Total Pageviews

Saturday, June 27, 2015

Markas Yontaifib-2 Marinir Pindah ke Marunda

Batalyon Intai Amfibi (Yontaifib) Marinir TNI AL (photos : Marinir, Kaskus, Tempo)

Jakarta (ANTARA News) - Komandan Korps Marinir Mayjen TNI (Mar) Buyung Lalana memindahkan sekaligus meresmikan markas baru Batalyon Intai Amfibi-2 Korps Marinir (Yontaifib-2 Mar) dari Kesatrian Marinir Cilandak, Jakarta Selatan ke Kesatrian marinir Baroto Sardadi, Jalan Sungai Tiram Marunda, Jakarta Utara, Jumat.

"Ini merupakan program pengembangan Korps Marinir TNI AL, salah satu kesatuan kita pindahkan dari Jakarta Selatan ke Jakarta Utara di Marunda, agar lebih segar lagi satuan ini sekaligus menjaga aset TNI AL yang berada di wilayah ini," ujar Dankormar.



Menurut Dankormar, markas yang memiliki luas 101 hektare ini akan dilengkapi berbagai fasilitas pendukung bagi peningkatan kemampuan personel diantaranya, lapangan tembak jarak pendek dan akan dikembangkan hingga jarak 1.000 meter.

Fasilitas lainnya, perumahan anggota sarana olah raga dan kemarkasan seperti, Markas Pasmar-2 yang sementara ini ada Jakarta Pusat. Setelah dipindah ke Marunda, Markas Pasmar-2 akan dibangun museum sejarah perjalanan Korps Marinir dari sejak lahir 15 November 1945 sampai saat ini.



"Museum ini akan menceritakan perjalanan perjuangan Marinir, museum ini juga dinobatkan sebagai museum nasional, tempat edukasi dan terbuka untuk umum," katanya. 

Kepala Dinas Penerangan Kormar Letkol Marinir Suwandi mengatakan, Yontaifib-2 Mar merupakan salah satu komando pelaksana (Kolaks) Pasmar-2, dituntut mampu memelihara dan meningkatkan kemampuan prajurit dalam melaksanakan tugas pengintaian amfibi, pengintaian darat, dan operasi tempur darat maupun operasi khusus dalam membantu satuan tempur lainnya.



Kesatuan ini juga memiliki tugas pokok membina dan menyediakan kekuatan serta kemampuan unsur amfibi maupun pengintaian darat guna pelaksanaan tugas-tugas operasi khusus seperti pendaratan amfibi, operasi TNI AL dan sebagainya.

Oleh karena itu, Yontaifib-2 Marinir dituntut memiliki kemampuan yang mencakup daya tahan fisik, keterampilan teknik dan taktik serta prosedur dasar kemiliteran perorangan sampai tingkat kompi/detasemen.



Termasuk kemampuan perencanaan dan pelaksanaan pengintaian amfibi pada operasi tingkat BTP/Brigat dan pengintaian darat pada operasi tempur darat tingkat batalyon atau brigade serta kemampuan pengamanan objek vital dan VVIP, operasi SAR dan Combat SAR. 

Sebagai pasukan khusus, Yontaifib-2 Mar tidak melaksanakan tugasnya dengan jumlah pasukan yang besar karena menyangkut kerahasiaan, disiplin lapangan yang tinggi serta mempunyai keahlian khusus di tiga media baik di darat, laut dan udara.

Sumber:(Antara)

Thursday, June 25, 2015

Diprotes Indonesia karena Terobos Wilayah, Malaysia Bergeming

Diprotes Indonesia karena Terobos Wilayah Malaysia Bergeming
JAKARTA - Malaysia bergeming atau tidak merespons atas nota protes yang dilayangkan Indonesia setelah batas wilayah Indonesia di Ambalat diterobos.

"Sampai saat ini belum ada respons dari Pemerintah Malaysia," kata Direktur Perjanjian Politik, Keamanan, dan Kewilayahan Kementerian Luar Negeri Indonesia,  Octavino Alimudin, di Jakarta pada Kamis (25/6/2015).

Octaviano mengatakan, dari tujuh nota protes, Indonesia sejatinya baru mengirimkan dua di antaranya. Sedangkan lima nota protes lain yang akan dilayangkan sedang dilengkapi data-datanya. Kelengkapan data itu, termasuk lokasi pelanggaran dan jenis kapal atau pesawat yang menerobos wilayah Indonesia.

Peryataan itu juga sekaligus sebagai bantahan atas pernyataanDuta Besar Malaysia untuk Indonesia, Datuk Seri Zahrain Mohamed Hashim, yang mengklaim tidak pernah menerima nota protes dari Pemerintah Indonesia. (Baca: Malaysia Sudah Tujuh Kali Terobos Wilayah Indonesia)

Octaviano melanjutkan, pihak Malaysia sebaiknya memeriksa terlebih dahulu dokumen-dokumen yang telah masuk sebelum mengeluarkan pernyataan. “Mereka perlu mengecek ke internal mereka sebelum menjawab. Mereka perlu verifikasi terlebih dahulu sebelum memberi tanggapan,” pintanya.

Octavino menambahkan, tidak ada tenggat yang diberikan Pemerintah Indonesia untuk mendapatkan jawaban dari Malaysia. Indonesia juga tidak mengenakan sanksi bagi Pemerintah Malaysia atas pelanggaran tersebut. Menurutnya, hal yang terpenting adalah Indonesia telah memperingatkan Malaysia tentang pelanggaran wilayah itu dan memperingatkan Malaysia untuk tidak mengulanginya.

Sumber: (Sindonews)

Rusia Tawarkan Jet Tempur Sukhoi Su-35 pada Indonesia

Rusia Tawarkan Jet Tempur Sukhoi Su 35 pada Indonesia
JAKARTA - Pemerintah Rusia telah menawarkan pesawat jet tempur Sukhoi SU-35 kepada Pemerintah Indonesia. Tawaran itu disampaikan Rusia saat menggelar pameran senjata dan alat-alat tempur di Moskow beberapa waktu lalu.

“Rusia sudah menawarkan Su-35 kepada TNI. Kami bahkan sudah mengundang pejabat Indonesia untuk hadir dalam pameran dirgantara di Rusia,” kata Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Mikhael Y Galuzin, Kamis (26/5/2015).

Dia mengatakan, keputusan sepenuhnya ada di tangan Pemerintah Indonesia, apakah berminat membeli pesawat jet tempur itu atau tidak. Menurut Galuzin, jika Indonesia siap membeli pesawat tempur itu, maka Rusia akan menyambut dengan memberikan konsultasi kepada Indonesia.

Namun, dia enggan memberikan keterangan lebih lanjut mengenai pembicaraan soal penawaran pesawat tempur Rusia itu. "Masalah rinci tidak bisa kami publikasikan sekarang. Namun, Rusia selalu siap bernegosiasi dengan Indonesia,” lanjut diplomat senior Rusia itu.

Pesawat jet tempur Sukhoi Su-35 adalah salah satu pesawat tempur tercanggih di dunia saat ini. Pesawat ini dinilai layak untuk menggantikan pesawat jet tempur F-5 buatan Amerika Serikat (AS) yang dinilai sudah cukup tua.

Sumber (Sindonews)

Rusia dan Indonesia Sepakat Kerjasama Nuklir

Rusia dan Indonesia Sepakat Kerjasama Nuklir
Badan Nuklir Rusia (Rosatom) dan Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) melakukan kerjasama penggunaan teknologi nuklir untuk tujuan damai. | (Okzeone)
JAKARTA - Rusia dan Indonesia sepakat melakukan kerjasama dalam pengembangan dan penggunaan teknologi nuklir untuk tujuan damai.

Kesepakatan kerjasama nuklir itu diteken ketika Forum Nuklir Internasional berlangsung di Moskow beberapa waktu lalu.

"Badan Nuklir Rusia (Rosatom) dan Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) telah membuat Memorandum of Understanding (MoU) mengenai penggunaan teknologi nuklir untuk tujuan damai,” kata Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Mikhael Y Galuzin, di Jakarta, Kamis (25/6/2015).

Namun, ditanya pelaksaan MoU tersebut, termasuk apakah akan ada pembangunan reaktor nuklir di Indonesia, Galuzin mengatakan sejauh ini belum ada soal rencana itu. “Semua tergantung kepada Indonesia,” katanya.

Menurut Galuzin,penandatanganan kesepakatan kerjasama nuklir ini adalah bentuk dekatnya hubungan antara Indonesia dan Rusia. Dia menuturkan, kedua negara telah melakukan kerjasama dalam berbagai bidang, seperti ekonomi dan pertahanan.

“Kami melakukan banyak kerjasama produktif dengan Indonesia dalam berbagai bidang,” pungkas diplomat senior Rusia itu.

Sumber: (sindonews)

Peremajaan Fregat Kelas Van Speijk Mendesak

Fregat kelas Van Speijk TNI AL (photo : Kaskus Militer)

Jakarta (ANTARA News) - TNI AL memiliki enam kapal fregat kelas Van Speijk bekas pakai Angkatan Laut Kerajaan Belanda yang berasal dari dasawarsa ’70-an. 

“Sudah terlalu tua dan perlu diremajakan dan kami juga fokus pada hal ini,” kata Kepala Staf TNI AL, Laksamana TNI Ade Supandi, di Markas Besar TNI AL, Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu malam. 

Dia menyatakan itu menanggapi wacana dari sebagian anggota Komisi I DPR tentang perkuatan TNI AL dan TNI AU. Pemerintah seharusnya lebih menguatkan kedua matra TNI ini ketimbang TNI AD mengingat fokus pembangunan yang bervisi kemaritiman. 

Jika fokus ini konsisten dilakukan, menurut sebagian anggota Komisi I DPR dalam satu diskusi, Selasa (23/6), maka anggaran pertahanan perlu ditambah dan alokasi anggaran kepada TNI AL dan TNI AU harus ditambah. 

TNI AL, menurut Supandi, berpatokan pada peta jalan Kekuatan Efektif Minimum (MEF) yang telah ditetapkan sejak pemerintahan Presiden Susilo Yudhoyono. 

Salah satu peta jalan perkuatan arsenal TNI AL itu adalah melanjutkan pembangunan dua kapal fregat berpeluru kendali buatan PT PAL dan koleganya di Belanda, penggantian kapal latih tiang tinggi KRI Dewaruci —juga akan dinamakan KRI Dewaruci— yang sedang dibangun di Spanyol, dan pengadaan dua kapal hidrografi canggih dari Prancis (satu sudah datang, KRI Rigel). 

Ditanya apakah TNI AL menyiapkan “rencana cadangan” jika ada penambahan anggaran negara untuk perkuatan arsenalnya, Supandi menjawab, “Ada, percepatan fregat itu. Kami evaluasi kapal yang dari Belanda itu, kami punya enam fregat kelas Van Speijk itu dan evaluasi sedang dilakukan di PT PAL.”

KRI Karel Sasuit Tubun-356 dari kelas Van Speijk itu juga sudah banyak jasanya bagi negara, di antaranya menjadi “benteng” terapung TNI AL saat konflik Ambalat pertama mengemuka. 

Sejak KRI Karel Sasuit Tubun-356 hadir di perairan itu, kapal-kapal perang Tentera Laut Diraja Malaysia menjaga jarak secara signifikan dari Karang Unarang dan perairan di Ambalat. 

Dalam doktrin perang di laut, keberadaan kapal perang kelas fregat ini sangat menentukan. Fregat tidak didedikasikan untuk pasukan pendarat dan berada di atas kelas korvet serta di bawah kelas destroyer.

Dengan ukurannya yang menengah dari sisi dimensi dan tonase, dia mampu menjadi pangkalan udara terapung, pijakan peluncuran peluru kendali permukaan dan bawah laut, penginderaan, intelijen (peluncuran tim pasukan khusus), dan pengamatan, hingga "jangkar" eksistensi angkatan laut di perairan. 

Sumber: (Antara)

TNI AU Usulkan Peningkatan Status Lanud Tarakan dari Tipe C Menjadi Tipe B

Tarakan, Kalimantan Utara (image : Google Maps)

Cegah Pelanggaran, TNI AU Usulkan Peningkatan Status Lanud Tarakan

JAKARTA - TNI Angkatan Udara (AU) mengusulkan peningkatan status Landasan Udara (Lanud) Tarakan, Kalimantan Utara dari tipe C menjadi tipe B. Hal itu sebagai upaya untuk memperkuat penjagaan terhadap kedaulatan udara Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dari gangguan keamanan. 

Kepala Dinas Penerangan TNI AU (Kadispenau) Marsma TNI Dwi Badarmanto mengaku sudah mengusulkan peningkatan status lanud tersebut kepada Mabes TNI. Peningkatan status ini diharapkan bisa memperkuat Lanud Tarakan sebagai salah satu pangkalan pertahanan udara terluar di wilayah NKRI. 

Menurut Dwi, dengan peningkatan status tersebut maka kemampuan lanud juga semakin bertambah dengan adanya satu skuadron pesawat tempur penyergap yang di tempatkan di Lanud Tarakan. Selama ini, dalam menindak pelanggaran wilayah udara, Lanud Tarakan, yang resmi berdiri pada 2009, masih mengandalkan bantuan pesawat tempur dari Lanud Sultan Hasanuddin, Makassar. 

”Ini tentu akan memakan waktu lama dalam hal penindakan karena jarak yang lumayan jauh,” ujarnya di Jakarta kemarin. Dwi menjelaskan, semua kajian soal peningkatan status Lanud Tarakan juga sudah disampaikan kepada pemegang kebijakan, termasuk hakikat ancaman yang mungkin terjadi di wilayah udara tersebut. 

Diakuinya, upaya peningkatan status lanud akan membawa konsekuensi logis, seperti kesiapan lahan, infrastruktur pendukung, baik untuk hanggar pesawat maupun perumahan buat prajurit. ”Sebisa mungkin akan segera terealisasi. Sejauh ini semua bentuk pelanggaran wilayah udara telah dilaporkan ke pimpinan tertinggi baik ke Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) maupun Panglima TNI,” ujarnya. 

Pengamat hukum internasional Universitas Indonesia Hikmahanto Juwana menilai, ada klaim tumpang tindih di perairan Ambalat di mana Indonesia mengklaimnya sebagai Blok Ambalat sesuai dengan dasar hukum UNCLOS, sementara Malaysia menyebutnya sebagai ND7 dan ND9 sesuai peta 1979. ”Ini masih menjadi negosiasi yang belum berakhir. Harusnya Malaysia menghormati status quo agar tidak terjadi konflik di tingkat masyarakat,” katanya. 

Menurut Hikmahanto, bila terjadi pelanggaran di daerah status quo sebaiknya dilakukan protes diplomatik. Memang dibutuhkan kesabaran yang tinggi. Hikmahanto menyarankan, pemerintah Indonesia untuk tidak tergesa-gesa menghadapi persoalan ini, bila belum mendapatkan apa yang diinginkan lebih baik jangan segera diselesaikan. ”Kalau mau cepat-cepat ke Mahkamah Internasional maka kalau putusannya tidak berpihak pada kita, maka Indonesia akan kehilangan klaim seperti Sipadan dan Ligitan,” ujarnya.

Sumber: (Sindo)

Wednesday, June 24, 2015

Penerbang Tempur Lanud Iswahjudi, Latihan Terbang Subuh

Pesawat T-50i Golden Eagle Take Off di run way Lanud Iswahjudi, melaksanakan misi latihan terbang subuh, Selasa (1photo : TNI AU).

Pen Lanud Iswahjudi, Magetan, - Di minggu pertama bulan suci Ramadhan tahun 2015, Lanud Iswahjudi melaksanakan latihan terbang subuh, dengan melibatkan pesawat tempur yang berada di jajaran Wing 3 Lanud Iswahjudi, yaitu pesawat tempur F-16 Skadron Udara 3, pesawat tempur latih T-50i Golden Eagle dari Skadron Udara 15 dan pesawat tempur F-5 Tiger dari Skadron Udara 14 menggunakan area latihan local Lanud Iswahjudi, Selasa (23/6/15). 

Latihan yang sudah terlaksana dua hari tersebut direncanakan hingga tanggal 9 Juli mendatang, hal tersebut sudah menjadi agenda rutin bagi Lanud Iswahjudi dengan tujuan untuk mengasah dan meningkatkan ketrampilan serta kemampuan para penerbang pesawat tempur F-16, penerbang pesawat tempur T-50i Golden Eagle dan pesawat tempur F-5 Tiger, khususnya dalam melaksanakan dan membiasakan misi pada dini hari/subuh yang mengandalkan instrumen yang ada serta visual yang sangat terbatas. 

Dalam pelaksanaan latihan terbang subuh tersebut Komandan Lanud Iswahjudi Marsekal Pertama TNI Donny Ermawan T. M.D.S, menekankan kepada seluruh penerbang dan pendukung penerbangan untuk selalu mengikuti prosedur yang telah ditetapkan, sehingga zero accident dapat terwujud. 

Sumber: (TNI AU)

Pesawat F-16 kecelakaan usai latihan di Lanud Iswahjudi di Madiun

Pesawat F-16 kecelakaan usai latihan di Lanud Iswahjudi di MadiunMerdeka.com - Pesawat F-16 kembali mengalami kecelakaan saat melakukan pendaratan usai melaksanakan latihan terbang di Lanud Iswajuhdi. Tidak ada kerusakan cukup berarti dalam peristiwa ini.

"Bukan jatuh tapi emergensi landing tadi pagi, saat training latihan terbang," ujar Kepala Dinas Penerangan TNI AU, Marsma Dwi Badarmanto saat dikonfirmasi merdeka.com, Rabu (24/5).

Kejadian bermula saat pesawat akan melakukan pendaratan sekitar pukul 06.22 WIB. Setelah menyentuh landasan, tiba-tiba roda depan masuk kembali ke badan pesawat, sehingga pesawat tergelincir.

"Lecet saja karena jatuhnya pelan, bagian perutnya," singkat Badar.

Ketika ditanya apakah pesawat nahas tersebut merupakan bagian dari pesawat retrofit yang baru didatangkan dari Amerika Serikat, dia membantahnya.

"Bukan, ini pesawat lama," ucapnya.

Sebelum kejadian ini, pesawat TNI AU sempat terbakar saat akan melakukan penerbangan di Lanud Halim Perdanakusuma, KAmis (16/4) lalu. Bodi pesawat terbakar habis, dan pilot mengalami luka bakar cukup parah.


Sumber: Merdeka

Tuesday, June 23, 2015

Analisis: Tidak Hanya Semangat, Jenderal

Tentara Nasional Indonesia, bukanlah tentara biasa seandainya kecukupan alutsista terpenuhi baik secara kualitas maupun kuantitas.  Maksud kulo begini, jika pemenuhan alutsista yang berteknologi terkini dapat dimiliki baik secara mutu dan jumlah lalu ditambah dengan kemampuan spartan yang dimiliki prajurit TNI maka layaklah disebut pengawal republik kita bukan tentara biasa.

Untuk urusan spartan, tentara bumi nusantara yang tropis ini dikenal sebagai tentara dengan kemampuan gelut dan survival yang disegani. Karena menu latihan yang dimakan sehari-hari adalah menu yang hampir melewati batas ambang ketahanan fisik dan psikologi. Dalam serial latihan survival antar marinir Indonesia dan Amerika Serikat yang diadakan setiap tahun di hutan Jawa Timur, marinir AS mengaku kalah dengan marinir RI dalam uji ketahanan hidup di hutan raya.
F16 di Tarakan, agar tidak dilecehkan
Serial latihan ketangkasan menembak baik tingkat ASEAN maupun ajang internasional lainnya tradisi juara selalu dipegang TNI. Terakhir di ajang lomba AASAM di Victoria Australia kontingen TNI menyapu lebih separuh medali emas yang disediakan untuk 14 kontingen lain termasuk AS, Inggris dan tuan rumah. Kemudian di arena pasukan perdamaian dunia baik di Libanon, Sudan nama baik tentara republik diukir jelas dengan berbagai prestasi personal dan kesatuan.

TNI telah memenuhi kesempurnaannya sebagai tentara spartan, militan, patriotik, dan penuh semangat karena kurikulum latihannya seperti itu. Jadi dampak dari semua jenis latihan yang dilakukan itu pada dasarnya ingin menjelaskan bahwa tentara kita selalu bersemangat dalam setiap penugasan baik untuk operasi militer perang dan operasi militer selain perang.  Kita bisa saksikan pada operasi militer selain perang evakuasi korban Air Asia beberapa waktu lalu, spartan banget. Lalu operasi militer selain perang berupa operasi serbu teritorial membantu petani tanam padi, merupakan gambaran semangat yang tiada henti.

Kesempurnaan spartan itu akan semakin kelihatan nilai gaharnya manakala tentara dilengkapi dengan kekuatan alutsista yang modern, berkualitas dan mencukupi.  Nah dalam kurun enam tahun terakhir ini mata hati pemerintah mulai sadar diri untuk segera melakukan modernisasi persenjataan TNI segala matra.  Maka dengan rencana strategis bernama MEF dimulailah gebrakan untuk memperbaharui alutsista TNI.  Proyek alutsista bernilai ratusan trilyun selama lima tahun pertama, kemudian dilanjut dengan pemerintahan yang baru menunjukkan sikap istiqomah yang kuat dari pemerintah untuk terus memperkuat kegagahan hulubalangnya.

Oleh-oleh Wayang IndoBatt di Unifil
Kita sangat bergembira dengan keyakinan pemerintahan Jokowi yang akan terus melanjutkan perkuatan tentara.  Kondisi yang tak pasti di lingkungan regional kita mengharuskan persiapan penguatan persenjataan.  Kita berharap jangan ada statemen yang meremehkan kondisi di Laut Cina Selatan.  Itu bukan konflik kelas teri. Jangan pula kita terlambat mengantisipasi ketika semua negara sudah membentengi dirinya baik secara mandiri maupun aliansi.  Kita harus bersiap diri meski kita tidak ikut konflik karena pemain utama di laut kaya sumber daya alam itu adalah gajah dunia.

Perang modern tidak mengandalkan semangat semata tetapi lebih pada dukungan kekuatan alutsista berteknologi. Jadi sangat lucu kalau ada pernyataan “yang penting semangat” lalu mengabaikan pemenuhan kebutuhan alutsista. Perang abad 21 dan seterusnya tidak lagi mengajarkan gelut antar tentara atau adu jotos antar tentara atau adu pedang antar pasukan. Cukup pencet tombol lalu meledaklah berbagai amunisi mulai dari peluru kendali, bom dan artileri dari jarak jauh.

Untuk mengantisipasi situasi regional yang tak pasti dan agar kita tidak dilecehkan oleh bangsa lain kita sangat membutuhkan tambahan kekuatan 4-5 skuadron fighter, 3-4 destroyer, 8-10 fregat, 12-15 korvet berteknologi bersama 10-12 kapal selam dalam 8 tahun mendatang.  Ini bukan mimpi tapi kewajiban kita sebagai bangsa yang diwarisi negara kepulauan paling elok di muka bumi ini. Kita mampu untuk memenuhi kebutuhan gizi alutsista buat pengawal republik, kalau kita mau.  Kita bisa menjadikan tentara kita sebagai tentara modern yang memiliki unjuk kerja spartan. Kita harus bersemangat membangun tentara kita dan menjadikannya sebagai tentara luar biasa.

Kita akan terus melangkah. Sembari mengharap ada perbaikan pertumbuhan ekonomi, rencana pengadaan alutsista akan terus digaungkan seirama pula dengan pernyataan-pernyataan yang mengedepankan optimis dan keyakinan.
Sebagai anak bangsa tentu kita menginginkan kemampuan dan kemajuan ekonomi untuk meningkatkan kesejahteraan. Tingkat kesejahteraan yang diperoleh tentu memerlukan keyakinan pada rasa aman, damai dan tidak merasa terancam.  Perkuatan tentara dalam rangka itu untuk memastikan rasa aman dari gangguan teritori dan eksitensi bangsa sekaligus penggahar kekuatan diplomasi. Tidak hanya semangat Jenderal tapi kita butuh banyak alutsista terkini untuk hulubalang kita.

Sumber: Jagarin Pane

Pangandaran Direncanakan Miliki Lanal

Pangandaran, Jawa Barat (image : Googlemaps)

PARIGI, (PRLM). - Tahun 2016, di Kabupaten Pangandaran rencananya akan dibangun Pangkalan Angkatan Laut Tipe D. Pembangunan angkatan laut ini, merupakan peningkatan status dari Pos TNI Angkatan Laut yang ada saat ini, untuk mempermudah dukungan bagi kapal-kalap TNI AL yang beroperasi di perairan Pangandaran. Hal tersebut dikatakan Komandan Pangkalan Angkatan Laut Bandung, Kolonel Laut (p) Johanes Djanarko Wibowo, ditemui usai menghadiri kegiatan bakti sosial yang diselenggarakan oleh Lanal Bandung bersama Aston Pangandaran dan Pemkab Pangandaran di Desa Sukaresik, Kecamatan Sidamulih, Kabupaten Pangandaran Rabu (10/6/2015).

Menurut Johanes, lanal tipe D akan dikomandani oleh perwira TNI AL berpangkat mayor. Untuk diketahui, ada empat tipe lanal yakni lanal tipe C dengan komandannya seorang Letkol, Lanal tipe B oleh seorang Kolonel, dan Lanal Tipe A atau bisa disebut Lantamal (Pangakalan Utama AL) yang dikomandani oleh bintang satu.

"Yang penting kami menyiapkan sarana prasarana dan menyesuaikan budget. Aset juga kami miliki beberapa di sini seperti di Parigi atau Katapang Doyong," kata Johanes.

Johanes mengatakan, kondisi perairan yang ada di Kabupaten Pangandaran cocok untuk didirikan Lanal. Bahkan, tidak sulit untuk menentukan letak pangkalan. Nantinya, alat utama sistem senjata pun akan disesuaikan dengan tingkat kebutuhan. Adapun dari luas wilayah kerja Lanal Bandung yakni sekitar 500 kilometer yang mencakup Pelabuhan Ratu di Kabupaten Sukabumi hingga Pantai Pangandaran, luas wilayah kerja Lanal Bandung yang berada di kabupaten termuda di Jawa Barat ini berjumlah sekitar 90 kilometer.

"Yang (di daerah) lain pun tidak berbeda jauh luasnya. Di wilayah selatan pulau Jawa patroli selalu dilakukan," ucapnya.

Alasan lain Kabupaten Pangandaran layak memiliki sebuah Lanal, kata Johanes, melihat kondisi wilayah di Pangandaran yang langsung menghadap ke Samudera Hindia, juga benua Australia. Kondisi ini dinilai perlu pengawasan dan penjagaan. "Paling hanya 300 km dan berbatasan langsung dengan pulau christmas," ucapnya seraya menuturkan kendati wilayahnya sebagai batas negara, situasi di Perairan Pangandaran saat ini masih cenderung aman dan tidak ada gangguan yang berarti.

"Ada ancaman atau tidak kan yang menentukan pusat. Ancaman dari pusat. Kami mengantisipasi kalau-kalau ada aktivitas ilegal di perairan itu," tambahnya.

Ditemui dalam kesempatan yang sama, Penjabat Bupati Daud Achmad menuturkan keberadaan Pangkalan AL di Pangandaran sangat dibutuhkan. Soalnya, daerah selatan Jawa Barat termasuk Pangandaran adalah batas negara yang bersinggungan langsung dengan Samudera Hindia dan laut lepas. Oleh karena itu, rencana pembentukan Pangkalan AL di Kabupaten Pangandaran disambut baik oleh Pemkab.

"Kalau ada apa-apa, jalur-jalur laut seperti Pangandaran ini cukup rentan. Makanya saya pikir rencana pembentukan Lanal Pangandaran memang sudah seharusnya," kata Daud. 

Sumber: (Pikiran Rakyat)

Saturday, June 20, 2015

EC-725 TNI AU Pertama Jalani Uji Terbang

EC-725 pertama yang akan berdinas di TNI AU menjalani proses uji terbang di PT DI (photo : Noviarli W)

Si Caracal Telah Terbang

Inilah dia wujud EC-725 Caracal setelah menggunakan camo TNI-AU.  Terlihat warna camo disesuaikan dengan pesawat atau heli angkut TNI-AU lainnya, seperti CN-295 atau NAS-332. Heli ini sendiri kini tengah menjalani uji terbang di pabrik PT. Dirgantara Indonesia. 

Uji terbang dilaksanakan oleh pilot uji asal pabrikan Airbus Helicopter. Namun tidak diketahui detail rute maupun jumlah jam terbang yang musti dilakukan heli combat SAR ini. Yang pasti, EC-725 masih akan terus menjalani test terbang selama beberapa hari ke depan. 

Indonesia sendiri memesan 6 unit helikopter EC-725. Heli ini diperuntukan untuk misi khusus SAR Tempur. Indonesia sendiri membuka kemungkinan menambah heli sejenis hingga mencapai 16 unit atau full 1 Skadron.

Sumber: (ARC)

‘Pinmarine’ Pindad Dukung KRI Teluk Bintuni TNI AL

Cargo Hose Handling Cranes Pinmarine dirancang untuk kapasitas sampai 15 ton dengan panjang 15 meter dengan struktur terbuat dari konstruksi baja yang kokoh dan bersertifikat sehingga kuat untuk dudukan dan pengelasan pada struktur kapal, bush terbuat dari bronze dengan mengacu kepada standar nasional (BKI) dan standar internasional (IACS member). Crane dapat dioperasikan secara simultan dua atau beberapa gerakan disertai sistem emergency  sebagai pengaman, selain itu dapat dioperasikan secara manual (Emergency Hand Pump) untuk melepas rem pada winch dan slewing (photos : Pindad)

BANDUNG - PT Pindad (Persero) turut mendukung performa Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL) lewat produk industrialnya. Produk Alat Peralatan Kapal Laut (APKL) dari Divisi Mesin Industrial yang diberi label ‘Pinmarine’ melengkapi keperkasaan kapal perang jenis landing ship tank (LST) KRI Teluk Bintuni-520 milik TNI AL lewat acara penyerahan kepada Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu pada hari Rabu, 17 Juni 2015 di dermaga PT Daya Radar Utama (DRU), Lampung.

“Kepercayaan pihak DRU dan TNI AL bagi produk APKL kami merupakan pertanda baik keberpihakan Pemerintah kepada industri dalam negeri sudah terlihat. Secara bisnis, hal ini merupakan hal yang membanggakan bagi kami, karena produk industrial perusahaan pun, kini dipercaya untuk digunakan, tidak terbatas produk pertahanan dan keamanan saja,” tutur Direktur Operasional Produk Industrial PT Pindad, Wahyu Utomo.

KRI Teluk Biruni-520 produksi PT DRU mempunyai bobot 2.300 ton, dengan panjang 120 meter, lebar 18 meter, serta tinggi 11 meter. KRI Teluk Bintuni dirancang sesuai tugas yang diembannya, yaitu mampu membawa 10 unit main battle tank (MBT) Leopard milik TNI Angkatan Darat yang berbobot mencapai 62,5 ton. Produk-produk ‘Pinmarine’ seperti combination windlass, snatch winch, turntable, cargo hose crane, dan manual slewing crane dipasang untuk memenuhi tuntutan tugas tersebut. “Dari beberapa produk ‘Pinmarine’, snatch winch dan turntable kami rancang khusus dengan kapasitas hingga 90 ton. Ini merupakan kapasitas tertinggi yang kami rancang, untuk memenuhi tuntutan tugas KRI Teluk Biruni,” tambah Wahyu.



Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu menyatakan bahwa terciptanya KRI Biruni merupakan wujud nyata bagaimana industri dalam negeri tidak kalah dengan industri luar negeri untuk menciptakan kapal perang. “Ini semua merupakan wujud kepercayaan pemerintah terhadap kalangan industri dalam negeri yang kualitas sumberdayanya tidak kalah oleh kalangan industri luar negeri,” ujarnya.

Selain itu, terwujudnya KRI Biruni merupakan salah satu langkah nyata untuk mendukung Indonesia sebagai salah satu negara maritim yang disegani. “Pembangunan kapal perang KRI Biruni merupakan bagian dari pembangunan kekuatan pertahanan nasional, guna mendukung program pemerintah sebagai poros maritim dunia,” lanjut Ryamizard.

Pembangunan dunia maritim Indonesia merupakan salah satu program pemerintah saat ini. Peluang untuk produk-produk ‘Pinmarine’ diharapkan akan mendapatkan peluang yang baik untuk berkembang. “Kontribusi PT Pindad terhadap dunia maritim Indonesia sudah cukup membanggakan. Dengan program pemerintah untuk menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia, maka peluang untuk produk ‘Pinmarine’ diharapkan akan tercipta. Manajemen akan mendukung penuh usaha Divisi untuk mengeksekusi peluang tersebut dan menjadikannya masukan yang berharga untuk perusahaan,” tutup Wahyu.

Sumber: (BUMN)

Bozena 4 : Robot Penyapu Ranjau TNI AD

 Bozena 4 kendaraan penyapu ranjau tanpa awak Yonzipur 9/1 Kostrad (photos : pr1v4t33r)

Pengunjung Terpukau dengan Bozena dalam Pameran Alutsista di Lapangan Saburai Bandar Lampung

Saibumi.com, Bandar Lampung – Tidak hanya alutsista macam tank Anoa, Leopard maupun helikopter yang dipamerkan dalam gelaran peralatan perang milik TNI di Lapangan Saburai, Enggal, Bandar Lampung Kamis, 18 Juni 2015.

Salah satu alat yang dipamerkan dan tidak kalah canggih serta modern yakni Bozena, dikenal sebagai penghancur ranjau. Kendaraan yang berbentuk robot ini didatangkan dari Slovakia dan menyita pengunjung pameran dari semua kalangan.

Komandan Peleton 2 Kompi Zipur A dari Yonzipur 9 / 1 Kostrad Letda (Czi) Rendra Yudha Wardhana (24) dan operator robot ini Serda Agus Sofyan (21) ini memaparkan tentang Bozena secara bergantian.

Bozena didemonstrasikan dengan menunjukkan cara kerjanya dari peralatan tempur yang dipamerkan Korem 043 Garuda Hitam di Lapangan Saburai.



"Sistem kerjanya hidrolik. Berfungsi untuk membersihkan ranjau anti personel dan antitank. Tahun 2013 ada di Indonesia dan menambah kekuatan persenjataan TNI AD. Robot ini khusus dipakai didarat. Biasanya dipakai didaerah perbatasan darat yang memang sering ditanami ranjau sebagai penghalang mobilitas pasukan," kata Rendra.

Sepintas, robot ini mirip alat pembajak sawah modern. Bagian depannya terdapat flail unit dari baja. Bisa diatur ketinggian dan kecepatan putarannya saat dipergunakan. "Flail Unit (berbentuk bulatan datar yang tergantung pada rantai baja) dibagian depan dengan gerakan melingkar berfungsi memukul ranjau hingga meledak," ungkapnya.

Masih kata dia, ranjau biasanya ditanam 25-30 sentimeter dibawah permukaan tanah. “Jadi butuh kekuatan yang berbeda untuk mendeteksi, mengaktifkan dan meledakkan ranjau karena ranjau makan waktu untuk dijinakkan secara manual," ujarnya.



"Ini termasuk alat yang sensitif. Tidak semua prajurit Yonzipur 9 bisa mengoperasionalkan robot ini. Cuma ada dua di Indonesia. Satu ada di Yonzipur 9 di Ujung Berung Bandung Provinsi Jawa Barat. Yang sedang anda lihat sekarang. Kemarin robot ini ikut serta dalam latihan tempur di Martapura. Kemudian satu unit lagi ada Yonzipur 10 di Provinsi Jawa Timur," ucap sang operator robot, Serda Agus Sofyan (21).

Pria yang sejak tahun 2014 ini mengendalikan Bozena lewat remot kontrol khusus. "Kekuatan jarak antara remot dan robot ini berbeda tergantung wilayah. Kalau untuk daerah terbuka itu jaraknya lima kilometer. Misalnya seperti daerah gurun. Kalau untuk daerah tertutup seperti hutan, jaraknya dua kilometer saja," ucap pria kelahiran Bima ini. 

Dengan kecepatan maksimal 9 km/jam, robot ini lebih sering dipakai setelah suatu areal dikuasai pasukan. "Setelah daerah tertentu dikuasai pasukan, maka Bozena bertugas membersihkan areal tersebut dari ranjau yang sudah ditanam. Boleh juga kalau saat konvoi pasukan tempur, sistem radar mendeteksi bahwa dalam jalur yang akan ditempuh konvoi ada ranjau ditanam. Nah, Bozena akan berada didepan membersihkan ranjau sekaligus membuka jalan," ucap Rendra menjelaskan. 

Sumber: (Saibumi)

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Web Hosting Coupons