Total Pageviews

Sunday, November 30, 2014

Ini harapan Panglima TNI, punya pasukan khusus berlevel dunia

Ini harapan Panglima TNI, punya pasukan khusus berlevel duniaPanglima TNI, Jendral Moeldoko memimpin latihan gabungan penanggulangan teror (gultor) Tri Matra IX 2014, di Batalyon 461 Paskhas Halim Perdanakusuma. Dalam amanatnya, Moeldoko mengatakan, aksi terorisme tidak lagi berupa ancaman teror langsung, tetapi dilakukan secara sembunyi melalui sendi kehidupan.

"Salah satu bentuk teror yang harus diwaspadai saat ini adalah dari kelompok Internasional State of Iraq and Suriah (ISIS). Saat ini, ISIS sudah menyita perhatian dunia dengan segala bentuk ancaman," ujar Moeldoko, di Halim Perdanakusuma, Senin (1/12)

Moeldoko menerangkan, teror yang dilakukan ISIS kini sudah menjadi ancaman internasional. Dia mengimbau pasukan TNI, khususnya tim Gultor mewaspadai ancaman tersebut.

"Tingkatkan kualitas latihan sehingga pasukan khusus memiliki kemampuan yang terus meningkat di level dunia," jelasnya.

Latihan kali ini, TNI mengusung tema 'Melaksanakan penanggulangan teror untuk memelihara stabilitas keamanan dan menegakkan kedaulatan NKRI dalam rangka Operasi Militer Selain Perang'. Latihan ini melibatkan 627 personel, dari TNI AD, AU, dan AL.

Latihan dilaksanakan mulai 1 hingga 5 Desember 2014 mendatang. Latihan ditutup dengan aksi lapangan di Bandara Internasional Soekarno-Hatta pada 5 Desember 2014.

Dalam upacara ini, turut hadir pula Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana Marsetio, Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal Ida Bagus Putu Dunia, dan Wakil Kepala Staf Angkatan Darat Letjen Munir.


Sumber: Merdeka

Juara Kompetisi Menembak, Kopassus Disegani Militer se-ASEAN

Kontingen penembak dari TNI AD pemenang kompetisi AARM ke-24 di Vietnam. Indonesia menjadi juara umum dan menyabet 29 emas dan 9 trophy. (30/11/2014)Prajurit Komando Pasukan Khusus TNI Angkatan Darat kembali menorehkan prestasi dan membuktikan diri menjadi yang terhebat di antara militer negara di Asia Tenggara. Dalam kompetisi lomba tembak ASEAN Armies Rifle Meet (AARM) yang digelar di Vietnam, Kopassus Indonesia berhasil meraih juara umum. 

Tidak tanggung-tanggung, dari 45 medali emas yang disiapkan, sebanyak 29 di antaranya diboyong Kopassus Indonesia. Ditemui di Landasan Udara TNI AU, Halim Perdanakusuma semalam, ketua kontingen Mayor Infantri Faisol Izudin, menyebut ada 9 trophy juga yang berhasil dibawa pulang. 

Tiba dari Vietnam menggunakan pesawat hercules, ke-31 kontingen itu disambut secara langsung oleh Wakil Komandan Jendral Kopassus, Brigjen TNI, Muhammad Herindra.  

Menurut pria yang diangkat menjadi Wadanjen sejak tahun 2013 lalu itu, Indonesia merasa bangga karena ini sudah kali keenam berturut-turut Kopassus berhasil menjadi juara umum.

"Selain itu, senjata dan amunisi yang dipakai para kontingen merupakan buatan dalam negeri yakni dari PT Pindad," kata dia. 

Dalam kompetisi itu, kata Herindra, terdapat empat kategori yakni senapan, pistol, karaben, dan machine gun. 

"Untuk kategori pistol, juga dilibatkan kontingen putri. Sementara, sisa kategori lainnya hanya diikuti oleh putra," papar dia.

Sementara ketua kontingen, Faisol menyebut kemenangan yang diraih Kopassus bukan tanpa perjuangan. Mereka telah berlatih selama beberapa bulan di medan yang mirip dengan kondisi Vietnam. Antara lain, mereka berlatih di daerah Garut dan Pengalengan. 

"Cuaca di sana dingin, sama seperti cuaca di Vietnam, sehingga secara tidak langsung, hal itu memberikan gambaran kepada para penembak mengenai kondisi yang ada dan kami dapat beradaptasi," kata Faisol. 

Dalam kesempatan itu, Faisol turut menambahkan, kendati menggunakan senjata dan amunisi buatan PT Pindad, nyatanya tidak kalah dengan negara lain yang memilih senjata M16. 

Disegani

Dalam kesempatan yang sama, Herindra mengatakan kompetisi ini merupakan ajang paling bergengsi di kawasan Asia Tenggara. Biasanya, lanjut dia, negara yang menjadi pemenang, akan disegani oleh militer dari negara lain. 

"Kompetisi ini menjadi incaran bagi Angkatan Darat di kawasan ASEAN. Sehingga, tentu Kopassus akan disegani khususnya oleh militer di kawasan ini,"  ujar dia bangga.

Dia menyebut, saingan terberat dalam kompetisi itu adalah Thailand, karena militer dari Negara Gajah Putih berhasil memperoleh dua trophy.

Herindra mengingatkan, kendati tahun ini Kopassus menjadi juara umum, bukan berarti negara lain akan diam saja.

"Mereka akan berupaya untuk mengalahkan Indonesia dengan berbagai cara, termasuk mengintip senapa dan alutsista yang digunakan RI. Bahkan, negara tetangga sudah ada yang tertarik untuk membeli senapan dari Indonesia," ujarnya.
 
 
Sumber: Viva

Analisis: Mengapa Dia Begitu Sensitif

Ketika presiden sipil Indonesia berteriak lantang untuk menenggelamkan kapal nelayan asing yang maling ikan di perairan kita sehubungan dengan uji nyali jalesveva jayamahe, satu rumah tetangga yang bernama Malaysia tiba-tiba jadi berisik dan bereaksi negatif. Lewat media online yang merupakan corong pemerintahnya, mereka merasa tak nyaman, tak enak badan lalu dengan tak elok pula bilang Jokowi arogan, antek Amerika dan sebagainya.
Bertetangga dengan jiran yang satu ini memang seperti berhadapan dengan saudara bertabiat congkak dan angkuh. Sebenarnya dia yang angkuh karena reaksinya itu terhadap gaya Jokowi yang tegas dan jelas.  Mengapa dia merasa kelasnya lebih tinggi dari Indonesia karena gambaran negeri ini ada di wajah-wajah tenaga kerja yang merantau kesana.  Jadi TKI, PATI Indon itu adalah bingkai cermin cara dia memandang kita.  Belum lagi cara pandang feodal negeri yang terdiri dari kerajaan-kerajaan berbasis Melayu Islam, tentu menjadi pengental cara pandang terhadap apapun yang berbau buruh, kuli atau tenaga berbayar.
KRI Oswald Siahaan meluncurkan rudal maut Yakhont
Sekedar catatan dengan dua jiran yang lain Indonesia baik-baik aja tuh meski ada persoalan perbatasan dengan kita. Menjelang akhir pemerintahan SBY dicapai kesepakatan perjanjian tapal batas bilateral dengan Singapura dan Filipina tanpa gembar gembor. Ini membuktikan ruang kelas dan kualitas dialog dengan kedua negara itu menghasilkan kesepakatan ciamik “bersih cemerlang tanpa menggores”.  Berbeda dengan kawan sebelah ne yang gemar melakukan klaim demi klaim. Ya karena cermin itu tadi, dianggapnya kita ini kelas buruh berbayar yang kelasnya dibawah dia
Adalah menjadi hak yang jelas dan terang bagi pemerintahan bangsa besar ini untuk menyatakan perintah bagi jajarannya agar bertindak keras dan lugas menghadapi para pencuri sumber daya kelautan termasuk menenggelamkan kapal mereka jika perlu. Kita juga kan tak pernah dan tak elok meributkan kenapa pemerintah Malaysia tak mau membuka keran demokrasinya untuk kesamaan hak bagi setiap warganegaranya. Lihat saja yang terjadi sepanjang sejarah negeri itu pimpinan pemerintahannya selalu bernama L4 (Lu Lagi Lu Lagi) maksudnya kalau ditelisik tidak jauh-jauh dari turunan kakek, bapak, anak, sepupu.
Ketika militer Indonesia sedang puasa alutsista di awal reformasi, jiran sebelah ne banyak kali tingkahnya. Sipadan-ligitan dia goyang dengan melakukan manuver militer.  Sekali waktu di awal tahun 2001 empat pesawat coin kita OV10 Bronco melakukan patroli di Sipadan, eh dia malah mengerahkan jet tempur F5E.  Padahal masih dalam status sama-sama berhak. Dia berhasil di Sipadan-Ligitan melalui Mahkamah Internasional tapi terus kemudian berupaya nak ekspansi pula ke Ambalat.  Indonesia pasang kuda-kuda dengan otot militer.
Sukhoi dan F16 melintas gagah
Akhirnya memang berhadapan dengan tetangga pongah harus dihadapi dengan cara pandang militer. Ini penting untuk diingat saudara-saudaraku. Cara pandang militer (bukan melotot lho) adalah garis tegas di wajah yang menahan amarah manakala pelecehan demi pelecehan dipertontonkan. Maka RI pun belanja alutsista secara besar-besaran, terus menerus dan tak terbendung lagi.  Setelah Presiden SBY menggelontorkan dana US $15 milyar untuk shopping alutsista selama lima tahun terakhir ini maka Presiden Jokowi semakin jelas dan banyak lagi membelanjakan duit untuk alutsista segala matra
Yang menarik orang dekatnya yang menjadi Sekretaris Kabinet Andi Widjajanto adalah pakar pertahanan dan militer yang sangat visioner. Sebenarnya ada dua figur pakar militer lagi yang sama-sama lantang menyuarakan modernisasi TNI, yaitu Salim Said dan Connie Rahakundini.  Jauh-jauh hari sebelum Andi jadi Seskab dia sudah melontarkan prediksi bahwa belanja alutsista TNI lima tahun ke depan minimal US$ 20 milyar.  Seskab bersama Kemenhan tentu menjadi pilar utama untuk mengambarkan renstra lanjutan lima tahun ke depan.
Terkait dengan poros maritim sudah tentu penggelontoran dana akan terpusat di AL dan AU.  TNI AL segera membentuk armada tengah, divisi 3 marinir, melanjutkan pengadaan KCR (Kapal Cepat Rudal), memperbanyak pesanan PKR, mengakuisisi kapal perang kelas fregat termasuk percepatan pengadaan kapal selam.  TNI AU juga diperkirakan akan menambah sedikitnya 2 skuadron tempur baru disamping mengganti  1 skuadron F5E yang dipensiunkan. Disamping itu akan ada penambahan radar-radar militer, satuan peluru kendali darat udara jarak sedang, pesawat intai strategis, intai taktis.
Gebrakan untuk menenggelamkan kapal nelayan asing sejatinya untuk mengukur kesiapan armada Angkatan Laut, KKP, Bea Cukai, Polisi Air dengan dukungan Angkatan Udara.  Sinergi dan koordinasi akan memberikan pesan apa yang masih harus diperbaiki, ditambah dan dikuatkan.  Ini harus dipraktekkan di lapangan.  Bisa jadi yang diperbanyak kapal-kapal patroli non rudal atau bahkan kapal selam sesuai dengan tugas utamanya sebagai penggentar bawah air tak tertandingi.
Sangat diniscayakan bahwa dalam lima tahun ke depan militer Indonesia akan tampil dengan dandanan gahar, berkualitas dan bergengsi.  Kalau sudah begini apakah si Pakcik akan melontarkan statemen angkuh lagi.  Atau jangan-jangan setelah dia membaca tulisan ini malah sekujur tubuhnya demam lalu mengigau: “kita kan serumpun bang, adek ne hanya bergurau bang, tak nak kita bergaduh, tak elok dilihat sepupu kita Singapura.  Nanti dia orang ketawa senang nak lihat kita bergaduh terus”.  Ternyata igauannya di dengar Pak Jokowi, lalu sang presiden egaliter itu berkomentar: “emang gue pikirin”.
 
 
Sumber: Jagvane (AA TNI)

Friday, November 28, 2014

Helikopter pengangkut pasukan TNI AD hilang di Kalimantan

Helikopter pengangkut pasukan TNI AD hilang di KalimantanSebuah helikopter milik TNI AD berjenis Bell 412 hilang kontak di Tarakan, Kalimantan Utara. Pesawat ini hilang kontak karena cuaca buruk sore tadi.

Helikopter ini berjenis Bell 412 EP, terbang dari Tarakan ke Long Bawang. Mengangkut satu pilot, dua kru dan tujuh anggota pasukan Satgas Pengamanan Perbatasan.

"Kami berharap tidak jatuh. Masih hilang kontak. Belum ada laporan adanya pesawat jatuh," kata Kapuspen TNI Iskandar Sitompul, Rabu (22/1).

Iskandar menjelaskan pesawat TNI AD itu terbang dalam rangka pergeseran pasukan pengamanan perbatasan antara Indonesia dan Malaysia. Kontak terakhir terjadi antara Pangkalan Udara Tarakan dengan pilot pukul 15.00 WITA.

"Pilot bilang mau kembali ke Tarakan karena cuaca buruk, namun setelah itu hilang kontak," kata jenderal bintang dua ini.

TNI belum memastikan kondisi pesawat dan kemungkinan jumlah korban. "Kami berharap cuma mendadak darurat. Karena cuaca buruk dan kondisi alam di sana. Semoga tidak jatuh dan bisa segera ada kontak," kata dia.


Sumber: Merdeka

Cuaca hambat evakuasi helikopter yang mendarat darurat di Papua

Cuaca hambat evakuasi helikopter yang mendarat darurat di PapuaCuaca buruk menghambat evakuasi helikopter jenis Super Puma TNI-AU yang mendarat darurat di perbatasan Batom-Kiwirok, Kabupaten Pegunungan Bintang, pedalaman Papua.

Komandan Pangkalan TNI AU Jayapura Kol (Pnb) I Made Susila Adnyana kepada Antara di Jayapura, Sabtu (29/11), mengakui rencana evakuasi kru helikopter dan para penumpang belum dapat dilakukan karena faktor cuaca.

Dari laporan yang diterima baik di Kiwirok maupun Batom saat ini sedang diguyur hujan lebat.

Seperti diberitakan Antara, selain masalah cuaca, kata Dan Lanud Jayapura, faktor lainnya yakni tidak tersedianya sarana pendukung yakni helikopter yang memiliki spesifikasi tertentu.

"Memang di sini ada heli bell namun tidak bisa digunakan untuk mengevakuasi," terang Kol (pnb)I Made Susila seraya menambahkan, karena itulah pihaknya akan meminta bantuan ke PT.Freeport agar dapat mengerahkan helikopter milik Airfast.

Menurut dia, saat ini pihaknya sudah melayangkan permintaan bantuan dan diharapkan evakuasi dapat segera dilaksanakan.

Heli Super Puma milik TNI AU yang dipiloti Mayor Pnb Tarigan itu membawa 10 anggota satuan tugas pengamanan perbatasan dari Yon 133 yang akan bertugas di pos Kiwirok yang merupakan salah satu wilayah berbatasan langsung dengan Papua Nugini (PNG).

Ketika ditanya kondisi kru dan penumpang, Kol Pnb I Made Susila mengaku dari laporan sementara memang ada yang mengalami luka dan patah.

"Komunikasi sangat sulit karena hanya mengandalkan telepon satelit sehingga belum dapat memastikan bagaimana kondisi sebenarnya," terang Dan Lanud Jayapura Kol Pnb I Made Susila.


Sumber : merdeka

Thursday, November 27, 2014

RI siap galang dukungan internasional sikat nelayan asing ilegal

RI siap galang dukungan internasional sikat nelayan asing ilegalPemerintah bertekad memprioritaskan pencegahan dan pemberantasan keberadaan nelayan ilegal serta aksi pencurian ikan di Tanah Air. Penindakan serupa yang dilakukan pada nelayan asal Malaysia, Filipina, atau Thailand, akan terus dijalankan sesuai regulasi internasional.
Direktur Jenderal Multilateral Kementerian Luar Negeri Hasan Kleib mengatakan pencurian ikan oleh nelayan asing masuk kategori kejahatan lintas negara. Oleh sebab itu, RI ingin mengangkat isu ini secara lebih keras di forum-forum global.
"Upaya pengarusutamaan kriminalisasi isu-isu ini di tingkat internasional akan diperjuangkan oleh Indonesia menjelang pelaksanaan Crime Congress di Doha, Qatar tanggal 12-19 April 2015 mendatang," ujarnya dalam keterangan pers diterima merdeka.com, Kamis (27/11).
Pengalaman Indonesia sebagai Presiden Konferensi sesi keenam UNTOC tahun 2012-2014 menjadi modal untuk semakin memperkuat peran Indonesia dalam kerja sama internasional untuk memberantas kejahatan transnasional terorganisir yang menjadi prioritas nasional.
Kerja sama multilateral pemberantasan kejahatan transnasional terorganisir di bawah payung UNTOC menjadi landasan Post-2015 Development Agenda.
Selain melingkupi kejahatan lingkungan seperti pencurian ikan, Konvensi ini juga menangani pencegahan dan pemberantasan penyelundupan manusia dan perdagangan orang, pencegahan dan pemberantasan korupsi, perlindungan benda dan cagar budaya dari perdagangan ilegal, pencegahan tindak pidana pencucian uang dan pemeliharaan keamanan siber.
Untuk diketahui, pekan lalu TNI AL menangkap 524 nelayan dari pelbagai kewarganegaraan, di Kepulauan Derawan, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur. Operasi penangkapan ratusan nelayan itu dilaksanakan patroli gabungan aparat pada 16 dan 17 November 2014.
Pemerintah memastikan tidak ada aturan hukum internasional yang dilanggar dari penahanan ratusan nelayan asing tersebut.
Kemlu juga telah memfasilitasi pertemuan petugas konsuler dari Kedutaan Besar Negara terkait dengan para nelayan yang tertangkap dan melakukan konsultasi erat dalam memastikan status kewarganegaraan dan status keimigrasian mereka.
Pemanggilan Duta Besar negara-negara terkait telah dilakukan Kemlu untuk menyelesaikan permasalahan di atas.


Sumber: Merdeka

Aksi TNI AL sikat Kapal Malaysia terganjal kekurangan sarana

Aksi TNI AL sikat Kapal Malaysia terganjal kekurangan saranaMenteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengancam menenggelamkan kapal nelayan asing yang mencuri ikan di perairan Indonesia ditenggelamkan saja. Pernyataan Menteri Susi sudah mengantongi restu dari Presiden Joko Widodo dan didukung aparat penegak hukum.

"Saya didukung oleh semua. Itu perintah Pak Presiden. Pokoknya TNI dan Polri harus mendukung kita," katanya di Istana Merdeka, beberapa hati lalu.

Menteri Susi Susi menjelaskan, dasar hukum penenggelaman kapal asing ilegal, sudah diatur dalam undang-undang perikanan. Eksekutornya, kata dia, di tangan aparat penegak hukum.

Pemerintah punya dasar hukum untuk menenggelamkan kapal asing ilegal. Yaitu, Pasal 69 ayat 1 UU No. 45/2009 tentang Perikanan.

Bunyinya: Kapal pengawas perikanan berfungsi melaksanakan pengawasan dan penegakan hukum di bidang perikanan dalam wilayah pengelolaan perikanan negara Republik Indonesia.

Kemudian, di ayat 4 ditegaskan, penyidik dan atau pengawas perikanan dapat melakukan tindakan khusus berupa pembakaran dan atau penenggelaman kapal perikanan yang berbendera asing berdasarkan bukti permulaan yang cukup.

"Undang-undang sudah jelas untuk ditenggelamkan. Nanti pelaksanaannya di AL dan Polri. Yang nenggelamin bukan saya," tegasnya.

TNI AL dan TNI AU sudah menggerakkan kekuatan mereka ke perbatasan. Namun ketegasan mereka kadang terkendala kurangnya sarana dan prasarana. Apa saja curhat TNI:

TNI AL kekurangan kapal perang

TNI Angkatan Laut sedang galak menahan kapal asing yang mencuri kekayaan maritim di Indonesia. Namun mereka mengaku masih memiliki hambatan dalam pengamanan di laut. Salah satunya keterbatasan armada kapal perang yang ada saat ini.

Jumlahnya masih sangat kurang untuk mengamankan wilayah laut Indonesia yang sangat luas.

"Keterbatasan kapal masih menjadi kendala. Saat ini hanya sekitar 60-70 kapal yang melakukan operasi di tiga alur laut kepulauan Indonesia (ALKI)," kata Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Laut (Kadispenal) Laksamana Pertama TNI Manahan Simorangkir, kepada Antara, Rabu (26/11).

Kadispenal yang didampingi sejumlah stafnya di jajaran Dispenal, mengatakan, dalam menjalankan tugasnya, kapal-kapal patroli tersebut sudah melaksanakan konsep operasi pengamanan ALKI, perbatasan, dan operasi-operasi yang dilaksanakan karena tugas-tugas TNI AL sendiri.

Dengan luas lautan yang dimiliki Indonesia, idealnya TNI dapat mengoperasikan 300-400 KRI. Jumlah ini jauh lebih besar dari jumlah yang saat ini dimiliki, yaitu baru 151 unit.

"Dengan menghitung luas laut yang harus diawasi, dibandingan dengan jumlah kapal, kecepatan kapal dan daya deteksi, idealnya dioperasikan segitu (300-400 kapal)," kata Manahan

TNI kekurangan BBM

TNI AL mengaku kekurangan BBM untuk operasi. Panglima TNI Moeldoko telah melaporkan hal ini pada presiden RI Joko Widodo. Moeldoko mengatakan TNI Angkatan Laut bakal mendapatkan tambahan bahan bakar minyak untuk memburu kapal pencuri ikan.

"Pasti ada tambahan. Kita ajukan tadi, berapa kebutuhan riil di lapangan sudah sampaikan. 350 ribu kilo liter per bulan," kata Jenderal Moeldoko usai rapat dengan Presiden Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (24/11).

Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Laut (Kadispenal) Laksamana Pertama TNI Manahan Simorangkir, menyampaikan kebutuhan TNI AL yang meningkat.

"Pada 2012 kuota BBM hanya 13 persen, pada 2013 meningkat menjadi 21 persen. Pada 2014 ini bertambah menjadi 41 persen dari kebutuhan untuk operasi pengamanan laut,"

Namun demikian, TNI AL kini juga sudah mampu mengeliminir kekurangan ketersediaan kapal patroli. Caranya, dengan meningkatkan kapabilitas seluruh kapal patroli yang dioperasikan untuk membantu mengurangi upaya-upaya illegal fishing.

"Kita memiliki komitmen untuk melakukan pengamanan laut agar kasus-kasus pencurian ikan dapat diminimalisir," katanya.


Sumber: Merdeka

Wednesday, November 26, 2014

Menguji Jalesveva Jayamahe

Berjalan sebulan lebih perjalanan pemerintahan Jokowi, berbagai kejutan jalan berbangsa kita alami antara lain dengan kenaikan BBM dan ultimatum menenggelamkan kapal ikan asing yang menyusup ke perairan Indonesia.  Tentang kenaikan BBM kita berpandangan bahwa memang sudah saatnya energi mobilitas itu dinaikkan meski harga minyak dunia turun. Justru ini jadi momentum untuk menipiskan subsidi sekaligus meminimalkan penyelundupan BBM.  Dananya untuk pembangunan infrastruktur dan pos produktif lainnya.
Mata rantai cerita berjudul poros maritim semakin enak diikuti ketika bintang utamanya srikandi wanita Susi Pudji Astuti melakukan solo run ke Natuna dan Derawan untuk blusukan tanpa basa basi.  Menteri KKP ini memang wanita tangguh yang paham betul seluk beluk kelautan dan perikanan.  Dia kecil, besar, dewasa, kuat, tegar di alam laut Selatan yang ganas.  Dia pula yang berhasil menaklukkan dunia kelautan dan perikanan serta transportasi udara untuk menjelma sebagai pengusaha sukses yang nasionalis.
Kapal Patroli TNI AL
Ultimatum Presiden untuk menenggelamkan kapal ikan asing yang masuk perairan RI disikapi dengan sikap “siap komandan” oleh Menko Polhukam, Menko Kemaritiman, Menlu, Panglima TNI, Kapolri dan Ibu Susi sendiri tentunya.  Maka pada hari-hari ke depan ini kita akan menyaksikan pergerakan armada kapal perang TNI AL, kapal patroli Bakorkamla, kapal KKP, kapal polisi air, kapal bea cukai, pesawat patroli dan intai maritim mengintensifkan patroli terkoordinasi. Secara de facto ini sebenarnya menjadi simulasi awal untuk terbentuknya BAKAMLA sebagaimana operasi militer Garda Wibawa yang di gelar di Tarakan saat ini mensinergikan sejumlah KRI, satuan radar, satuan rudal, satuan intelijen dan pesawat tempur Sukhoi.
Uji nyali jalesveva jayamahe sedang dimulai.  Ini adalah mata kuliah penting untuk mengukur sejauh mana nilai kesiagaan dan kesiapan tugas  armada laut berintegrasi satu sama lain.  Instruksi Presiden ini secara operasional bisa dicermati dengan dua makna. Yaitu untuk memastikan sterilisasi perairan RI dan endurance operasi itu sendiri.  Sisiran wilayah operasi untuk menangkap dan membawa kapal nelayan asing ke pelabuhan terdekat harus bisa memberikan pembuktian nyata.  Kemudian daya tahan armada menjadi bahan evaluasi untuk menjadi bahan masukan apa-apa yang harus diperbaiki, ditambah dan diperkasakan.
Dengan kekuatan 170 an KRI, ratusan kapal patroli kelas KAL (Kapal Angkatan Laut), puluhan kapal patroli milik institusi lain diharapkan akan memberikan efek jera bagi nelayan asing yang selama ini sudah terbiasa dan terbiarkan dengan laut Indonesia yang kaya ikan itu. Semakin jelaslah memang pembentukan BAKAMLA yang sudah lama menjadi wacana itu merupakan sebuah dahaga yang harus dipenuhi. Tetapi lebih penting dari itu adalah menyikapi dengan kewaspadaan tinggi akan respons negara yang punya kekuatan laut digdaya dengan teknologi modern seperti Cina.  
Kapal perang baru Bung Tomo Class
Kapal-kapal nelayan Cina sejatinya tidak murni mencari ikan tetapi juga sebagai agen spionase negaranya.  Kapal nelayan mereka sudah melapor terlebih dahulu kepada “pelindungnya” kapal perang Cina yang beroperasi tak jauh dari mereka. Bahkan sudah dilengkapi dengan peralatan komunikasi canggih sebagai jembatan penghubung dengan kapal perang negaranya yang biasanya mengikuti dari belakang.  Ingat kasus di laut Natuna beberapa tahun lalu ketika kapal KKP kita membawa kapal nelayan Cina ke Natuna, dipaksa lepas untuk dibebaskan oleh kapal perang Cina di tengah laut.
Langkah awal menuju poros maritim sedang dilakukan. Memberikan nilai kewibawaan pada apa yang disebut teritori laut, perlindungan sumber daya  kelautan dan keamanan di laut. Ini adalah langkah yang bagus untuk memberikan kejut nilai, kejut jera dan kejut wibawa. Tentu ke depannya adalah memperkuat armada laut dengan kekuatan herder untuk memastikan nilai rasa pasti aman dan pasti wibawa di laut itu benar-benar dapat kita rasakan dan banggakan. 
Dalam pemerintahan Jokowi yang hendak memeluk laut dan isinya,  tentu harus diperkuat dengan armada kapal perang yang berwibawa disamping kapal perang jenis cabe rawit. Kapal perang berwibawa minimal fregat atau destroyer sedang jenis cabe rawit tentu berkelas KCR.  Untuk kapal berjenis KCR (Kapal Cepat Rudal) sudah tersedia banyak produsennya baik PAL atau galangan kapal lainnya.  Kita bisa memproduksi 20 KCR setiap tahun karena kapasitas produksi galangan kapal kita mampu.
Peluru Kendali anti kapal Yakhont
Lima tahun ke depan AL dan AU kita akan diperkuat dengan alutsista bermutu dan berkelas.  Sesungguhnya poros maritim yang didengungkan itu harus punya mata, telinga dan tangan untuk menjamin eksistensinya.  Indra dengar, lihat dan pukul itu adalah sebuah sistem terpadu antara matra laut dan udara dengan seperangkat perabot alutsista yang bernama kapal perang, radar, jet tempur, satuan rudal dan pasukan marinir untuk memastikan integrasi, koordinasi dan komunikasi “berani masuk digebuk” bisa berjalan dengan solid.
Memiliki armada laut dan udara yang kuat bukanlah sebuah biaya atau expense.  Justru dia menjadi investasi untuk membuat bangsa ini bernilai, bermakna dan berwibawa. Tidak kalah penting adalah untuk menjamin sebuah kepemilikan atas nama teritori laut termasuk ZEE (Zona Ekomoni Eksklusif) yang sudah diakui oleh dunia internasional.  Memberdayakan sumber daya laut dan isinya termasuk sumber daya energi fosil yang terkandung didalamnya untuk memperkuat basis PDB dan pertumbuhan ekonomi kita.  Saatnya membuktikan semboyan Jalesveva Jayamahe menjadi kekuatan ekonomi dahsyat dengan dukungan kekuatan laut dan udara berkelas herder.
 
 
Sumber: Analisis alutsista TNI

Negara-negara ini blingsatan TNI AL tangkapi maling ikan

Indonesia kini unjuk gigi di perairannya sendiri. Kapal-kapal TNI AL dan aparat keamanan lain bersikap tegas mengusir atau menangkap kapal-kapal asing yang mencuri kekayaan laut Indonesia.

Dulu enak saja kapal-kapal asing berburu ikan di laut Indonesia. Dengan teknologi canggih mereka meraup semua hasil laut, sementara nelayan Indonesia nyaris tak dapat apa-apa. Indonesia tak sudi hal itu terus terjadi.

Panglima TNI Jenderal Moeldoko menyatakan, TNI Angkatan Laut selalu melakukan operasi di perbatasan untuk menangkap kapal pencuri ikan. Pihaknya pun mengaku pernah menenggelamkan kapal pencuri ikan di perairan Indonesia.

"Kita lakukan. Dulu pernah nanti kita lakukan, karena mungkin tidak terekspos," katanya usai rapat dengan Presiden Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (24/11).

Panglima menilai tindakan keras menenggelamkan kapal asing pencuri ikan itu tak akan mengganggu hubungan Indonesia dengan negara lain.

TNI telah mengirimkan sejumlah kapal perang ke perbatasan. Kapal itu dilengkapi senjata dan radar untuk melacak pencuri ikan. Tak cuma itu, tiga pesawat tempur Sukhoi pun dikirim ke perbatasan Indonesia-Malaysia.

Negara-negara yang sering mengoperasikan kapal mereka di Indonesia pun blingsatan. Ini reaksi mereka:

Malaysia minta nelayan diusir saja

Kementerian Luar Negeri Malaysia mengatakan mereka belum menerima pemberitahuan apa pun atas penangkapan 200 nelayan mereka yang diduga menangkap ikan secara ilegal di perairan Indonesia.

Menteri Luar Negeri Malaysia Anifah Aman mengakui Kedutaan Besar Indonesia di Malaysia sudah menghubungi Kementerian Luar Negeri untuk memeriksa identitas pada nelayan itu.

"Jika mereka terbukti warga Malaysia, maka kami akan memberikan bantuan hukum," kata Anifah dalam pernyataannya, seperti dilansir surat kabar the Star, Sabtu (22/11).

Dia mengatakan Malaysia dan Indonesia sudah menandatangani Nota Kesepahaman dalam soal penangkapan ikan sesuai hukum laut internasional pada 27 Januari 2012.

Menurut perjanjian itu, kata Anifah, kedua negara sepakat untuk hanya mengusir pelaku penangkapan ilegal, bukan menangkap mereka.

Menanggapi pernyataan Presiden Jokowi yang mengatakan semua kapal penangkapan ikan ilegal yang memasuki perairan Indonesia akan ditenggelamkan, Anifah menuturkan dia tidak percaya kalimat itu diucapkan oleh Jokowi.

Taiwan minta jangan sembarangan tenggelamkan kapal

Pemerintah Taiwan ingin bernegosiasi dengan Indonesia mengenai kerjasama di bidang perikanan. Negara pecahan China ini berharap pemerintah Indonesia tidak melarang kapal Taiwan resmi yang ingin menangkap ikan di perairan Tanah Air.

Dilansir dari surat kabar China Post pekan ini, Direktur Deputi Perikanan Taiwan Tsay Tzu mengatakan pihaknya akan mendiskusikan hal ini dengan lembaga perikanan Taiwan. Lobi dengan Indonesia akan dilakukan sesegera mungkin.

"Pemerintah akan berdiskusi dengan lembaga perikanan kami mengenai keputusan dari Kementerian Kelautan dan Perikanan Indonesia. Kabarnya mereka akan melarang 40-60 kapal tuna kami beroperasi di perairan mereka," ujarnya.

Perairan Indonesia sendiri merupakan rute migrasi ikan tuna. Tsay Tzu juga menambahkan apabila kapal Taiwan dilarang beroperasi di wilayah tersebut, mereka akan pindah ke wilayah untuk mencari ikan.

Menurutnya, wajar saja jika pemerintah Indonesia berusaha menjaga wilayah perairan mereka, namun Taiwan sendiri masih berharap agar Indonesia tidak akan menjalankan keputusan itu secara keras. Apalagi dia menjanjikan seluruh kapal yang datang ke perairan Tanah Air punya izin resmi.

Filipina hargai ketegasan RI
 
Pemerintah Filipina segera mengirim tim ke Kabupaten Berau, Kalimantan Timur untuk memeriksa status kewarganegaraan ratusan nelayan ilegal yang ditangkap patroli TNI AL pekan lalu. Disinyalir, dari 524 orang yang ditahan, sebagian adalah warga Filipina.

Wakil Menteri Luar Negeri Filipina Wilfredo C. Santos mengatakan pihaknya menghormati kebijakan Indonesia di bidang maritim.

"Pemerintah Filipina berkomitmen untuk bekerja sama dengan instansi terkait di Indonesia untuk memverifikasi terhadap 524 nelayan dari Komunitas Bajau yang ditangkap aparat penegak Hukum Indonesia," kata Santos seperti dikutip dari situs resmi Kementerian Luar Negeri, Rabu (26/11).

Operasi penangkapan ratusan nelayan itu dilaksanakan patroli gabungan aparat pada 16 dan 17 November 2014, di Kepulauan Derawan. Sempat beredar informasi, lebih dari 200 orang tersebut berasal dari Malaysia. Kabar itu segera ditampik otoritas Malaysia yang menuding mereka adalah imigran gelap.
 
 
Sumber: Merdeka 

Monday, November 24, 2014

TNI kirim kapal perang dan 3 Sukhoi ke perbatasan Malaysia

TNI kirim kapal perang dan 3 Sukhoi ke perbatasan MalaysiaHubungan Republik Indonesia dan Malaysia sedikit menghangat setelah pemerintah RI menangkap 200 nelayan Malaysia. TNI pun berkomitmen untuk terus menggelar operasi di perbatasan.

Pemerintah Malaysia sempat protes. Menurut mereka nelayan asing cukup dihalau, tak perlu ditangkap atau kapalnya ditenggelamkan. Namun Presiden Jokowi menegaskan setiap kapal asing yang melanggar harus ditenggelamkan.

Menurutnya, tindakan tersebut tidak hanya dilakukan oleh Indonesia saja, tapi hampir semua negara. Kondisi itu pernah terjadi ketika aparat Australia menangkap kapal nelayan Indonesia yang berlayar melewati perbatasan.

"Kan perintahnya sudah jelas. Selamatkan orangnya, tenggelamkan kapalnya. Di negara tetangga juga begitu terhadap kita. Coba lihat, Australia misalnya, juga gitu terhadap kita," ungkap Jokowi di Istana Bogor, Jawa Barat, Senin (24/11).

Jokowi yakin tindakan ini bakal dilakukan jajaran aparat TNI maupun kepolisian bila memergoki kapal nelayan asing melewati garis perbatasan. Meski diragukan Malaysia, dia menyatakan tindakan tersebut adalah sinyal pemerintah serius menanganinya.

"Ini memberikan sinyal bahwa ini kita serius menangani ini," tegasnya.

TNI langsung merespons permintaan Jokowi. Mereka mengerahkan armada dan kekuatan tempur ke perbatasan. Ini kekuatan TNI di perbatasan:

Sukhoi siaga di perbatasan Ambalat

Tiga Pesawat tempur Sukhoi dari Skadron 11 Hasanuddin mendarat di Bandara Juwata Tarakan pada senin (24/11). Kedatangan Thunder Flight tersebut adalah dalam rangka menggelar operasi Garda Wibawa.

Operasi ini memiliki misi untuk melakukan pengamanan di perbatasan perairan Karang Unarang blok Ambalat.

Komandan Lanud Tarakan Letkol Pnb Tiopan Hutapea mengatakan operasi ini wujud pengamanan negara dalam menyikapi adanya klaim wilayah perbatasan oleh negara tetangga di perairan Ambalat.

Kehadiran pesawat tempur Sukhoi untuk menjaga kedaulatan wilayah NKRI serta pengamanan wilayah perbatasan laut dan udara dengan negara tetangga.

"Ini merupakan bentuk upaya pengamanan wilayah NKRI dari gangguan Luar maupun dari dalam negeri, dalam situasi dan kondisi apapun TNI Angkatan Udara akan siap mengamankan setiap jengkal wilayah tanah air," kata Letkol Tiopan.

Pesawat tempur Sukhoi di awaki langsung oleh Komandan Skadron Udara 11 Letkol Pnb David Johan Tamboto dengan pesawat SU-30 MK, Mayor Pnb Wanda S, Kapten Pnb Fauzi. dan Kapten Pnb Baskoro dengan pesawat SU 27MK dengan didukung ground crew sebanyak 73 personel.

4 Kapal perang bersenjata lengkap

TNI Angkatan Laut menyiagakan empat Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) untuk melakukan patroli pengamanan perairan laut di wilayah utara Indonesia.

"Keempat kapal perang itu adalah KRI Kakap 811, KRI Pulau Rengat 711, KRI Birang 831, dan KRI Suluh Pari 809 saat ini siaga di perairan laut Balikpapan, Kalimantan Timur," kata Komandan Pangkalan TNI AL (Danlanal) Balikpapan Kolonel (P) Ariantyo Condrowibowo di Balikpapan, Sabtu (22/11).

Dia mengatakan empat KRI itu akan melaksanakan tugas patroli dan penjagaan Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) II, yaitu Selat Makassar, Laut Sulu, Laut Sulawesi, di perbatasan Indonesia dengan Malaysia dan Filipina di wilayah utara.

"Saat ini yang menjadi perhatian utama kami adalah melindungi nelayan kita dan pencegahan nelayan asing yang mencuri ikan di perairan kita," katanya.

Keempat KRI itu, menurut Arianttyo, bersenjata lengkap. KRI Suluh Pari misalnya yang merupakan kapal asli buatan Indonesia yang memang dirancang untuk patroli cepat dan sigap dalam pengejaran.

"Kecepatannya KRI tersebut mencapai 20 knot dan todongan meriam Oerlikon 20 mm langsung bisa membuat kapal pencuri ikan tidak berkutik," katanya.

TNI AD jaga perbatasan

Prajurit TNI AD terus berjaga di perbatasan Indonesia-Malaysia. Mereka kerap menggagalkan aksi penyelundupan.

Satuan Penugasan Pengamanan Perbatasan Batalion Infanteri Lintas Udara 501/Bajra Yudha mengamankan 26 karung gula dengan total berat kurang lebih 1,3 ton tanpa dokumen resmi di perbatasan Indonesia-Malaysia di Entikong, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat.

"Betul kami ada mengamankan gula tanpa dokumen sebanyak 26 karung pada Jumat (21/11) lalu. Pukul 10.00 WIB," kata Komandan Batalion Linud 501/BY Letkol Inf Andi Kusworo.

Ia mengatakan, gula itu dibawa menggunakan kendaraan sedan proton warna coklat muda dengan nomor polisi MW 149 yang dikendarai Andresanto warga Entikong.

Sebelumnya, Pamtas Batalion Infanteri Linud 501/BY Kostrad, juga berhasil menangkap penyelundupan satwa berupa Burung Kacer sebanyak 180 ekor (hasil jerat di kebun sawit di Malaysia). Beberapa kali mereka juga menggagalkan penyelundupan narkoba di perbatasan.

Sumber: Merdeka

Sunday, November 23, 2014

Krakatau Steel Pasok 98 Persen Baja Militer

Panser Anoa buatan Pindad saat Peringatan HUT TNI Ke-69 di Dermaga Ujung Armada RI Kawasan Timur (Armatim), Surabaya, Selasa (7/10). Sebanyak 526 alat utama sistem persenjataan (alutsista) dikerahkan pada TNI kali ini antara lain 192 unit alustsista dari TNI AD, 195 alutsista dari TNI AL, dan 139 pesawat dari TNI AU. (photo : Viva)

Jakarta, CNN Indonesia -- PT Krakatau Steel memperbarui kerjasama suplai baja khusus militer dengan PT Pindad. Perjanjian itu ditandatangani di sela kegiatan Indo Defence 2014 di Kemayoran, Jakarta, Rabu (5/11). Sebanyak 98 persen bahan baku pembuatan peralatan militer berasal dari perusahaan baja itu.

Presiden Direktur Krakatau Irvan K. Hakim mengatakan penandatanganan itu adalah pembaruan kerjasama yang sudah berlangsung selama beberapa tahun terakhir. 

“Ini dilakukan dalam rangka menyambut kebutuhan besar untuk alutsista TNI dan kepentingan pertahanan nasional dari Kementerian Pertahanan,” kata Irvan. 

Irvan mengatakan 98 persen bahan baku baja untuk pembuatan kapal cepat rudal TNI, panser buatan Pindad, dan kapal logistik Kementerian Pertahanan, dipasok oleh Krakatau Steel. 

Jadi kami merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Komite Industri Pertahanan. Dalam hal ini, kami bertindak sebagai supplier bahan baku untuk industri ini," kata Irvan kepada CNN Indonesia.

Irvan menjamin kualitas produksi baja untuk Pindad selalu di bawah pengawasan ketat baik Kementerian Pertahanan dan harus memenuhi standar kualitas NATO. Baja khusus Pindad adalah jenis armor steel yang tidak bisa diperjualbelikan secara bebas.  

Untuk memproduksi baja yang antipeluru itu, Krakatau membangun fasilitas produksi tersendiri. “Standar kualitas bukan sesuatu yang bisa ditawar-tawar,” katanya. 

Penandatanganan kerjasama dilakukan oleh Irvan dan Pelaksana Tugas Direktur Utama Pindad Tri Hardjono.

Sumber:  (CNN)

Pindad Siap Jadi Pemasok Amunisi Leopard

Amunisi 120mm untuk MBT Leopard 2 (photo : defense update)

PT Pindad Persero siap menjadi pemasok amunisi tank tempur utama atau Main Battle Tank (MBT) Leopard buatan Jerman dengan kaliber besar 120 milimeter.

"Kita sudah membeli tank Leopard dari Jerman. Makanya, kita siap menjadi pemasok amunisi tank Leopard. Strategi bisnis kita ubah, siapa saja di Asia yang punya (Leopard), butuh berapa? Kita telah mengirimkan 7 tenaga ahlinya ke Jerman dalam rangka bagian transfer of technology (ToT)," kata Kepala Divisi Munisi PT Pindad I Wayan Sutama di kantornya, Turen, Malang, Jawa Timur, Rabu (19/11).

Guna mempersiapkan pembuatan amunisi berkaliber besar seperti tank Leopard, Pindad telah menyiapkan lahan seluas tiga hektare di Gunung Layar, Malang. Namun dirinya belum bisa memastikan apakah Pindad akan membuatnya secara keseluruhan atau hanya perakitan.

"Kami sedang menggeliatkan, membantu pemerintah, untuk mengurangi impor di bidang amunisi. Ini harapan saya jangan sampai devisa kita terkoyak ke luar. Kami sudah berhasil mendesain meriam Howitzer 105 mm," ujar Wayan.

Menurut Wayan, teknologi laras smoothbore yang diaplikasikan pada Leopard merupakan teknologi baru yang harus melalui alih teknologi agar pengembangan peluru untuk tank 62 ton itu bisa sesuai harapan.

"Tak hanya dalam negeri, jika pasokan peluru untuk Leopard telah terpenuhi, Pindad juga mengincar pasar Asia yang menggunakan Leopard. Pangsa pasar munisi tank Leopard di Asia masih terbatas, hanya ada Singapura dan Indonesia serta Australia," kata Wayan.

Pindad telah memiliki fasilitas pembuatan munisi kaliber besar dan munisi kaliber besar roket di Malang. Industri plat merah ini menargetkan pada tahun 2019 sudah bisa memproduksi kaliber 76 mm, 90 mm dan 105 mm yang memang banyak digunakan oleh pasar internasional dengan keuntungan yang menjanjikan.

"Tapi Pindad harus memenuhi kebutuhan TNI lebih dulu, baru lebihnya bisa diekspor," kata Wayan.

Wayan menerangkan, ke depan, Indonesia jangan sampai bergantung impor. Saat ini perusahaan sedang meningkatkan kualitas dan kuantitas produk alutsista dan menargetkan akan menjadi produsen alutsista terkemuka di Asia pada 2023.

"Kita sudah melaksanakan peningkatan kemampuan produksi dan kemampuan desain serta kapasitas produksi sudah direncanakan tiga tahun. Jadi per 2015, 2019, dan 2023 itu visi Pindad tahun 2023 kita akan menjadi industri alutsista terkemuka di Asia. Karena, kan, setiap tahun desain-desain atau memang kebutuhan dari TNI itu di-review kembali. Hal itu senada dengan UU No 16/2012. Makanya, kami memiliki target, tahun 2023 Indonesia mampu memuncaki industri pertahanan di kawasan Asia," katanya.

Pindad terus memproduksi munisi kaliber kecil yang biasa digunakan untuk pistol, senjata laras panjang, hingga senapan serbu. Untuk memperbanyak jumlah produksi munisi kecil ini, Pindad telah mendatangkan mesin baru dengan teknologi termutakhir.

"Yang munisi kaliber kecil sifatnya umum. Kita sudah memiliki penambahan kapasitas untuk memberi mesin-mesin produksi yang modern. Apabila semua terpasang di 2015, saya bisa melipatgandakan kapasitas produksi kaliber kecil, 140 juta butir per tahun," ujar Wayan.

Sumber: (Republika)

Malaysia sebut Indonesia tangkap 200 imigran, bukan nelayan

Malaysia sebut Indonesia tangkap 200 imigran, bukan nelayanKepolisian Malaysia meyakini 200 orang ditahan otoritas Indonesia bukan nelayan ilegal asal negara mereka. Dari hasil penyelidikan aparat negeri jiran, diduga kuat mereka justru imigran asal negara-negara Asia Tengah dan Asia Selatan. Soalnya mereka tidak bisa berbahasa Malaysia dan tidak memiliki keterangan dokumen imigrasi yang meyakinkan.
"Mereka sepertinya orang asing yang berusaha masuk ke Malaysia secara ilegal melalui perairan Indonesia," kata Inspektur Jenderal Khalid Abu Bakar seperti dilansir Astro Awani, Senin (24/11).
Sejak kabar ini beredar pekan lalu, Malaysia berkukuh tidak ada warganya yang tertangkap mencuri ikan di perairan Indonesia. Sebab, data dari Kementerian Agro dan Maritim Malaysia mencatat seluruh nelayan terdaftar pulang ke rumah dan tidak ke mana-mana sepekan terakhir.
"Kalau ada yang tertangkap, dan dia nelayan resmi, pasti kami yang pertama mengetahui," kata Menteri Agro dan Maritim Malaysia Ismail Sabri Yakub.
Kabar ini berkembang, setelah patroli TNI AL menangkap ratusan orang di kawasan Derawan, Kalimantan Timur. Penangkapan serupa juga dilakukan di Kepulauan Natuna.
Sekretaris Kabinet mengatakan jumlah nelayan pencuri ikan asal luar negeri yang ditahan bisa mencapai 300 orang.
Tindakan tegas TNI AL, hanya berselang beberapa hari selepas Presiden Joko Widodo menyatakan di era pemerintahan sekarang, kebijakan pengamanan wilayah laut akan lebih keras. RI-1 mengizinkan otoritas keanan laut menenggelamkan kapal asing yang beroperasi tanpa izin.
"Enggak usah tangkap-tangkap, langsung saja tenggelamkan. Tenggelamkan 10 atau 20 kapal, nanti baru orang mikir," kata presiden saat itu di Istana Negara.
Presiden meyakini sikap keras itu akan memicu kalkulasi negara tetangga untuk ikut menjaga warga negara masing-masing agar tidak sembarangan memasuki wilayah Indonesia. "Jadi rame nanti negara lain," kata Jokowi berseloroh.
Hingga berita ini dilansir, diplomat Malaysia memastikan belum ada warganya di antara 200 orang yang ditangkap. Menlu Malaysia Anifah Aman justru terkejut saat dikonfirmasi mengenai ancaman Presiden Jokowi. Dia ragu tindakan itu serius dijalankan otoritas maritim Indonesia.
Soalnya ada MoU penegakan hukum terkait batas wilayah laut pada 2012. Dalam perjanjian itu, kalau ada nelayan tradisional dengan kapal berbobot di bawah 30 Gross Ton melangkahi batas negara, aparat setempat cukup mengusir, bukan menahannya.
"Saya tidak percaya pernyataan (tenggelamkan kapal) seperti itu dikeluarkan seorang Presiden dan kami akan tindak lanjuti kebijakan itu," kata Anifah pekan lalu.



Sumber: MERDEKA

Gandeng Indonesia, Rusia Kembangkan Peluru Meriam BMP Terbaru

Tank BMP-3F marinir TNI AL (photo : Defense Studies)

Industri Rusia dan Indonesia tengah mempertimbangkan kemungkinan untuk mengembangkan peluru meriam 100 mm bagi kendaraan tempur infanteri generasi terbaru milik Rusia, BMP.

“Kami berharap dalam waktu dekat dapat memasuki tahap uji coba konstruksi bersama dengan Indonesia. Hal ini terkait dengan rencana pembuatan peluru meriam baru untuk BMP. Ini benar-benar bidang pekerjaan yang baru bagi institusi kami,” terang perwakilan resmi perusahaan Mechanical Engineering Research Institute (NIMI), salah satu anak perusahaan pemerintah Rusia Rostec, dalam pameran Indo Defence 2014.

“Tahap uji coba konstruksi mencakup pembuatan dokumen teknis grafis dan tertulis peluru meriam baru tersebut yang sesuai dengan spesifikasi dari pihak Indonesia, pembuatan prototip, serta pelaksanaan uji coba,” demikian tertulis dalam siaran pers Kementerian Perdagangan dan Perindustrian Rusia mengutip pernyataan perwakilan NIMI.

Transfer teknologi dan pembuatan pabrik berlisensi di wilayah Indonesia pun bisa menjadi langkah lanjutan yang dapat meningkatkan hubungan kerja sama bilateral. "Pemberian lisensi tersebut akan membantu mempersiapkan kader-kader lokal untuk perindustrian militer Indonesia kelak," ujar perwakilan NIMI tersebut.

BMP-3F adalah kendaraan tempur BMP-3 yang diperuntukan bagi operasi kelautan pasukan marinir, penjaga berbatasan dan garis pantai, pelaksanaan operasi militer di pesisir dan garis pantai, serta pendaratan pasukan amfibi. BMP-3F dipersenjatai oleh meriam 100 mm, senapan kaliber 30 mm, rudal, dan senapan mesin. BMP dirancang untuk dikendalikan tiga awak dan mengangkut tujuh orang.

Rusia memiliki catatan positif dalam upaya pengembangan senjata bersama dengan negara lain, salah satunya adalah kerja sama perusahaan asal Rusia Bazalt dengan Yordania, yang telah menghasilkan peluncur granat Khoshim. Selain itu, Rusia juga sukses bekerja sama dengan India dalam proyek pembuatan roket Bramos. Hal itu tertulis dalam situs resmi Kementerian Perindustrian dan Perdagangan Federasi Rusia.


Sumber:  DSB

Friday, November 21, 2014

Ketegasan TNI dan pemerintah di laut, bikin Malaysia ketakutan

Ketegasan TNI dan pemerintah di laut, bikin Malaysia ketakutanGeliat pemerintah membangun dunia maritim tanah air mulai terlihat. Kinerja itu dibuktikan dengan penangkapan sejumlah kapal asing yang diduga tengah melakukan penjarahan ikan di laut Indonesia secara ilegal.

Seperti yang dilakukan oleh TNI Angkatan Laut yang menangkap lima buah kapal asing saat mencuri ikan secara ilegal pada tanggal 31 Oktober 2014 lalu.

KRI Imam Bonjol - 383 di bawah binaan Satuan Kapal Eskorta Koarmabar, berhasil menangkap tiga kapal ikan. KG 90433 TS. ATS 006, KG 94366 TS. ATS 005 dan KG 94266 TS. ATS 012, dengan ABK berkewarganegaraan Vietnam di perairan Natuna, Kepulauan Riau.

Dukungan juga diberikan oleh pemerintah lewat tangan dingin Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti. Penangkapan lima buah kapal asing di Laut Natuna, Kepulauan Riau. Lima kapal ilegal tersebut berisi 61 Anak Buah Kapal (ABK) asal Thailand, jadi kesungguhannya membenahi dunia maritim tanah air.

Aksi tersebut tentunya membuat kapal asing yang kerap beroperasi secara ilegal menjadi ketir. Termasuk kapal-kapal asing asal Malaysia, yang selama ini diketahui memang kerap bersengketa soal perairan dengan Indonesia.

Berikut kisah-kisah penangkapan kapal asing oleh TNI AD dan pemerintah yang bikin Malaysia ketakutan, Sabtu (22/11) :

TNI AL tangkap 5 kapal asing

Belum lama ini, armada TNI AL beraksi menangkap lima kapal asing dalam waktu sepekan. Kapal-kapal asing tersebut sedang mencuri kekayaan laut Indonesia.

Pertama KRI Imam Bonjol - 383 di bawah binaan Satuan Kapal Eskorta Koarmabar, berhasil menangkap tiga kapal ikan. KG 90433 TS. ATS 006, KG 94366 TS. ATS 005 dan KG 94266 TS. ATS 012, dengan ABK berkewarganegaraan Vietnam di perairan Natuna tanggal 31 Oktober lalu.

Ketiga kapal tersebut berhasil dihentikan pada posisi 03 23' 55" LU dan 105 44' 42" BT. Lalu kapal ikan asing tersebut selanjutnya diperintahkan untuk merapat ke lambung kiri KRI Imam Bonjol?383 untuk proses pemeriksaan dan penggeledahan.

Dari hasil proses pemeriksaan diketahui bahwa ketiga kapal tersebut tidak dapat menunjukkan kelengkapan surat-suratnya. Selanjutnya mereka dikawal menuju Pangkalan TNI AL terdekat guna proses pemeriksaan lebih lanjut.

Lalu ada kapal ikan KM Sudita 11 yang ditangkap pada tanggal 3 November 2014 oleh KRI Lemadang-632 yang merupakan salah satu unsur KRI jajaran Satuan Kapal Cepat Komando Armada RI Kawasan Barat (Satkat Koarmabar).

Kapal itu terdeteksi di radar KRI Lemadang-632 pada posisi 02 09 53 U ? 107 11 33 T. Saat itu, KM Sudita 11 melakukan kegiatan penangkapan ikan secara ilegal dan melakukan pelanggaran dokumen kapal.

KM Sudita 11 adalah jenis kapal penangkap ikan berbendera Indonesia berbobot 100 GT. Namun rupanya kapal ini sebenarnya dinahkodai seorang warga Negara Thailand bernama Somphong Miyaem.

Selain itu, pada 31 Oktober 2014, KRI Sanca-815 juga berhasil menangkap kapal KM Cahaya Baru. Kapal ini diduga melakukan pelanggaran pelayaran di wilayah Perairan Indonesia.

Kejadian tersebut bermula ketika KRI Sanca-815 sedang melaksanakan patroli rutin di sekitar Selat Singapura mendeteksi secara visual adanya pergerakan kapal tanpa lampu navigasi pada posisi 01 13 06 U ? 104 03 40 T.

Selanjutnya KRI Sanca?815 melakukan proses Pengejaran, Penangkapan dan Penyelidikan (Jarkaplid) terhadap kapal tersebut.

Dari proses penyidikan yang dilakukan KRI Sanca-815, selain berlayar tanpa lampu navigasi ditemukan juga pelanggaran berupa Manifest berbeda dengan jumlah muatan yang tercantum pada Port Clearance.

Kapal ikan ini termasuk jenis kapal kargo kayu berbobot 17 GT berbendera Indonesia yang dinahkodai Hasan dan tujuh orang Anak Buah Kapal (ABK).

Menteri Susi tangkap 5 kapal asing berisi 61 ABK Thailand

Beberapa hari lalu Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menangkap lima kapal asing di Laut Natuna, Kepulauan Riau. Lima kapal ilegal tersebut berisi 61 Anak Buah Kapal (ABK) asal Thailand.

"Ada penangkapan ilegal fishing. Penangkapan kapal laut di perairan Natuna pada 2 hari lalu," ujar Menteri Koordinator bidang Maritim Indroyono Soesilo kepada wartawan di Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Jakarta Pusat, jumat (21/11).

Dalam pemaparannya, Indroyono mengungkapkan kelima kapal tersebut yakni KM Laut Natuna 99, KM Laut Natuna 30, KM Laut Natuna 25, KM Laut Natuna 24 dan KM Laut Natuna 23. Ukuran kapal tersebut memiliki berat sekitar 101-103 Gross Ton (GT)

"Dari lima kapal tidak memiliki izin, tidak terdaftar di DJPT (SIPI) dan tidak terdaftar di DJPSDKP (VMS)," paparnya.

Saat beroperasi, lanjut Indroyono, kelima kapal ilegal tersebut memasang bendera merah putih milik Indonesia. Hal itu untuk mengelabui sistem pengawasan kapal asing yang ada di Indonesia.

"Saat ini lima kapal sedang dalam proses verifikasi di Stasiun Stasiun Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) Pontianak," tandasnya.

Kapal patroli pemerintah tangkap ratusan nelayan Malaysia

Sejak Rabu (19/11), ratusan nelayan ilegal asal Malaysia ditangkap oleh patroli gabungan TNI-Polri. Jumlahnya diperkirakan mendekati 200 orang. Penangkapan ini dibenarkan oleh Sekretaris Kabinet Andi Widjajanto.

Dia mengatakan aparat menjalankan permintaan Presiden Joko Widodo serta Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti yang berharap nelayan ilegal dari luar negeri ditindak tegas.

"Kita berusaha mengirim pesan yang jelas kepada negara tetangga seperti Malaysia dan Tiongkok yang mengoperasikan kapal ilegal di wilayah kita, bahwa ini bukan situasi yang normal bagi kita, kata Andi.

Menteri Susi tangkap 4 pelaku illegal fishing

Sebelum menangkap lima kapal asing, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti pernah menangkap pelaku illegal fishing. Aksi ini pun langsung dilaporkan ke Presiden Jokowi.

Namun bukannya senang, Jokowi justru bertanya balik mengapa yang tertangkap hanya empat pelaku.

"Dia lapor saya kita kejar illegal fishing ketangkap empat, harusnya bisa puluhan," ujar Jokowi di depan Peserta Program Pendidikan Reguler Angkatan (PPRA ) LI dan LII Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) Republik Indonesia Tahun 2014 di Istana Negara, Jakarta, Selasa (18/11).

Saat bertanya itu, Jokowi mendapat jawaban untuk mengejar pelaku, perahu kehabisan bensin. Jadinya, yang bisa tertangkap pelaku illegal fishing hanya empat orang.

Mendapat alasan tersebut, Jokowi akan berbicara dengan Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) dan Panglima TNI. "Terus kenapa enggak ketangkep banyak? Bensin habis pak. Ini yang saya akan bicarakan dengan Kasal dan panglima," ujarnya.


Sumber: Merdeka

Wednesday, November 19, 2014

Kisah lucu TNI bebaskan 3 jet tempur yang ditahan AS di Thailand

Kisah lucu TNI bebaskan 3 jet tempur yang ditahan AS di ThailandKasau Marsekal TNI Ida Bagus Putu Dunia menerima kunjungan Kasau Thailand Air Chief Marshal Treetod Sonjace, di Mabesau Cinglangkap, Selasa (18/11).

Kunjungan kehormatan tersebut, dimaksudkan untuk memperkenalkan diri berkaitan sebagai Kasau Thailand yang baru dan mempererat hubungan baik yang selama ini telah terjalin antara TNI Angkatan Udara dengan Angkatan Udara Thailand.

Soal hubungan baik ini memang bukan basa basi belaka. Ada kisah menarik bagaimana TNI dan Thailand sama-sama memperdaya Amerika Serikat.

Saat itu Indonesia baru saja membeli 32 unit pesawat tempur Hawk 109/209 dari British Aerospace. Pesawat itu secara bertahap diterbangkan dari London ke Indonesia.

Pada periode 1990an, Indonesia masih diembargo oleh Amerika Serikat terkait kasus di Timor Timur. Padahal sebagian komponen pesawat Hawk ini dipasok oleh perusahaan AS. Sesuai aturan di Amerika, sekecil apapun komponen alutsista buatan AS harus sepengetahuan Pentagon jika berpindah tangan.

AS pun menggunakan pengaruhnya untuk menekan Inggris. Tiga pesawat Hawk dari London yang terbang menuju Indonesia harus berbalik arah menuju Bangkok, Thailand. Sebenarnya pesawat itu sudah mencapai Singapura dan sebentar lagi masuk wilayah udara Indonesia.

Hal ini dikisahkan dalam buku Mengawali Integrasi Mengusung Reformasi, Pengabdian Alumni Akabri Pertama 1970 yang diterbitkan Kata Hasta Pustaka tahun 2012.

Di Bangkok, tiga pesawat ini ditahan dan tidak boleh dikirimkan ke Indonesia. Situasi ini sangat buruk untuk Indonesia. Sudah belim mahal-mahal, malah kena embargo dan ditahan.

Maka pendekatan diplomasi dan intelijen dilakukan untuk melobi pejabat Thailand. Dua perwira tinggi TNI dikirim untuk membebaskan tiga pesawat tempur itu. Dir B Bais ABRI Brigjen Harianto Imam Santosa dan Aspam Kasau Marsda Tjutju Djuanda dikirim ke negeri Gajah Putih tersebut.

Pihak Thailand tak mudah melepaskan tiga pesawat itu karena ditekan Amerika Serikat. Apalagi pemerintah AS sudah mengirim permintaan resmi melalui nota diplomatik. Thailand adalah sekutu AS di Asia Tenggara selain Filipina.

Namun di sisi lain, pejabat militer Thailand juga punya hubungan pribadi yang sangat baik dengan para petinggi TNI. Akhirnya terciptalah kesepakatan unik yang cerdik yang menguntungkan Indonesia dan Thailand.

Suatu hari, ketiga pesawat jet tempur tersebut diberi 'izin khusus' untuk pemanasan di udara. Hal ini wajar karena pesawat sudah lama ditahan di pangkalan udara Thailand. Izin yang diberikan khusus untuk terbang di sekitar Laut China Selatan.

Pesawat pun disiapkan. Begitu izin diberikan, wuuuuzzzzz!! Pesawat langsung mengangkasa.

Namun ketiga pesawat itu tak menuju Laut China Selatan. Mereka malah menuju Pangkalan Udara Supadio di Pontianak. Ketiganya mendarat dengan selamat di wilayah Indonesia.

Pihak Thailand 'pura-pura' mengajukan protes atas pelanggaran tersebut. Namun pemerintah Indonesia juga 'pura-pura' tak terkait dengan pelarian pesawat Hawk itu.

Lucunya lagi pihak Pentagon juga 'pura-pura tidak tahu' atas kejadian itu. Rupanya sebenarnya mereka bersimpati pada Indonesia. Namun pihak AS terpaksa menjalankan tekanan politik dari pihak Kementerian Luar Negeri dan Kongres.

Kisah penyelamatan berakhir lucu dan unik ini berakhir. Hawk-Hawk dari Inggris ini masih memperkuat TNI AU sampai sekarang.


Sumber: Merdeka

Indonesia Terus Dorong Perundingan Perbatasan dengan Malaysia

Indonesia Terus Dorong Perundingan Perbatasan dengan Malaysia
JAKARTA - Masalah perbatasan memang masih menjadi salah satu masalah utama antara Indonesia dan beberapa negara tetangga, termasuk salah satunya adalah Malaysia. Kedua negara memang sudah lama terjebak dalam sengeketa perbatasan, baik darat maupun perairan.

Salah satu wilayah yang masih menjadi perbicangan kedua belah pihak adalah wilayah perbatasan di kabupaten Nunukan di Kalimatan yang berbatasan langsung dengan Sabah Malaysia. Menurut Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Indonesia, Michael Tene, saat ini memang masih ada beberapa titik yang dirundingkan oleh kedua negara.

“Setidaknya terdapat dua titik perbatasan di Nunukan yang saat ini masih dalam proses perundingan antara Indonesia dan Malaysia,” ucap Tene, saat menemui awak media pada Rabu (19/11/2014).

Tene juga menambahkan, Indonesia akan terus memproses sebuah negoisas dalam hal penentuan batas negara terutama dengan Malaysia. “Perundingan dengan Malaysia akan terus berjalan dan akan terus ditingkatkan,” ungkapnya.

Wilayah Nunukan sempat menjadi perbicangan publik setelah munculnya isu mengenai banyak warga Indonesia di sana yang eksodus ke Malaysia. Isu itu sendiri sudah dibantah oleh Kemlu, yang menyebut kabar itu tidak sesuai dengan fakta yang terjadi di lapangan.



Sumber: Sindo

TNI AL Siapkan Divisi-3 Korps Marinir

Divisi 3 Korps Marinir akan bermarkas di Sorong, Papua (photo : Marinir)
  Surabaya (ANTARA News) - Kepala Staf TNI Angkatan Laut Laksamana TNI Dr Marsetio menegaskan bahwa pihaknya akan terus melakukan modernisasi alutsista (alat utama sistem persenjataan) untuk menyiapkan Divisi 3 Korps Marinir.

"Kami akan terus berupaya memodernisasi alutsista Marinir dengan membangun kekuatan kesenjataan sesuai dengan target pemenuhan Minimum Essential Forces (MEF), termasuk untuk mengantisipasi pembentukan Divisi-3 Marinir," katanya di Surabaya, Senin.

Dalam sambutan pada peringatan HUT ke-69 Korps Marinir di Bhumi Marinir Karangpilang, Surabaya, orang nomor satu di jajaran TNI AL itu menegaskan bahwa Korps Marinir telah memiliki 54 unit tank amfibi BMP-3F pada akhir renstra tahap 1 tahun 2014.

Selain itu, kata KSAL, juga ada penambahan 15 kendaraan pendarat amfibi LVT-7 A1, dan rencana penambahan roket multi-laras. "Modernisasi alutsista Marinir akan terus berlanjut pada renstra tahap 2 (2015-2019)," katanya.

Menurut dia, penambahan itu juga untuk mengantisipasi pembentukan Divisi-3 Marinir yang akan dilakukan pada renstra tahap 2 (2015-2019). Pada akhir renstra 1 telah diresmikan batalyon baru yakni Yonif 10 Mar/SBY di Batam pada 10 November 2014.

"Itu untuk mengembalikan kejayaan Bangsa Indonesia lewat laut, sekaligus mewujudkan Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia yang di dalamnya perlu peran konstruktif dari jajaran Korps Marinir," katanya.

Upacara HUT Korps Baret Ungu itu sesuai hari terbentuknya sejatinya dilaksanakan pada tanggal 15 November, namun dilaksanakan pada 17 November 2014 untuk menyesuaikan dengan agenda acara lain. Upacara yang bertema "Bersama Rakyat Membangun Negeri" itu melibatkan 5.054 prajurit Korps Marinir TNI AL.

Secara historis, kelahirannya bermula dari berdirinya sebuah Korps Ketentaraan yang diberi nama "Corps Mariniers" di Pangkalan IV ALRI Tegal pada 15 November 1945, lalu Corps Mariniers ditetapkan menjadi Korps Komando Angkatan Laut (KKO AL) pada 9 Oktober 1948 dan KKO AL secara resmi berubah nama menjadi Korps Marinir pada 15 November 1975 berdasarkan Surat Keputusan KSAL Nomor Skep/1831/XI/1975.

Seiring pengabdiannya, Korps Marinir senantiasa hadir dalam setiap palagan dengan mengibarkan bendera keberhasilan di setiap pelaksanaan operasi mulai dari Perang Kemerdekaan, Operasi RMS, operasi DI/TII, Operasi PRRI/Permesta, Operasi Dwikora, Operasi Seroja, Operasi G30S PKI, pengamanan Kepulauan Natuna dan Ambalat, Operasi Reformasi, Operasi Pengamanan Ambon, Operasi Rencong Sakti di Aceh, operasi pengamanan pulau terluar Indonesia dan operasi pembebasan sandera perompak Somalia.

Selain melaksanakan tugas-tugas tempur, Korps Marinir juga aktif dalam Bakti TNI dan operasi bantu rakyat lainnya. Dalam rangka ikut serta menjaga ketertiban dunia, Korps Marinir terlibat aktif sebagai pasukan penjaga perdamaian PBB sejak tahun 1960 hingga sekarang.

Selama 69 tahun pengabdian kepada negara dan bangsa, Korps Marinir telah kehilangan 838 prajurit terbaiknya yang gugur, tewas, dan hilang. Semua itu terukir rapi dalam Prasasti Sakti Jasawira Perkasa.

Sumber: (Antara)

TNI AL Tambah 54 Tank Baru dan Roket Multilaras pada 2015

Penambahan kendaraan tempur batalyon kavaleri Marinir dapat berupa tank BMP-3F atau panser pendarat amfibi BTR-4 (photo : resboiu)

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Marsetio berencana memodernisasi alat utama sistem pertahanan (alutsista) di tubuh marinir. Rencana ini untuk memenuhi Minimum Essential Force (MEF) korps marinir.

Menurut KSAL Laksamana TNI Marsetio, alutsista tersebut juga untuk menjaga kedaulatan dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

"Tahun depan akan ada penambahan 54 tank terbaru serta roket multilaras," kata Marsetio saat perayaan HUT marinir ke-69 di Lapangan Tembak Bumi Marinir, Karangpilang, Surabaya, Senin (17/11/14).

Dalam peringatan HUT marinir ini, ditampilkan beberapa atraksi keterampilan prajurit. Antara lain tarian kolosal prajurit dan tarian nusantara dengan diiringi rampak bedug yang dipersembahkan jalasenastri marinir wilayah timur.

Menurut Marsetio, tarian kolosal tersebut mencerminkan bagaimana TNI AL mengangkat budaya maritim Bangsa Indonesia.

"Gambaran dari tarian kolosal tersebut sejalan dengan visi pemerintah yang ingin menjadikan Indonesia sebagai negara maritim terbesar dunia dan menjadi poros maritim dunia," tandas Mersetio.

Selain menampilkan tarian kolosal, peringatan HUT marinir ini juga menampilkan atraksi serangan kilat gabungan infanteri dan kesenjataan marinir, dancing tank, free fall 12 prajurit pasukan khusus yang melaksanakan kerjasama udara Canopy Relative Work (CRW) dan flag jump dengan membawa bendera-bendera satuan, bendera merah putih, bendera Mabes TNI, Mabesal, serta marinir. 

Sumber: (Liputan6)

Tuesday, November 18, 2014

Ini mobil anti banjir hasil kreativitas TNI AD

Ini mobil anti banjir hasil kreativitas TNI ADMenteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu tertarik pada mobil anti banjir di pameran senjata internasional 2014 (Indo Defence). Mobil ini dinilai cocok untuk kondisi banjir yang kerap menyerang Jakarta.

"Itu bagus tuh (mobil anti banjir). Harusnya ini dibanyakin persiapan banjir di Jakarta," kata Ryamizard di JIExpo Kemayoran Jakarta, Rabu (5/11).

Ditemui terpisah, petugas jaga stan mobil anti banjir Kapten Infanteri Darmaji mengatakan, kendaraan ini merupakan bagian dari program Dislitbang TNI AD 2013. TNI AD lalu bekerja sama dengan beberapa perusahaan lokal seperti PT Tesko Maritim dan PT Graha untuk membangun kendaraan anti banjir.

"Jadi sampai saat ini hanya ada satu mobil. Tahapnya masih pembangunan, belum pengadaan," terang Darmaji.

Masih menurutnya, mobil ini hasil modifikasi truk Isuzu Colt Diesel. Mobil tersebut dilengkapi dengan dua mesin (mesin mobil dan mesin kapal).

"Ini sudah diujicoba melewati sungai dan berhasil. Kendaraan ini bisa mengangkut sekitar 25-30 orang sekali angkut," ujar dia.

Selain itu, mobil anti banjir tersebut dapat menembus banjir di berbagai daerah di ibu kota. Namun, kendaraan dapat maksimal kalau ketinggian banjir mencapai 2 meter.

"Ini memang disiapkan untuk banjir di Jakarta. Kalau ketinggian sampai 2 meter dapat langsung mengapung," pungkas dia.


Sumber: Merdeka

Parasut buatan Tulungagung andalan TNI diakui dunia sejajar NATO

Parasut buatan Tulungagung andalan TNI diakui dunia sejajar NATOParasut buatan pabrikan CV Maju Mapan di Ngunut, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, selama ini banyak digunakan oleh prajurit TNI. Kualitasnya diakui luar negeri seperti produk yang digunakan NATO.

"Kualitas parasut buatan perusahaan lokal CV Maju Mapan ini tak kalah dengan produk dari luar negeri. Banyak yang sudah mengakui produk kami bagus dan aman, khususnya dari pengguna kalangan TNI," kata pendiri CV Maju Mapan, Yafet Paiman, di kantornya, Jl Raya 1/26 Ngunut, Tulungagung, Selasa (18/11). Demikian dilaporkan antara.

Parasut yang sudah diproduksi berjenis parabolik menggunakan bahan dari Korea Selatan dan diberi nama Garuda 1-P. Parasut ini diklaim mampu digunakan hingga lebih dari 100 kali dan tahan selama 16,5 tahun, dengan kemampuan beban sampai 136 Kg.

"Ini yang sudah dipakai oleh TNI AD dan TNI AU," kata Paiman.

Rupanya tak hanya institusi TNI yang menggunakan parasut produksinya, sejumlah negara sahabat juga sudah melirik parasut yang terkenal dengan kualitasnya ini.

Timor Leste dan Papua Nugini yang telah memesan parasut pabrikannya. Selain itu, Australia juga disebutnya pernah memuji parasut made in Tulungagung itu. Australia menyebut parasutnya memiliki kualitas sama dengan yang digunakan NATO.

"Australia masuk ke sini menanyakan ISO dan waktu itu kami belum punya. Kami baru punya ISO tahun 2011. Mereka memuji produk kita sudah seperti NATO," kata Paiman.

Tak hanya parasut, pabrik yang dirintis Paiman itu juga membuat tenda satuan militer, dan dari Malaysia pun memesan 7.000 unit.

Malaysia mau beli lagi 7.000 tenda, sudah disurvei, didatangi tentara kerajaan militernya juga. "Terakhir mereka mengajak kerja sama mendirikan pabrik di sana, saya nggak mau. Saya bilang kamu pesan saja dulu berapa tahun, baru lihat nanti," ujar Paiman.

Kemensos, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Badan SAR Nasional (Basarnas) dan Palang Merah Indonesia (PMI) serta Polri juga memesan tenda dari pabrik CV Maju Mapan itu.

Pabrik Maju Mapan juga memproduksi dragchute untuk pengereman pesawat jet seperti Hawk dan Sukhoi. Ada pula parasut barang yang mampu menurunkan sebuah kontainer 200 Kg dari langit ke darat dengan aman.

"Lalu kami juga bikin shelter untuk heli, dari alumunium alloy tapi terpalnya dari sini. Kalau kena angin itu ya mungkin talinya kurang rapat sehingga kena angin sedikit saja 'keplek-keplek'. Tapi sekarang itu baling-baling muter di dalam, di atas, di kiri atau kanan nggak apa-apa shelternya," papar Paiman.

CV Maju Mapan juga memproduksi alat kelengkapan tentara/polisi lainnya seperti ikat pinggang, sarung pistol, tas, pengait tali dan sebagainya. Kemampuan produksi pabrik Paiman bisa mencapai 1.000 item dan itu baru 1/5 kemampuan tertinggi produksi.

"Omset rata-rata Rp100 miliar/tahun. "Waktu HUT TNI di Surabaya itu semua pakai dari sini produknya. Sempat diumumkan itu produk Tulungagung," ujar Paiman bangga.

Namun demikian, dirinya masih kesulitan untuk memasarkan hasil produknya ke luar negeri karena dukungan pemerintah masih minim untuk membantu memasarkan.

"Saya masih mempromosikan sendiri produk militer ini keluar negeri. Sejauh ini sudah ada 28 hasil unggulan produksinya. Namun untuk merealisasikan kerja sama harus ada izin dari Kementerian Pertahanan," katanya.

Ia berharap pemerintah melalui Kementerian Pertahanan dapat membantu perusahaan swasta dalam negeri untuk merambah pasar internasional, sehingga produk Indonesia mampu bersaing dengan baik.


Sumber : Merdeka

Pasukan Kostrad gerebek kafe di perbatasan Indonesia-Malaysia

Pasukan Kostrad gerebek kafe di perbatasan Indonesia-MalaysiaSatgas Yonif Linud 433/JS Kostrad menggerebek Kafe Cita Rasa di Sebuku, Kabupaten Nunukan. Di dekat perbatasan Indonesia-Malaysia itu mereka menangkap FS (34), FD (41) dan TT (38). Ketiganya tertangkap basah sedang melakukan transaksi narkoba.

Penggerebekan itu diawali dengan laporan warga. Mereka mengaku resah dengan peredaran barang haram tersebut di perbatasan. Pasukan pun segera bergerak untuk melakukan pengerebekan Senin (17/11) sekitar pukul 13.00 WIB.

"Anggota Pos Pamtas Tembalang SSK III Yonif Linud 433/Js Kostrad dipimpin Kapten Inf Ugroseno menangkap tiga tersangka yang merupakan bandar sekaligus pengedar di wilayah Sebuku," kata Komandan Satgas Pamtas Yonif Linud 433/JS Kostrad, Letkol Inf Agustatius Sitepu.

Tak ada perlawanan dari tiga tersangka. Pasukan pun menyita barang bukti berupa 5 paket sabu seberat 3,72 gram.

Sebelumnya Satgas Pengamana Perbatasan ini juga menangkap seorang pemakai sabu dan menyita 0,64 gram.

"Kita akan selalu berkoordinasi terus dengan pihak bea cukai, imigrasi dan kepolisian," kata Letkol Sitepu.

Barang bukti lain yang disita adalah alat hisap, alat potong sabu sabu, 2 ponsel, 1 power bank dan 2 buah dompet serta uang senilai Rp 2.021.000.


Sumber: Merdeka

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Web Hosting Coupons