiatan Pembekalan dan Pemantapan Wawasan Kebangsaan bagi Anggota DPR RI periode 2014-2019 di Aula Gd. Dwi Warna Purwa Lemhannas RI, Rabu (27/8/2014).

Dalam materi yang diberi judul ‘Peran TNI Dalam Menjaga Kedaulatan dan Keutuhan NKRI’, Panglima TNI menjelaskan mengenai perbedaan ciri-ciri masyarakat di negara maju, dengan negara berkembang. Negara maju di huni oleh masyarakat yang memiliki kebutuhan tinggi akan prestasi, memiliki disiplin yang tinggi, mempunyai tanggung jawab pribadi, menyukai tantangan, serta keunggulan dalam pekerjaan.


Sedangkan pada masyarakat di negara berkembang memiliki ciri sensitif terhadap reaksi orang lain, anti kritik, juga mudah melakukan penyelewengan.


“Saya yakin anggota DPR RI termasuk ke dalam ciri-ciri masyarakat maju,” kata Panglima TNI.

Lebih lanjut Panglima TNI mengatakan bahwa potensi konflik di Indonesia adalah masalah Ideologi (degradasi pengamalan Pancasila sebagai ideologi bangsa, keinginan kelompok tertentu merubah Pancasila dengan ideologi lain); Politik (sengketa Pemilu, demokrasi transaksional); ekonomi (masalah hutang luar negeri, masalah BBM, defisit anggaran perdagangan bebas, pencucian uang); Sosial Budaya (kemiskinan, pengangguran meningkat kerusakan lingkungan hidup, korupsi, konflik SARA, wabah penyakit, narkoba, TKI ilegal); Hankam (separatisme, terorisme, masalah perbatasan kejahatan lintas negara).


Kegiatan pembekalan dan pemantapan yang diselenggarakan atas kerjasama Lemhannas RI dengan DPR RI ini, menurut Panglima TNI adalah momentum yang tepat untuk mendiskusikan berbagai permasalahan kebangsaan yang sedang dihadapi saat ini.


“Ini adalah momentum, anggota DPR bisa berkumpul di Lemhannas RI untuk membicarakan persoalan-persoalan demi kemajuan bangsa,” ungkap Panglima TNI.


Panglima TNI berulang kali mengingatkan supaya anggota DPR RI tidak salah langkah dalam membuat kebijakan. Kemacetan politik yang terjadi dapat dimunculkan, dapat pula dipecahkan oleh anggota DPR RI.


“Hati-hati, begitu salah membuat kebijakan akan banyak prajurit yang menjadi korban,” kata Jenderal TNI Dr. Moeldoko.


Jenderal Moeldoko juga mengimbau agar anggota DPR RI selalu memperhatikan situasi geopolitik di kawasan Asia Pasifik.


“Lingstra mohon dipahami sebaik-baiknya oleh rekan-rekan anggota DPR,” kata Panglima TNI.


Bertindak selaku moderator dalam kegiatan yang baru pertama kali diselenggarakan oleh Lemhannas RI ini adalah Deputi bidang Pendidikan Pimpinan Tingkat Nasional Lemhannas RI, Laksda TNI Ir. Leonardi.
Sumber : Tribunnews

Menhan : TNI AL Akan Diperkuat 48 Unit KCR

Kementerian Pertahanan mencatat besaran kebutuhan ideal alat utama sistem senjata (Alutsista) untuk memperkuat keamanan perairan Indonesia sesuai rencana strategis mencapai 48 unit kapal, termasuk armada untuk perang.

"Dari puluhan kapal itu sebanyak 16 unit berupa kapal cepat rudal (KCR) 60 meter, 16 unit KCR 40 meter, dan 16 unit kapal patroli cepat," kata Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro ditemui usai menerima kapal pesanan TNI AL yang kedua, KCR 60 M dengan nama KRI Tombak-629, di Dermaga PT PAL Indonesia, di Surabaya, Rabu.

Mengenai pembangunan 16 unit KCR tersebut, ungkap dia, membutuhkan waktu yang tidak sedikit. Apalagi, sampai sekarang kapasitas produksi PT PAL Indonesia hanya tiga unit kapal per tahun.

"Total KCR yang kami pesan tergolong multi role karena dipersenjatai dengan rudal, meriam, dan software yang bisa digunakan untuk perang elektronik," ujarnya.

Sementara, jelas dia, desain kapal yang dilengkapi sistem multi role itu diyakini mampu bertempur dengan mengantisipasi serangan udara, laut, maupun darat.

"Bahkan terhadap perang warfare sekalipun," katanya.


Pada kesempatan serupa, KSAL Laksamana Marsetyo, menambahkan, pembangunan KCR 60 meter akan diserahkan ke PT PAL Indonesia sebagai Lead Integrator. Sementara, untuk KCR 40 meter nantinya akan dibangun di galangan kapal di Batam.

"Dengan demikian, sekaligus mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia melalui peningkatan produksi galangan kapal nasional," katanya.

Di sisi lain, Direktur Utama PT PAL Indonesia, M Firmansyah Arifin, mengemukakan, terkait pembangunan satu unit KCR 60 m tersebut membutuhkan dana Rp125 miliar. Besaran tersebut hanya pembangunan fisik atau belum termasuk biaya persenjataannya.

"Kini KCR kedua pesanan TNI AL tersebut diberi nama KRI Tombak-629. Kapal itu dipesan di tempat kami dan hari ini diterima langsung Menhan, Purnomo Yusgiantoro," katanya.

Sebelumnya, lanjut dia, Kemenhan telah menerima kapal pertama pada 28 Mei lalu yang diberi nama KRI Sampari. Rencananya, kapal terakhir pesanan Kemenhan diserahkan pada September tahun 2014 dan sekarang masih dalam proses. 


Menhan : Pembangunan Kekuatan Pertahanan Agar Diteruskan
Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro berharap pemerintahan baru di bawah kepemimpinan Presiden terpilih, Joko Widodo, bisa meneruskan program pembangunan kekuatan pertahanan negara.

"Lima tahun ini kita telah membangun kekuatan pertahanan yang signifikan, sehingga Indonesia menjadi negara besar dan disegani negara lain," kata Yusgiantoro, usai upacara penyerahan kapal cepat rudal, KRI Tombak-692, produksi PT PAL Indonesia kepada TNI AL, di Surabaya, Rabu.

Didampingi Kepala Staf TNI AL, Laksamana TNI Marsetio, ia mengemukakan, pembangunan kekuatan pertahanan telah menjadi salah satu program prioritas pemerintahan Presiden Susilo Yudhoyono dalam lima tahun terakhir.

"Saya berharap program itu bisa diteruskan pemerintahan yang baru, karena masalah keamanan dan ekonomi selalu berjalan bersama-sama. Ekonomi bisa jalan kalau kita mendapatkan rasa aman, dan rasa aman bisa diciptakan kalau kita kuat, yakni TNI kuat dan Polri juga kuat," ujarnya.

Namun demikian, Yusgiantoro mengakui pembangunan kekuatan pertahanan dan pengadaan arsenal TNI sangat bergantung pada politik anggaran dari pemerintah.

"Selama lima tahun terakhir, politik anggaran sudah cukup baik. Sektor pertahanan mendapatkan alokasi anggaran lima kali lipat dibanding anggaran 1999-2004 dan tiga kali lipat dari anggaran 2004-2009," katanya. 

Dengan anggaran yang besar itu, lanjut dia, pemerintah bisa membangun kekuatan pertahanan TNI dengan signifikan, seperti pengadaan kapal perang, pesawat tempur dan tank tempur, serta alutsista lainnya.

Sementara itu, kapal cepat rudal (KCR) ukuran 60 meter, KRI Tombak-629, yang diserahkan kepada TNI AL itu kapal kedua produksi PT PAL Indonesia (Persero), dari total 16 unit yang rencananya dibangun di perusahaan galangan kapal tersebut.

"Kapal itu penting bagi negara ini mengingat perairan Indonesia sangat luas. Kami yakin keberadaan armada itu sekaligus mampu meningkatkan rasa bangga dan kemandirian bangsa," kata Menhan.

Selain 16 KCR, Kementerian Pertahanan juga menargetkan pembangunan 16 unit KCR ukuran 40 meter dan 16 unit kapal patroli cepat untuk mendukung kekuatan TNI AL. 





Sumber : Antara

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Web Hosting Coupons