Total Pageviews

Thursday, December 18, 2014

Yonif 516/ Carakha Yudha Surabaya akan Menjadi Yon Mekanis

Panser Anoa buatan PT Pindad (photo : Pindad)

Upacara Alih Kodal Yonif 511/DY Dan Yonif 516/CY

Surabayanews.co.id - Dalam pelaksanaan upacara bendera 17-an dan upacara hari jadi ke-66 Kodam V/Brawijaya juga dilaksanakan upacara alih Komando Pengendalian (kodal) Yonif 511/Dibyantara Yudha dan Yonif 516/Carakha Yudha, dipimpin Pangdam V/Brawijaya Mayjen TNI Eko Wiratmoko, S.Sos pada (17/12) di Lapangan Kodam V/Brawijaya. 

Yonif 511/DY yang semula berada dalam kendali Brigif 16/Wira Yudha akan beralih kodal dibawah Korem 081/Dhirot Saha Jaya. Selanjutnya untuk Yonif 516/CY yang semula di bawah Korem 084/Bhaskara Jaya akan beralih kodal di bawah Brigif 16/Wira Yudha.

Dalam amanatnya Pangdam menyampaikan bahwa alih kodal ini pada hakekatnya merupakan salah satu upaya untuk menjaga keseimbangan dan kesiapan operasional serta pembinaan satuan. Dengan adanya alih kodal ini diharapkan akan lebih memudahkan pengendalian, pengawasan dan koordinasi dalam pelaksanaan tugas-tugasnya di lapangan.

Sejalan dengan hal itu, Kasad Jenderal TNI Gatot Nurmantyo telah membuat kebijakan bahwa pada Tahun 2015, Yonif 516/ Carakha Yudha akan menjadi Yon Mekanis, dengan dilengkapi sejumlah ranpur seperti ranpur Anoa, segera laksanakan perencanaan dan persiapan untuk perubahan menjadi Yon mekanis ini, utamanya dari aspek personil dan peralatan, sehingga pada saatnya dapat melaksanakan salah satu tugas dari Yon Mekanis yaitu untuk mendukung pertempuran yang membutuhkan kecepatan, presisi, dan manuver personil. 

 

Sumber: (SurabayaNews)

Setelah Disindir Jokowi, TNI Janji Tenggelamkan Lebih Banyak Kapal Tiap Minggu

Presiden Joko Widodo menyatakan kegeramannya lantaran sudah berkali-kali perintah untuk menenggelamkan kapal dikeluarkan, namun instruksi itu baru dilaksanakan. Panglima Armada Barat Mayor Jenderal Widodo yang menjadi eksekutor dalam proses penenggelaman kapal itu berdalih TNI AL masih menunggu proses hukum terhadap kapal-kapal yang disit itu berkekuatan hukum tetap.
"Kami loyal kepada presiden untuk melakukan apa pun harus kita kerjakan, hanya memang pelaksanaanya kita back up dengan hukum yang benar. Jadi betul-betul sudah inkracht sudah dirampas oleh negara, kemudian setelah dirampas kan terserah negara. Perintah Pak Presiden tenggelamkan, ya kita tenggelamkan," ujar Widodo di istana negara, Kamis (18/12/2014).
Widodo mengakui saat ini memang baru ada tiga kapal yang sudah berkekuatan hukum tetap. Namun, dia memastikan bahwa pekan depan, kapal-kapal yang akan ditenggelamkan lebih banyak lagi.
"Nanti minggu depan ada lagi, minggu depannya ada lagi, dan terus selalu ada. Kita tunggu saja," ungkap Widodo.
Sebelumnya, Presiden Jokowi menyoroti kesiapan jajaran pemerintah dalam melakukan penegakan hukum terhadap mereka yang mencuri kekayaan di perairan Indonesia. Jokowi menyindir instruksinya untuk menenggelamkan kapal-kapal ilegal baru dilaksanakan setelah tiga kali diingatkan.
"Dua bulan lalu, saya perintahkan langsung, kapal-kapal yang masih berani masuk perairan kita dan melanggar, saya perintahkan saat itu langsung tenggelamkan! Tetapi, perintah itu sampai tiga kali, baru ada yang tenggelam," sindir Jokowi di hadapan para gubernur dan bupati serta wali kota yang hadir di acara Musrenbangnas 2014 di Jakarta, Kamis (18/12/2014).
Jokowi mengaku heran kenapa perintahnya itu baru dituruti setelah tiga kali dia ingatkan. Padahal, lanjut Jokowi, perintah penenggelaman kapal itu seharusnya dilakukan secepat mungkin. "Harusnya satu kali sudah cukup, ya," kata dia.
Jokowi kembali menyinggung soal kerugian Indonesia yang disebabkan dari praktik *illegal fishing*. Dia menyebutkan, setiap tahunnya, ada 5.000-6.000 kapal di perairan Indonesia. Sebanyak 90 persen di antaranya adalah kapal ilegal.
"Dalam satu tahun, kita rugi Rp 300 triliun. Ini bukan jumlah yang kecil!" kata Jokowi.


Sumber: Kompas

KSAD: Alutsista Mahal Tak Jamin Berkualitas

Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Gatot Nurmantyo mengatakan, alat utama sistem senjata (alutsista) mahal tidak menjadi jaminan alutsista itu berkualitas baik dan memiliki kemampuan yang handal.
"Yang dibutuhkan terkait Alutsista adalah spesifikasi teknis. Kemampuan, akurasi, daya ledak menjadi ukuran yang utama. Jadi, bukan soal mahal atau tidaknya," kata KSAD menanggapi pengadaan 'multiple launch rocket system' (MLRS) pabrikan Avibras Brazil, di Jakarta, Kamis (18/12/2014), seperti dikutip Antara.
Gatot memastikan kualitas MLRS Brazil lebih baik ketimbang jenis MLRS buatan Roketsan Turki. "Saya sangat yakin kemampuan Astros II MLRS pabrikan Brazil lebih bagus dari MLRS buatan Rokestan asal Turki," ucapnya.
Keyakinan itu didasari atas hasil uji coba MLRS. Alutsista tersebut sudah diujicoba.
"Setiap persenjataan yang dibeli Angkatan Darat adalah persenjataan yang sudah lebih dulu diuji di pertempuran atau sudah teruji di medan tempur," kata Gatot.
Sebelumnya, Kepala Pusat Komunikasi dan Publik Kementerian Pertahanan, Kolonel Djundan, menegaskan, MLRS buatan Roketsan Turki belum teruji, bahkan belum digunakan di negara lain.
"Adapun informasi yang menyebutkan bahwa Roketsan sudah digunakan di beberapa negara lain, hal tersebut adalah tipe atau jenis lain, bukan yang ditawarkan ke Kemhan, bahkan yang ditawarkan ke Kemhan itu masih dalam proses 'research and development approval'," imbuhnya.
Djundan menegaskan, tidak mungkin TNI menggunakan alutsista yang belum teruji dan belum terbukti kemampuannya di medan perang. Fungsi utama Alutsista, menurut dia, adalah memperkuat pertahanan. Hal ini tentunya dilakukan dengan persenjataan yang sudah teruji.
"Kalau belum teruji, bagaimana bisa memperkuat pertahanan," ujarnya.


Sumber: Kompas

Wednesday, December 17, 2014

Lucu, Kapal perang Indonesia dan Malaysia ini punya nama sama

Lucu, Kapal perang Indonesia dan Malaysia ini punya nama samaAda fakta menarik soal kapal perang milik TNI Angkatan Laut dan Tentara Laut Diraja Malaysia (TLDM). Kedua negara punya kapal perang bernama sama.

Kapal perang itu adalah Kapal Republik Indonesia (KRI) Todak dan Kapal Diraja (KD) Todak. Bedanya KRI Todak bernomor lambung 361 sementara KD Todak bernomor 3506.

Nama Todak diambil dari nama ikan galak dengan mulut seperti pedang. Ikan ini sering juga disebut ikan cucut.

KRI Todak merupakan kapal patroli cepat buatan dalam negeri. Kapal jenis FPB-57 Nav V ini diproduksi tahun 1999 dan mulai masuk jajaran TNI AL setahun setelahnya. Kini KRI Todak bertugas Komando Armada Barat TNI AL.

Selain KRI Todak 631, TNI AL memiliki beberapa kapal sejenis seperti KRI Lemadang 632, KRI Hiu 634, dan KRI Layang 635.

KRI Todak memiliki bobot pada muatan penuh 445 ton. Berdimensi 58,10 meter x 7,62 meter x 2,85 meter. Ditenagai oleh 2 mesin diesel yang sanggup mendorong kapal hingga kecepatan 30 knot.

Kapal ini punya 2 rudal permukaan-ke-permukaan C 802, buatan China dengan jangkauan maksimal sekitar 130 Km.

Selain 2 rudal, KRI Todak juga punya 1 Meriam Bofors SAK 40/70 berkaliber 40 mm dengan kecepatan tembakan 300 rpm dan 2 kanon Penangkis Serangan Udara Rheinmetall kaliber 20 mm dengan kecepatan tembakan 1000 rpm. Jangkauannya bisa mencapai 2 Km untuk target udara.

Nama KRI Todak sering disebut akhir-akhir ini. Dia ikut bertugas dalam misi memburu kapal asing dan menenggelamkan kapal pencuri ikan dari Vietnam di Natuna beberapa minggu lalu.

Sebelumnya KRI Todak juga beberapa kali menangkap kapal pencuri ikan dan kapal ikan yang menggunakan pukat harimau. Dia juga terlibat mencari pesawat Malaysia Airlines MH370 yang sempat diduga jatuh di perairan Indonesia.

Bagaimana dengan KD Todak?

Kapal perang Malaysia Kapal Diraja Todak digolongkan masuk ke kelas Jerong. Ada enam kapal serang cepat yang dimiliki tentara laut Malaysia. KD Jerong (3505), KD Todak (3506), KD Paus (3507), KD Yu (3508), KD Baung (3509), dan KD Pari (3510).

Dibanding KRI Todak, KD Todak lebih tua. Dia dibangun di galangan kapam Butterworth tahun 1976.

Informasi dari situs TLDM, Kapal ini memiliki ukuran 44,9 m X 7 m X 2,5 m. Kecepatan maksimum mencapai 32 knot.

KD Todak mengandalkan meriam dan senapan mesin berat untuk menghancurkan lawan. Dia ditugaskan untuk menjaga wilayah perbatasan perairan Malaysia.

Beberapa kali KD Todak juga melakukan misi pertolongan pada kapal-kapal yang nyaris tenggelam.

Seandainya terjadi peperangan, maka bisa jadi KRI Todak dan KD Todak akan saling memburu di lautan. Tapi semoga hubungan Indonesia dan Malaysia selalu rukun dan saling menghormati.



Sumber: Merdeka

Slovakia Ingin Tingkatkan Kerjasama Pertahanan dengan Indonesia

SpGH ZUZANA 155mm

Menteri Pertahanan Republik Indonesia, Jenderal TNI (Purn) Ryamizard Ryacudu menerima kunjungan kehormatan Duta Besar (Dubes) Republik Slovakia untuk Indonesia Michal Slivovic, Selasa, 16 Desember 2014, di kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta. Maksud kunjungan ini, selain untuk memperkenalkan diri juga dalam rangka membicarakan upaya peningkatan kerjasama kedua negara khususnya di bidang pertahanan.

Dubes Michal Slivovic yang juga belum satu tahun melaksanakan tugasnya di Indonesia menyampaikan keinginan pemerintah Slovakia dalam hal ini Kementerian Pertahanan Slovakia untuk meningkatkan kerjasama di bidang pertahanan antara Indonesia dan Slovakia ke tingkat yang lebih nyata. Slovakia ingin dan siap membangun kerjasama yang baik dan saling menguntungkan dengan Indonesia. Slovakia memandang Indonesia merupakan negara yang sangat berperan penting di kawasan. Indonesia telah berkembang dengan pesat dan berperan aktif terhadap stabilitas di kawasan.

Dubes Slovakia lebih lanjut menyampaikan bahwa Kemhan Slovakia sangat ingin sekali merealisasikan kerjasama pertahanan dengan Kemhan Indonesia dan dituangkan dalam satu dokumen perjanjian kerjasama atau MoU. Perjanjian kerjasama tersebut nantinya menjadi dasar hukum untuk memperkokoh kerjasama  pertahanan kedua negara ke tingkat yang lebih tinggi.

Hingga saat ini, diungkapkannya sudah ada pembicaraan terkait perjanjian kerjasama pertahanan kedua  negara. Kemhan Indonesia dan Kemhan Slovakia sudah melakukan tukar menukar dokumen atau konsep-konsep bagaimana konsep kerjasama yang terbaik.

Menurutnya, ada dua dimensi kerjasama yang dapat di bangun kedua negara meliputi kerjasama formal dan kerjasama di bidang pengadaan Alutsista. Kerjasama formal yang dapat dilakukan meliputi pertukaran siswa hingga kunjungan antar pejabat pertahanan kedua negara. Sedangkan dalam pengadaan Alutsista, Slovakia siap mendukung dan membantu Indonesia dalam membangunan kekuatan pertahanannya.

Menanggapi hal tersebut, Menhan menyambut baik keinginan Slovakia untuk meningkatkan kerjasama pertahanan dengan Indonesia dan berharap kerjasama yang telah terjalin baik selama ini dapat terus ditingkatkan.

Untuk itu, sangat penting bagi kedua negara untuk melakukan berbagai langkah untuk memperkuat kerjasama di bidang pertahanan, antara lain melalui pertukaran siswa militer dan kunjungan pejabat pertahanan kedua negara.

Sedangkan dalam rangka memperkokoh kerjasama pertahanan kedua negara yang selanjutnya diharapkan dapat dituangkan dalam bentuk perjanjian kerjasama, maka hal ini dapat dibicarakan oleh Kemhan dari kedua negara pada tahun depan.


Sumber: Merdeka



MLRS Astros II MK6, meriam andalan TNI AD

MLRS Astros II MK6, meriam andalan TNI ADPameran Alat Utama Sistem Persenjataan (Alutsista) TNI Angkatan Darat di Monas, berakhir hari ini. Selama pameran berbagai alat persenjataan hingga meriam-meriam yang menjadi andalan Indonesia untuk melawan musuh-musuh ada di sana.

Salah satu prajurit TNI-AD, Bambang, mengatakan, salah satu meriam andalan Indonesia bernama MLRS Astros II MK 6 yang diproduksi oleh perusahaan Avibras Aerospacial di Brasil.

Keunggulan yang dimiliki meriam ini, Container Laucher yang memungkinkan penggunaan beragam kaliber munisi SS-30 hingga SS-60. Sehingga jarak capainya 85 kilometer dan daya hancur 400x520 meter, serta dilengkapi munisi latihan SS-09 dengan jarak target 10 kilometer.

Dalam pengembangan teknologi meriam ini adanya Tactical Missile menggunakan sistem pemandu akurasi tinggi dengan kaliber 450 mm dan jarak capai 300 kilometer yang sudah mencapai tahap uji coba penembakan.

Selain itu, sistem meriam ini didukung dengan platform kendaraan TATRA yang dapat menggantikan Interchageable. Sehingga memberi keunggulan taktis, di mana semua jenis kendaraan tempur berukuran dapat juga berfungsi sebagai peluncur roket karena di dalam kabinnya dilengkapi komputer penembakan.

"Meriam ini ditaruhnya di tengah kota di Batalyon Armed 1 Malang dan Armed 10 Bogor. Baru didatangkan bulan kemarin dan sudah di ujicoba di Brasil dan ada 32 unit," kata Serda Tabroni, pasukan Artileri Medan 9 Purwakarta saat ditemui di Monas, Jakarta, Rabu (17/12).

Selain itu, menurut Tabroni, meriam KH/179 mempunyai kaliber 155 milimeter dan jarak capai 30 KM yang diproduksi oleh Korea Selatan diletakkan di perbatasan Indonesia.

"Meriam ini ada 18 unit buatan Korsel ditaruhnya di Aceh, Kalimantan dan Sulawesi," jelasnya.


Sumber: Merdeka

KSAD: Anggaran TNI Rp 96 triliun pada 2015

KSAD: Anggaran TNI Rp 96 triliun pada 2015Kepala Staf Angkatan Darat, Letnan Jenderal (Inf) Gatot Nurmantyo mengatakan, anggaran TNI akan mengalami peningkatan pada tahun mendatang.

"Naik menjadi Rp 96 triliun. Itu akan dibagi rata ke seluruh angkatan," kata Gatot usai kunjungan Presiden Joko Widodo ke pameran alutsista TNI di Monas, Jakarta, Rabu (17/12).

Dari total anggaran tersebut, menurut Gatot, sekitar 68 persen anggaran akan habis untuk belanja pegawai. Sementara sisanya, sebanyak 32 persen, akan digunakan untuk belanja barang dan alutsista.

"Pembagian dapat dari Mabes TNI, berapa pun anggarannya 60 persen hanya gaji maksimal 30 persen alutsista," ujarnya.

Ia menegaskan, dalam berbelanja alutsista, lembaganya akan memprioritaskan industri pertahanan dalam negeri. Namun ia ingin TNI tak bergantung pada PT Pindad, meskipun ia merupakan komisaris utama perusahaan tersebut.

"Supaya ada persaingan," ucapnya.

Lebih lanjut, saat ini TNI telah memesan tujuh helikopter Apache. 

"Kami akan membeli sebanyak mungkin karena satuan-satuan terus berkembang," ucapnya.

Gatot pun meminta masyarakat tidak meragukan kemampuan alat tempur yang dibeli TNI. Menurutnya, senjata-senjata yang dipesan TNI sudah teruji di medan pertempuran.

Seperti diketahui tahun lalu, anggaran TNI hanya mencapai Rp 86 triliun. Anggaran tersebut naik Rp 9 triliun dari tahun 2012.



Sumber: Merdeka

Menteri Pertahanan: Pesawat Nirawak akan Awasi Patok Perbatasan

Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mengungkapkan rencana pemerintah menggunakan pesawat nirawak untuk memantau patok-patok perbatasan di seluruh wilayah Indonesia.

"Akan dilengkapi dengan pesawat tanpa awak yang akan mendeteksi keberadaan patok-patok itu untuk tetap diposisi," ujar Ryamizard dalam konferensi pers saat Rapat Pimpinan Kementerian Pertahanan di Jakarta, Rabu, 17 Desember 2014.

Menurut Ryamizard, selama bertahun-tahun patok-patok perbatasan di wilayah Indonesia kerap kali bergeser. Hal itu yang membuat Kementerian Pertahanan langsung mengambil tindakan untuk mematenkan letak patok pada 2015.

"Bertahun-tahun patok perbatasan itu selalu bergeser. Ke depan hal seperti ini tidak akan terjadi lagi. Kita akan memasang patok yang benar," ujarnya.

Rapat Pimpinan itu dihadiri kepala pimpinan seluruh angkatan dan panglima Komando Daerah Militer.



Sumber: Viva

Tuesday, December 16, 2014

PTDI to Deliver UAVs to Indonesian Air Force

UAV Wulung TNI AU (all photos : Defense Studies)

State-owned PT Dirgantara Indonesia (PTDI) aim to deliver eight indigenously developed Wulung tactical unmanned aerial vehicle (UAV) systems to the Indonesian Air Force (TNI-AU) within the next 12 months, a company official confirmed to IHS Jane's on 16 December.



"The plan is to deliver three Wulung UAVs and a remote ground control station to the TNI-AU before the end of this year and then another eight UAVs in 2015," said the official. Additional remote ground stations will also be delivered to the TNI-AU in 2015, he said. The total requirement is expected to reach a squadron of 12 UAVs, although this has not yet been confirmed.

Sumber: (Jane's)

TNI AL Akan Tambah 2 Kapal Selam Berpeluru Kendali

Dua kapal selam berpeluru kendali akan dibangun di PT PAL pada periode 2015-2019 (photo : Militaryphotos)

Kasal Targetkan Indonesia Memiliki 12 Kapal Selam

Jakarta - Untuk menjaga kedaulatan wilayah Indonesia, selain kapal laut Indonesia juga membutuhkan 12 kapal selam untuk membantu pengamanan dan penegakan kedaulatan tersebut.

Kepala Staf TNI AL, Laksamana Marsetio, mengatakan membeli tiga buah kapal selam, dua kapal selam dibangun utuh dari Korea Selatan, sedangkan untuk satu kapal akan dirakit di Indonesia oleh PT PAL dan Galangan dengan produsen kapal selam Korea Selatan. "Saat ini kita baru memiliki dua kapal selam, ditargetkan pada tahun 2020 kita memiliki 7 kapal selam, sedangkan untuk menjaga kedaulatan wilayah laut Indonesia yang sangat luas minimal kita memiliki 12 kapal selam," ujar Marsetio, Selasa (16/12) siang.

Menurut Marsetio kapal selam yang akan dibuat TNI AL tersebut akan dipersenjatai dengan rudal yang dapat dengan mudah melumpuhkan target kapal asing yang melanggar kedaulatan wilayah Indonesia. "Pada anggaran tahun 2015 hingga 2019 kita menargetkan dapat membangun dua kapal selam yang dibangun sendiri setelah adanya transfer teknologi dengan pihak produsen kapal di Korea Selatan," lanjut Marsetio.

Marsetio menjelaskan armada kapal laut milik TNI AL memiliki tiga peran utama, yakni peran militer untuk menegakkan kedaulatan negara dan melakukan latihan militer dengan negara tetangga. Fungsi kedua yakni konstagulari, yakni penegakan hukum dimana TNI AL bersama 13 instansi lainnya, seperti Kepolisian, Imigrasi, Bea Cukai, Kehutanan, dsb dapat melakukan tindakan hukum sesuai dengan Undang-Undang yang berlaku. Fungsi ketiga yakni Diplomasi, misalnya TNI AL mengirimkan kapal perangnya untuk mengamankan perairan di Lebanon.

Terkait 30 kapal ikan asing yang masuk ke perairan di Indonesia beberapa waktu lalu, Masetio menjelaskan kapal-kapal asing tersebut akan didata apakah memiliki surat izin penangkapan. "Mereka biasanya menyasar perairan Aru, perairan Natuna, kapal asing tersebut umumnya berasal dari Tiongkok, Thailand, dan Vietnam," lanjut Marsetio.

Dalam pembukannya dalam seminar nasional kemaritiman TNI AL di Gedung Balai Samudera, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Marsetio menjelaskan pentingnya sinegitas berbagai pihak dalam mewujudkan pembangunan nasional berwawasan maritim dengan tujuan menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia. "Kita dapat mewujudkan hal tersenut dengan menjalankan lima pilar, yakni, komitmen membangun kembali budaya maritim Indonesia, menjaga dan mengelola sumber daya laut berbasis kedaulatan pangan dengan mengembangkan fungsi nelayan sebagai ujung tombak, mendorong pengembangan infrastruktur tol laut, menjalin dipolomasi maritim dengan negara lain, dan membangun kekuatan pertahanan maritim," tutup Marsetio.

Sumber: (Berita Satu)

Monday, December 15, 2014

Pesawat C-130H Ketiga Ex RAAF Tiba di Indonesia

Pesawat Hercules ketiga ex Angkatan Udara Australia A-1332 (photo : Dave Parer)

Pesawat Hercules A-1332 tiba di Lanud Abd Saleh, Malang (15/12). Pesawat dipiloti oleh Mayor Pnb Subhan dan Copilot Kapten Pnb Fandi Pulungan serta Lettu Pnb Fahmi Aldila. 

Pesawat tiba di Halim PK pada hari sabtu (13/12) setelah menempuh perjalanan dari Darwin, Australia.

Sumber: (TNI AU)

Sunday, December 14, 2014

Kodam XII Dapat Tambahan Meriam Tarik KH-179


PONTIANAK – Kodam XII Tanjungpura terus menambah alat utama sistem persenjataan (alutsista) untuk meningkatkan kekuatan TNI. Batalyon Armed 16/105 Tarik dipastikan menerima KH-179 Howitzer 155mm. Meriam Tarik mempunyai kaliber terbesar.

Pangdam Tanjungpura Mayor Jenderal Toto Rinanto menyatakan, Yonarmed 16/105/Tarik rencannya mendapatkan KH-179 Howitzer 155mm. Meriam Tarik mempunyai kaliber Terbesar Armed TNI-AD.

’’Sebelum mendapatkan senjata itu, sumber daya manusia yang akan mengawaki senjata tersebut harus dipersiapkan sehingga pada tiba waktunya prajurit Armed dapat mengoperasionalkannya,’’ katanya setelah memimpin serah terima jabatan Aslog Kasdam Kolonel Inf Imam Firdaus Budiharto kepada pejabat baru Letnan Kolonel Inf Wawan Hermawan di Pontianak, Kalimantan Barat, kemarin.

Toto meminta satuan Yonarmed 16/105/Tarik agar terus meningkatkan kesiapsiagaan terhadap kondisi siap operasional, baik kesiapan personel, materiil, maupun alutsista serta sistem yang mendukung pelaksanaan tugas.

’’Prajurit Yonarmed harus benar-benar menguasai kemampuan teknis dan taktis tentang Artileri Medan,’’ ucapnya.

Tidak hanya meningkatkan kesigapan, Toto juga berharap pejabat-pejabat di Kodam XII Tanjungpura seperti asisten logistik serta Dandenma untuk bidang logistik agar bertanggungjawab menyelenggarakan kegiatan bidang logistik. Sebab, itu merupakan peran dan fungsinya untuk mendukung tercapainya tugas pokok Kodam. Karena itu, tambah dia, pejabat Aslog harus responsif, antisipatif, dan proaktif (inisiatif) dalam melaksanakan tugas.

Toto berharap seluruh prajurit mampu menjaga soliditas, kekompakan, kedisiplinan, serta mempunyai rasa kebanggaan dengan senantiasa menjaga kehormatan.

(JPNN)

PT Sari Bahari Perkenalkan Rudal Petir


Ini Rudal Petir, Hasil Karya Anak Bangsa yang Mulai Diproduksi 2015

Malang - ‎Industri pertahanan dalam negeri terus bergerak memproduksi alat utama sistem persenjataan (alusista) dalam berbagai model. Untuk jenis rudal, Indonesia telah mendisain dan akan memproduksi sendiri rudal yang diberi nama rudal petir.

Rudal Petir itu didisain oleh PT Sari Bahari dan diperkenalkan kepada Menteri Pertahanan Ryamizard Riyacudu di perusahaan yang berlokasi di ‎Jalan Bendungan Sempor, Malang, Jumat (12/12/2014).

"PT Sari Bahari akan membuat rudal seperti pesawat dilengkapi bahan peledak seberat 10 Kg yang diisi PT Dahana," kata ‎Pendiri PT Sari Bahari, Ir Ricky Hendrik Egam sambil menampilkan gambarnya di layar.

Menurut Ricky, rudal petir mempunyai kecepatan luncur sampai 250 Km/jam. Rudal dapat diluncurkan dari kapal perang maupun menggunakan launcher dari darat. Rudal juga dapat dikendalikan dan diprogram untuk mencapai sasaran tertentu.

"Kami sudah uji terbang, tinggal uji ledak. Kalau jadi program ini di Kemenhan bisa diuji. Daya capainya 40 KM," paparnya.

Ricky menjelaskan kemampuan rudal petir lainnya. Yaitu‎ dapat diluncurkan dari kapal perang, sasarannya obyek vital tidak bergerak. Rudal dapat melalui sasaran melewati kontur, dan kerendahan terbang sampai 20 meter sehingga tidak terbaca radar dan frekuensinya berubah2 hindari jumming.

"Rudak petir asli buatan anak bangsa, tidak melibatkan tenaga asing sama sekali," ujarnya.

(Detik)

TNI AD Pamerkan Peralatan Diver Propulsion Device


Uniknya 'Kapal Selam' Mini yang Dipamerkan TNI AD di Monas

Jakarta - TNI AD tengah menggelar pameran alutsista dalam rangka Hari Juang Kartika di Monas, Jakarta Pusat. Salah satu peralatan pertahanan yang dipamerkan adalah sebuah alat bantu mobile bagi penyelam, Diver Propulsion Device (DPD).

DPD merupakan sebuah sarana yang bisa dinaiki penyelam dan bentuknya seperti tabung yang terbuka dan memiliki roda layaknya kendaraan. Saat berada di darat atau permukaan, 4 rodanya bisa dibuka untuk berjalan, sementara ketika berada di dalam air, roda tersebut bisa ditutup.


Pearalatan Diver Propulsion Device (photo : STIDD Systems Inc)

"Ini bisa dipakai 1 atau paling banyak 2 penyelam," ujar petugas yang menjaga stand Direktorat Pembekalan dan Angkutan (Ditbekang) TNI AD Samidi saat ditemui, Sabtu (13/12/2014).

Panjang keseluruhan alat ini adalah 223 cm dengan lebar 108 cm dan tinggi 61 cm. Berat alat ini saat di darat adalah 76,5 kg, namun saat berada di dalam air 0 kg. Kapasitas cargonya bisa untuk 85.000 cm3.

Kecepatan maksimal DPD saat berada di dalam air adalah 3,2 knots namun untuk di permukaan air hanya 2,3 knots. Sementara range kecepatan maksimal alat ini untuk di dalam air adalah 7,0 NM (Nautical mile) dan 5,5 NM untuk di permukaan air. Jika dinaiki oleh 2 penyelam maka kemampuan tersebut sedikit berkurang.


DPD yang dioperasikan oleh US Marine Corps (photo : Blackfive)

Kelebihan dari DPD yang menggunakan baterai dengan penggerak baling-baling ini adalah alat navigasi dan komunikasi. Terdapat sinyal pemancar panjang di bagian depan sebelah kirinya.

"Ada antena pemancar sinyal untuk alat komunikasi. Kemarin sudah dicoba untuk menyelam di Anyer, kedalamannya sampai 20 meter," kata Samidi.

Menurut Samidi, TNI sendiri saat ini sudah memiliki 17 DPD. Sebanyak 12 diperuntukkan bagi kesatuan TNI AL, dan sisanya untuk TNI AD.

"AD punya 5, dan digunakan oleh Kopassus," tutupnya.

TNI AL Luncurkan Kapal Survei BHO-1 di Perancis

KASAL Laksamana TNI Dr. Marsetio secara simbolis melepas peluncuran kapal Bantu Hidro Oseanografi-1 (BHO-1) di dermaga galangan kapal OCEA Les Sables d’Olonne, Prancis. (all photos : TNI AL)

PARIS, Bertempat di dermaga galangan kapal OCEA Les Sables d’Olonne, Perancis, telah dilaksanakan acara peluncuran kapal Bantu Hidro Oseanografi-1 (BHO-1) oleh Kasal Laksamana TNI Dr. Marsetio, pada Kamis, (11/12). Acara peluncuran kapal ditandai dengan pemotongan tali menggunakan kapak sebagai tanda simbolis peluncuran kapal BHO-1.



Berdasarkan kontrak pengadaan kapal BHO yang dilaksanakan oleh Kementerian Pertahanan Republik Indonesia dengan pihak galangan OCEA Perancis, maka dilaksanakan pembangunan kapal sebanyak 2 (dua) buah yang dimulai sejak bulan Oktober 2013. Kapal BHO-1 ini terbuat dari aluminium dengan bobot 515 ton, memiliki dimensi panjang 60,1 meter dan lebar 11,3 meter direncanakan kapal yang memiliki awak 40 personil ini, akan berlayar menuju Indonesia pada bulan Maret 2015.

Kapal BHO produksi OCEA ini merupakan kapal survei dan pemetaan yang canggih karena dilengkapi dengan peralatan survei hidro-oseanografi terbaru yang dapat digunakan untuk pengumpulan data sampai dengan laut dalam (deep water). Kapal BHO ini merupakan jenis MPRV (Multi Purpose Research Vessel) yang merupakan sejarah baru di jajaran kapal-kapal TNI AL dalam memodernisasi armada kapal khususnya kapal survei hidro-oseanografi. Kehadiran kapal BHO sangatlah tepat jika dihadapkan dengan kondisi geografis negara Indonesia yang terdiri dari ribuan pulau, sehingga tugas pokok dalam rangka melaksanakan survei dan pemetaan dapat terlaksana.



Kapal ini dilengkapi dengan peralatan AUV (Autonomous Underwater Vehicle) yang berfungsi melaksanakan pencitraan bawah laut sampai dengan kedalaman 1000 meter dan mengirimkan kembali data secara periodik ke kapal utama dalam hal ini kapal BHO. Selain itu juga dilengkapi dengan ROV (Remotely Operated Vehicle), robot bawah air yang dilengkapi kamera bawah air, sehingga dapat memberikan informasi visual kondisi di dalam laut, serta mampu mengambil contoh material dasar laut sebagai bahan penelitian, dengan kemampuan sampai dengan kedalaman 1000 meter.

Dalam melaksanakan manuver kapal ini dilengkapi dengan Dynamic Position, Auto Pilot 70 dan stabilitas kapal menggunakan Anti Rolling Tank.  Kapal ini juga dilengkapi dengan persenjataan metraliur kaliber 20 mm dan kaliber 12,7 mm. Dalam pengoperasian nantinya, kapal BHO ini diharapkan dapat lebih mendukung peran Dinas Hidro-oseanografi TNI AL (Dishidros) pada khususnya dan TNI AL pada umumnya dalam melaksanakan kemampuan survei dan pemetaan untuk kepentingan militer dan sipil yang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan pertahanan dan pembangunan Indonesia.



Dengan acara peluncuran kapal BHO-1 ini, diharapkan pada masa yang akan datang dapat melaksanakan kegiatan operasi survei dan pemetaan sehingga sejalan dengan misi pembangunan nasional maritim Indonesia yang saat ini telah dicanangkan oleh Presiden Republik Indonesia dalam mendukung Indonesia agar berwawasan maritim dengan mengusung cita-cita besar menjadikan indonesia sebagai poros maritim dunia. Dengan demikian, peningkatan kemampuan dalam teknologi hidrografi dan oseanografi menjadi hal yang sangat penting untuk mendukung kesuksesan program pemerintah.

Undangan yang hadir dalam acara tersebut antara lain Duta Besar Indonesia untuk Belgia Bapak Arif Havas Oegroseno, Pejabat Kuasa Usaha Ad interim kedutaan besar Indonesia untuk Perancis Bapak Asharyadi, para pejabat tinggi militer Indonesia, para Atase Pertahanan lndonesia di negara Eropa, serta Personil Satgas Yekda Kapal BHO. Sementara dari pihak OCEA hadir Director of Sales     Mr. Fabrice Epaud, Director fast patrol Boats Mr. Fabrice Wenbach,Director Quality and Projects Mr. Luc Boulestreau dan  Project manager Mr. Franck Mayet, serta Staf OCEA terkait lainnya.

(TNI AL)

TNI AL kirim Marinir ke lokasi longsor Banjarnegara

TNI AL kirim Marinir ke lokasi longsor BanjarnegaraTNI AL telah mengirim Satgas Marinir untuk membantu korban bencana tanah longsor di Dusun Jemblung, Desa Sampang, Kabupaten Banjarnegara, Jateng. Saat pencarian hari kedua dihentikan sore kemarin, petugas gabungan telah menemukan 39 korban tewas. Diduga masih ada puluhan warga yang terbenam dalam lumpur.

"Satgas yang dipimpin Letkol Mar M Bambang Purnama itu telah berangkat ke lokasi bencana pada Sabtu (13/12) pukul 22.00 WIB dan Minggu (14/12) pagi sudah tiba," kata Kepala Subdinas Penerangan Umum (Kasubdispenum) Dinas Penerangan Angkatan Laut (Dispenal) Kolonel Laut (P) Suradi Agung Slamet lewat keterangan tertulis, Senin (15/12).

Satgas Marinir itu berkekuatan 122 personel yang terdiri dari satu kompi (SSK) dengan didukung satu Tim Taifib serta sejumlah material untuk penanganan korban di lokasi longsor.

Material yang dilibatkan antara lain delapan Truk Hino, Ford Ranger (2), Ambulan (1), PK (1), Pal SAR (1), Dapur Lapangan (1), Tungku Puan Masak (4) dengan kapasitas 500 orang, Tenda Rumkitlap (8), dokter (1), perawat (15), Ops Al Berat, ALKOM SSB (1), HT (25), Senjata panjang (7), dan Pistol (5).

"Selain itu, TNI AL juga telah mengerahkan satu peleton dari Lanal (Pangkalan Angkata Laut) Cilacap dan satu peleton dari Lanal Cirebon," katanya.

Hingga Minggu (14/12), tim gabungan telah menemukan 39 korban meninggal yang tertimbun tanah longsor di Dusun Jemblung, Desa Sampang, Kecamatan Karangkobar, Kabupaten Banjarnegara.

"Data sementara korban yang ditemukan meninggal sebanyak 39 orang dan diperkirakan masih 69 korban yang masih tertimbun," kata Deputi Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi BNPB, Harmensyah.

Setelah seluruh korban meninggal ditemukan, langkah berikutnya adalah bagaimana segera menentukan bagaimana korban yang masih hidup, apakah disewakan rumah atau direlokasi, akan dilakukan koordinasi dengan SKPD terkait.

"Secara teknis memang bisa dengan sistem teras, namun semua itu tergantung pemkab dan warga, kami hanya memfasilitasi. Hampir seluruh daerah di memang sini merupakan daerah rawan longsor," katanya.



Sumber: Merdeka

Friday, December 12, 2014

Perkuat armada laut, TNI AL datangkan kapal canggih dari Prancis

Perkuat armada laut, TNI AL datangkan kapal canggih dari PrancisTentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL) kembali mendapatkan armada baru, yakni kapal Bantu Hidro Oseanografi-1 (BHO-1). Meski digunakan TNI AL, namun kapal ini akan lebih banyak dipergunakan sebagai alat untuk penelitian.

Kapal ini baru saja diterima TNI AL dari galangan kapal OCEA Prancis. Serah terima tersebut dilakukan secara simbolis oleh pemimpin perusahaan OCEA dan Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal), Laksamana TNI Marsetio, di OCEA Les Sables d'Olonne, Prancis.

Kapal dengan nomor lambung 933 tersebut terbuat dari aluminium dengan bobot 515 ton, memiliki dimensi panjang 60,1 meter dan lebar 11,3 meter. Kapal yang mampu menampung 40 kelasi ini akan berlayar menuju Indonesia pada Maret 2015 mendatang.

Pembuatan kapal ini merupakan buah dari kontrak pengadaan kapal yang dilaksanakan oleh Kementerian Pertahanan dengan galangan OCEA Prancis, pada Oktober 2013. Sesuai perjanjian tersebut, OCEA akan membuat dua unit kapal dengan jenis dan kemampuan yang sama.

Kapal BHO produksi OCEA ini merupakan kapal survei canggih yang mampu memetakan laut dalam (deep water), karena dilengkapi dengan peralatan survei hidro-oseanografi terbaru. Kapal BHO ini merupakan jenis MPRV (Multi Purpose Research Vessel) untuk meneliti kondisi geografis laut Indonesia.

Tak hanya peralatan canggih, kapal ini juga dilengkapi peralatan AUV (Autonomous Underwater Vehicle) untuk mendapatkan pencitraan bawah laut hingga 1.000 meter. Selain itu, juga terdapat Remotely Operated Vehicle (ROV), robot bawah air yang dilengkapi kamera bawah air.

Dengan dua peralatan tersebut, maka informasi visual kondisi bawah laut bisa tercitrakan dengan baik. Apalagi, ROV juga mampu mengambil material bawah laut yang bisa digunakan untuk kepentingan penelitian.

Dalam melaksanakan manuver kapal ini dilengkapi dengan Dynamic Position, Auto Pilot 70 dan stabilitas kapal menggunakan Anti-Rolling Tank. Kapal ini juga dilengkapi dengan persenjataan metraliur kaliber 20 mm dan kaliber 12,7 mm.

Dalam pengoperasian nantinya, kapal BHO ini diharapkan dapat lebih mendukung peran Dinas Hidro-oseanografi TNI AL (Dishidros) pada khususnya dan TNI AL pada umumnya dalam melaksanakan kemampuan survei dan pemetaan untuk kepentingan militer dan sipil yang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan pertahanan dan pembangunan Indonesia.


Sumber: Merdeka

Thursday, December 11, 2014

Kami siap berperang dengan Indonesia kapan saja

Kami siap berperang dengan Indonesia kapan sajaKalau dihitung sejak Penentuan Pendapat Rakyat 1969, Papua sudah 45 tahun bergabung dengan Indonesia. Sejak itu pula konflik berdarah terus membekap Bumi Cendrawasih.

Tokoh Papua sekaligus Menteri Luar Negeri Federasi Papua barat Jacob Rumbiak menegaskan kesabaran rakyat Papua ada batasnya. "Kami terlalu yakin dalam waktu tidak lama akan ada perlawanan bersenjata besar-besaran oleh rakyat Papua," katanya saat dihubunginya melalui telepon selulernya kemarin sore.

Berikut penuturan Jacob Rumbiak kepada Faisal Assegaf dari merdeka.com.

Tadi Anda bilang OPM bisa melawan kalau darurat militer ditetapkan. Siapa melaih dan memasok senjata bagi OPM?

Yang jelas bukan saja OPM tapi juga rakyat Papua sudah siap melawan. Rakyat sudah siap bertindak. Kekuatan OPM tidak seberapa, tapi rakyat dan mahasiswa sudah berada di garis depan bukan di hutan lagi. Sekarang mahasiswa asal Papua di Jakarta, Yogya, Bandung, Surabaya, dan kota-kota lain sudah menuntut kemerdekaan.

Jadi kapan OPM bakal menyatakan perang terhadap Indonesia?

Saya tidak tahu itu kapan, tapi saya terlalu yakin perlawanan dalam skala besar pasti datang, ditambah lagi pendekatan militer dilakukan Indonesia bertambah besar.

Perlawanan rakyat waktunya tidak bisa saya tentukan, tapi kekuatan diplomatik, politik, intelijen dan militer sudah terbangun rapih. Kami berpikir penyelesaian secara damai itu penyelesaian sangat bermartabat.

Menggunakan cara militer merupakan cara terakhir. Kami terlalu yakin dalam waktu tidak lama akan ada perlawanan bersenjata besar-besaran oleh rakyat Papua.

Tapi Anda setuju kalau tidak ada perlawanan bersenjata besar-besaran tidak bakal dapat perhatian masyarakat internasional?

Ini kan masih melihat situasi. Rakyat sipil Papua sangat besar jumlahnya, ini butuh pertimbangan. Jadi jangan ada pengorbanan besar dari mereka. Itu juga jadi perhitungan pribadi buat rakyat Papua merdeka untuk tidak melakukan kejahatan dalam melakukan revolusi.

Tapi Anda sudah melihat pemerintah berencana melakukan pendekatan militer. Kenapa OPM masih berdiam diri?

Sabar dan terus menggunakan cara-cara damai sedang kami dorong. Kami melihat isu global sangat alergi dengan perang. Kami harus hati-hati karena teroris hampir mirip dengan isu global. Kami harus hati-hati menghadapi pendekatan militer. Kami tidak mau dicap teroris.

Artinya OPM belum siap berperang dengan Indonesia?

Kami melihat ada batas kesabaran juga sehingga kita berusaha melakukan pendekatan lagi. Saya berharap awal tahun depan ada komite khusus diatur dari luar ke dalam. Kami sudah melakukan pendekatan secara khusus, mendesak pihak luar menjadi pendengar sebelum kami bertindak.

Kapan batas waktunya diberikan karena korban sipil terus berjatuhan?

Yakinlah, sabar adalah subur dan sehat. Masih ada waktu buat kami terus melakukan pendekatan bermartabat dan waktu kami terbatas.

Jadi OPM belum siap berperang dengan Indonesia?

Sebenarnya sudah siap, tapi kami tidak tahu waktunya, mungkin tahun depan. Yang jelas pihak Papua sudah siap sekali. Kami masih terus melakukan pendekatan sangat bermartabat, kami coba dulu.

Seberapa siap? Atau ini cuma sesumbar doang buat menjaga semangat untuk merdeka?

Kami sudah sangat siap dari sisi militer. Persiapan kami sudah cukup bisa hadapi militer Indonesia, tapi kami lihat itu bukan sebuah solusi cepat. Saya harap pihak Indonesia sudah bisa melihat kaki Papua suah siap kapan saja.

Bisa jelaskan kesiapannya dengan persenjataan lengkap militer?

Kami sedang dalam semangat dan momentum tepat. Kami ini mengalami kebijakan salah. Sekarang masyarakat internasional merasa bersalah memasukkan Papua ke tempat salah.

Jadi momentum perlawanan bersenjata besar-besaran perlu menunggu hingga 2019, bertepatan dengan setengah abad Papua bergabung dengan Indonesia sejak pepera 1969?

Saya pikir itu terlalu lama,

Kapan perlawanannya jika itu terlalu lama?

Kekuatan lain itu (militer) siap tapi tidak mungkin saya katakan soal itu. Kami melakukan persiapan bersenjata. Kami telah memutuskan harus menyeselaikan konflik politik di Jakarta dengan internasional secara damai.

Keputusan penyelesaian Papua ada di tangan para pemimpin. Saya tidak bisa mendahului keputusan para pemimpin tinggi buat menyelesaikan konflik Papua secara damai. Walau menderita, ada kucuran darah dan air mata, penderitaan terlalu hebat, kami ahrus menunjukkan kami tetap berkomitmen menyelesaikan permasalahan ini dengan cara damai.

Kalau nanti dengan cara cara damai tidak bisa nanti, baru kami menggunakan cara militer. Sekarang kami masih mencoba untuk beberapa tahun ke depan.

Jadi tenggat penyelesaian damai hingga 2019?

Bisa terlalu lama, mungkin juga bisa terlalu cepat. Harusnya lebih cepat lebih baik, bisa saja tahun depan atau 2019. Kami belum bisa pastikan. Tapi kami ingin kalau merdeka nanti kami tidak ingin rakyat Papua mencap Indonesia sebagai negara penjajah.


Sumber: Merdeka

Menengok canggihnya kapal selam Chang Bogo pesanan TNI AL

Menengok canggihnya kapal selam Chang Bogo pesanan TNI ALDemi memperkuat armada laut, Presiden Joko Widodo (Jokowi) memesan tiga kapal selam baru dari Korea Selatan. Ketiganya merupakan jenis terbaru dari kelas Chang Bogo yang dibuat khusus untuk Indonesia.

Dari penelusuran merdeka.com, Jumat (12/12), kapal selam jenis terbaru ini merupakan peningkatan dari tipe sejenis, yakni 209/1200. Kapal berbobot hingga 1.400 ton ini dilengkapi alat anti torpedo yang bernama Torpedo Acoustic Counter Measures (TACM).

Saat ini kapal selam tersebut baru digunakan secara internal oleh Angkatan Laut Korea Selatan. Indonesia akan menjadi negara kedua yang menggunakannya. Soal persenjataan, Korsel memang tak mau main-main. Ketegangan dengan Korea Utara membuat para peneliti senjata negeri ginseng itu selalu membuat senjata terbaik.

Dilengkapi mesin diesel Type 12V493 AZ80 GA31L yang dipasang di beberapa sisinya, kapal selam ini mampu berlari 11 knot di permukaan dan 21,5 knot di bawah permukaan. Dengan kecepatan tersebut, kapal selam ini mampu menempuh jarak maksimal hingga 20 ribu km.

Dari sisi persenjataan, terdapat 8 lubang torpedo berukuran 533 mm, dan teritegrasi dengan roket anti serangan udara UGM-84 Harpoon. Kapal ini mampu memuat 28 ranjau laut, di lokasi penyimpanan torpedo dan harpoon.

Untuk tenaganya, terdapat baterai Lithium-ion untuk meningkatkan kecepatan di dalam air hingga mampu mencapai lima kali dari kecepatan maksimal.

Sebagai navigasinya, dipasang Atlas Electronic CSU 90, L-3's MAPPS yang terintegrasi. Cukup awas untuk mendeteksi kapal selam musuh dan kapal-kapal perang permukaan milik lawan.

Dengan kekuatan yang akan dimiliki ini, masih beranikah kapal-kapal asing mencuri kekayaan laut di perairan Indonesia?


Sumber: Merdeka

Perbandingan kekuatan kapal selam TNI AL vs Malaysia & Singapura

Perbandingan kekuatan kapal selam TNI AL vs Malaysia & SingapuraDalam waktu dekat, kemampuan Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL) akan bertambah dengan datangnya tiga jenis kapal selam kelas Chang Bogo. Kapal buatan Korea Selatan ini memiliki beberapa kecanggihan, dan mampu mendeteksi kapal-kapal asing yang mendekat.

Dari penelusuran merdeka.com, Jumat (12/12), kapal selam jenis terbaru ini merupakan peningkatan dari tipe sejenis, yakni 209/1200. Kapal berbobot hingga 1.400 ton ini dilengkapi alat anti torpedo yang bernama Torpedo Acoustic Counter Measures (TACM).

Sebelumnya, Indonesia sudah lebih dulu memiliki dua kapal selam kelas Cakra. Keduanya ini sudah beroperasi sejak 1981.

Tak cuma Indonesia, negara-negara tetangga juga memiliki kapal selam. Malaysia misalnya, terdapat dua kapal selam kelas Perdana Menteri yang diimpor langsung dari Prancis. Keduanya adalah KD Tunku Abdul Rahman dan KD Tun Abdul Razak.

Sedangkan, Singapura memiliki dua jenis kapal selam, yakni kelas Challenger dan kelas Archer. Kedua kelas ini diimpor dari Swedia pada 1990-an dan yang terbaru dibeli pada tahun 2005.

Berikut perbandingan kekuatan kapal selam milik TNI AL dengan Malaysia dan Singapura yang dirangkum dari berbagai sumber:

1.
Kapal selam TNI AL

TNI AL memiliki dua kapal selam, yakni KRI Cakra 401 dan KRI Nanggala 402. Kedua kapal ini menjadi andalan Indonesia dalam mengamankan wilayah lautnya dari serangan kapal asing yang masuk sdcara ilegal. Armada berwarna hitam ini merupakan armada pemukul dan bisa digunakan untuk berperang.

KRI Nanggala diciptakan oleh Howaldtswerke di Jerman Barat pada 1981. Kapal selam ini termasuk type 209/1300 yang banyak digunakan oleh pasukan angkatan laut sedunia.

KRI Nanggala 402 memiliki berat selam 1,395 ton, dengan dimensi panjang 59,5 meter x lebar 6,3 meter x tinggi 5,5 meter. Kapal selam ini menggunakan 4 mesin diesel elektrik, 1 shaft yang menghasilkan 4.600 SHP, sehingga sanggup berpacu di dalam air hingga kecepatan 21,5 knot.

Berbagai penugasan KRI Nanggala 402 di antaranya pernah terlibat dalam latihan bersama dengan US Navy, dengan nama sandi Coorperation Afloat Readiness and Training/CARAT-8/02 yang diadakan pada 27 Mei-3 Juni 2002 di perairan Laut Jawa, dan Selat Bali.

Keunggulan KRI Nanggala 402 yakni mampu menghindari deteksi serta menyerang secara senyap untuk menghancurkan armada musuh. Alutsista ini pun dapat menyusup ke garis pertahanan dan memutuskan garis perhubungan laut lawan.

Selain Indonesia, kapal jenis ini juga dioperasikan 12 negara lainnya, yakni Brasil, Argentina, Cili, Kolombia, Ekuador, Yunani, India, Korea Selatan, Peru, Afrika Selatan, Turki dan Venezuela.

2.
AL Singapura

Sejak 1995, AL Singapura memperkuat armada lautnya dengan sebuah kapal selam yang dibelinya dari Swedia, atau dulu dikenal Kelas Sjoormen. Kapal ini kemudian berganti nama menjadi kelas Challenger. Tak cukup, Singapura kembali membeli tiga kapal serupa pada 1997.

Pengalaman operasional di Laut Baltik membuat kapal selam ini harus dimodifikasi sedemikian rupa agar mampu beroperasi di laut tropis. Kapal ini memiliki panjang 51 meter dengan berat mencapai 1.200 ton, serta memuat 28 kru, dan dilengkapi empat lubang torpedo.

Untuk meningkatkan kemampuan lautnya, Singapura kembali mengimpor kapal jenis Archer yang dibeli dari Swedia pada 2005. Dua kapal terbaru ini dibuat yang diyakini bisa mengurangi kebisingan.

Kapal ini memiliki panjang 60,5 meter dan mampu memuat 28 kru. Kapal ini memiliki kecepatan hingga 15 knot meski memiliki bobot sampai 1.500 ton. Kapal ini juga dilengkapi sembilan lubang torpedo yang mampu menembak secara bersamaan.

3.
AL Malaysia

Dibadingkan dua negara tetangganya, Malaysia baru memiliki kapal selam pada 2007 lalu. Kapal selam ini dibeli dari Prancis dan diberi nama Tunku Abdul Rahman dan Tun Abdul Razak.

Kapal selam yang sebelumnya diberi nama Scorpene ini memiliki berat hingga 1.711 ton. Kapal ini dilengkapi dua mesin diesel berjenis 2 SEMT-Pielstick 12 PA4 200SM DS diesels, dan 1 Jeumont Industrie motor bertenaga 4.700 tenaga kuda.

Keduanya mampu melesat hingga 20,5 knot di dalam laut dan 12 di permukaan. Dengan kecepatan itu, Tunku Abdul Rahman dan Tun Abdul Razak mampu berjalan hingga 360 mil di dalam air serta 6.000 mil di permukaan.


Sumber: Merdeka

Wednesday, December 10, 2014

Dua Kementerian Jajaki Pengembangan Pesawat yang Bisa Mendarat di Laut

Kementerian Koordinator Kemaritiman dan Kementerian Perhubungan akan membuat rencana pengembangan pesawat terbang yang bisa mendarat di atas laut. (photo : Militaryphotos)

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Koordinator Kemaritiman menyatakan bakal menyinergikan kebijakan di sektor maritim dengan sektor perhubungan udara.

Menurut Deputi Infrastruktur Kementerian Koordinator Kemaritiman Ridwan Jamaludin, bentuk koordinasi bersama Kemenhub bisa berupa rencana pengembangan pesawat terbang yang bisa mendarat di atas laut. 

"BPPT sudah kembangkan pesawat tersebut. Jadi pesawat terbang tapi mendaratnya di pelabuhan, di air (laut)," ujar Ridwan saat ditemui di Kantor Kemenhub, Jakarta, Selasa (9/12/2014). 

Dia mengklaim, keunggulan pesawat itu mampu lepas landas dan mendarat pulau-pulau yang minim infrastruktur bandaranya. Menurut Ridwan, hal itu sangat bermanfaat untuk menghubungkan Indonesia sebagai negara kepulauan.

Saat ini lanjut dia, beberapa pesawat hasil pengembangan BPPT itu sudah beroperasi di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Namun saat ditanya apakah pemerintah akan mengembangkan model pesawat seperti itu, Ridwan tampak ragu. Pasalnya, pembiayaan pengembangan pesawat itu membutuhkan dana yang besar.

"Selalu dikita itu masalahnya hasil Litbang jadi industri belum banyak. Di BPPT prototipe sudah jadi tapi enggak dibikin 100 misalnya. Artinya (biayanya) mahal," kata Ridwan.


Sumber: Kompas

Sunday, December 7, 2014

Malaysia Mulai Waswas Indonesia Tenggelamkan Kapal Pencuri Ikan

Salah satu dari tiga Kapal Ikan berbendera Vietnam ditenggelamkan di Perairan Tarempe, Anambas, Kepulauan Riau, Jum'at (5/12/2014)Duta Besar Kerajaan Malaysia untuk RI, Zahrain Mohamed Hashim, mengatakan tidak mempermasalahkan jika otoritas Indonesia pada akhirnya memberlakukan kebijakan penenggelaman kapal asing. Kebijakan tersebut berlaku bagi kapal nelayan asing yang terbukti telah mencuri ikan di teritori laut Indonesia. 

Demikian ungkap Zahrain yang ditemui VIVAnews di Gedung Kedutaan Besar Malaysia secara khusus pada pekan lalu. Kendati demikian, untuk menghindari agar hal tersebut tidak menimpa kapal asal Negeri Jiran, Zahrain telah menginformasikan kepada nelayan Malaysia agar tidak melintasi atau melanggar wilayah laut Indonesia. 

"Sebab, sekarang Indonesia memberlakukan kebijakan yang tegas terkait maritimnya," kata Zahrain. 

Imbauan itu, lanjut Zahrain, telah disampaikan setahun terakhir ini kepada para nelayan asal Malaysia. Namun, Zahrain turut mengingatkan, sebelumnya antara RI dan Malaysia pernah memiliki nota kesepahaman bahwa kedua negara hanya akan mengusir nelayan tradisional, jika terbukti melanggar teritori masing-masing negara. 

"Tetapi, di bawah pemerintahan baru kan Indonesia ingin memberlakukan hukum yang lebih tegas. Kami tidak mempermasalahkan hal itu, bahkan menghormati dan menyambut baik kebijakan tersebut," imbuh Zahrain. 

Menurut dia, Indonesia sebagai negara kepulauan dan memiliki lebih banyak wilayah perairan memang sudah sepatutnya mengedepankan kebijakan maritim. Jika Indonesia menjadi negara maritim yang kuat, lanjut Zahrain, maka kemajuan tersebut akan ikut dirasakan oleh Malaysia.

"Jadi, saya pikir bukan masalah. Yang paling penting adalah kebutuhan kedua negara untuk bekerja sama," kata dia. 

Malaysia pun, ujar dia, juga memiliki aturan dan hukum maritim sendiri. Aturan tersebut, ungkapnya, sudah lama diberlakukan di Malaysia. 

"Saya pikir, memang sudah waktunya Indonesia menyadari betapa pentingnya memiliki kebijakan di bidang maritim," tuturnya.

Salah Persepsi

Sementara, terkait pernyataan Sekretaris Kabinet Andi Widjajanto, yang sebelumnya menyebut ratusan nelayan yang ditangkap di Derawan, berasal dari Malaysia, Zahrain juga mengaku tidak mempermasalahkannya. Ketika bertemu Andi beberapa waktu lalu, dia juga tidak memprotes pernyataan Andi itu.

"Kami tidak perlu memprotesnya, karena dia telah menyampaikan secara jelas kepada kami, bahwa kalimatnya disalah artikan oleh media," ujarnya.

Oleh sebab itu, dia meminta kepada media, khususnya yang berasal dari luar Indoensia dan Malaysia, agar tidak menulis sesuatu yang dapat membahayakan hubungan baik kedua negara. 

"Sebaiknya, dalam penulisan juga lebih bertanggung jawab," kata dia.

Sebelumnya pada Jumat pekan lalu, TNI Angkatan Laut telah menembak dan menenggelamkan tiga kapal asal Vietnam yang terbukti mencuri ikan di perairan Indonesia.
 
 
Sumber: VIVA

Jadi juara umum lagi, TNI AD pecahkan rekor lomba tembak ASEAN

Jadi juara umum lagi, TNI AD pecahkan rekor lomba tembak ASEANKepala Staf TNI Angkatan Darat (Kasad) Jenderal Gatot Nurmantyo menerima kontingen penembak TNI AD yang baru saja menjadi juara umum dalam lomba tembak internasional atau Asean Armies Rifle Meet (AARM) di Vietnam.

Gatot mengatakan sangat bangga terhadap prestasi yang sudah ditorehkan pasukannya di Vietnam. Sebabnya, kontingen penembak tersebut memperoleh 29 medali emas. Jumlah ini melebihi target yang ditetapkan sebanyak 22 medali.

Selain itu, Jenderal Gatot menegaskan prestasi tersebut merupakan prestasi terbesar sepanjang sejarah perhelatan AARM.

"Ini prestasi terbaik sepanjang sejarah AARM dimana pasukan kita memperoleh piala dan medali paling banyak. Atas nama Kasad saya ucapkan selamat datang, kami bangga atas prestasi ini," kata Gatot di Mabesad Jl Veteran No 5 Jakarta Pusat, Senin, (8/12).

Lebih jauh, Gatot mengatakan perolehan Trofi para kontingen penembak tersebut melebihi perolehan pada kompetisi sebelumnya di Myanmar.

"Perolehan Trofi pada saat lalu 8, dan saat ini memperoleh 9 Trofi," katanya.

Dia menegaskan, kendati sudah memperoleh prestasi yang gemilang di mata negara lain, namun para kontingen tersebut masih memiliki tugas terakhir yakni evaluasi seputar prestasi dan hal-hal yang belum dicapai. Evaluasi itu, lanjut Gatot akan menjadi tolak ukur untuk menghadapi even internasional di 2015 mendatang.

"Kita mempersiapkan untuk ajang tembak internasional tahun 2015," katanya.


Sumber: Merdeka

Friday, December 5, 2014

Detik-detik Penenggelaman 3 Kapal Asing di Laut Indonesia

Pemerintah Indonesia mengeksekusi tiga kapal asing pencuri ikan di wilayah laut Indonesia, Jumat 5 Desember 2014.

Tiga kapal asing itu ditembak oleh kapal Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) bersama TNI Angkatan Laut di perairan Anambas, Kepulauan Riau. Proses eksekusi berlangsung mulai pukul 10.20 WIB.

Di lokasi, tiga kapal asing itu kini berada di tengah laut, di antara Pulau Tanjung Pedas dan Pulau Desa Lingai, Kabupaten Kepulauan Anambas.

Tiga kapal eksekutor yaitu, Kapal Negara (KN) Bintang Laut milik Badan Koordinasi Keamanan Laut (Bakorkamla), Kapal Pemerintah (KP) Ketipas dan KP Napoleon milik Kementerian Kelautan dan Perikanan.

Langit di atas perairan Anambas tampak berawan saat tiga kapal asing itu ditembak. Ketiga kapal kayu pencuri ikan itu ditembak menggunakan senjata mesin dari jarak 200 meter. Hingga berita ini diturunkan proses penembakan dan penenggelaman masih berlangsung.

Panglima Komando RI Armada Wilayah Barat, Laksamana Muda TNI Widodo, mengatakan tiga kapal itu di dorong dari pulau Tarempa setelah di tangkap beberapa hari lalu.

"Kami dorong kapal tersebut 3 mil dari pulau Tarempa. Di eksekusi di wilayah laut dengan kedalaman 45-60 meter. Penembakan dari jarak 200 meter," kata Widodo yang berada di atas kapal perang KRI Sultan Hasanudin.


Sumber: VIVANews

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Web Hosting Coupons