Total Pageviews

Tuesday, August 12, 2014

Jurnalis Perancis Ditangkap Di Papua

Pemakaman Prajurit TNI yang gugur di Papua
Jurnalis asing asal Prancis bernama Thomas Charles Tendeis, 40 tahun, ditangkap aparat Kepolisian Resor Jayawijaya di Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua, pada Kamis, 7 Agustus 2014, pukul 09.30 WIT. Ia diduga meliput kelompok kriminal bersenjata (KKB) pimpinan Puron Wenda dan Enden Wanimbo yang selama ini disangka sebagai penembak di wilayah pegunungan tengah Papua.

“Thomas ditangkap di Hotel Mas Budi, Wamena, Kabupaten Jayawijaya, bersama tiga anak buah Puron Wenda dan Enden Wanimbo, yang berinisial JW, 24 tahun, LK (17), dan DD (27). Mereka ini berasal dari Kabupaten Lanny Jaya,” kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah Papua Komisaris Besar Sulistyo Pudjo Hartono kepada wartawan di Kota Jayapura, Papua, Kamis, 7 Agustus 2014.

Kepolisian di Papua menduga KKB merupakan salah satu kelompok yang selama ini melakukan aksi penembakan senjata api dan sejumlah kekerasan kepada warga sipil maupun anggota Polri-TNI di wilayah Kabupaten Puncak Jaya dan Lanny Jaya dalam dua pekan terakhir ini.

Menurut Pudjo, dalam penyelidikan polisi, Tendeis telah menyalahi izin visa seperti yang tertulis dalam paspornya. “Dalam visa Thomas, dia berkunjung ke Wamena sebagai turis. Tapi, kenyataannya, dia meliput di Wamena. Jelas dia melakukan peliputan ilegal,” katanya memberi alasan.

Dari data yang didapat, Kepolisian masih menyelidiki keberadaan jurnalis Prancis ini di Wamena, apakah sebagai jurnalis atau orang yang bekerja di lembaga swadaya masyarakat (LSM) asing. ”Hingga saat ini, baik jurnalis maupun LSM asing masih dilarang pemerintah pusat untuk melakukan peliputan ataupun penelitian di Papua,” kata Pudjo. Ia mengaku khawatir kegiatan itu direkayasa untuk membuat rusuh.

Menurut Pudjo, Tendeis dan tiga orang yang diduga anak buah KKB ini akan dibawa ke Kota Jayapura besok pagi untuk penyelidikan lebih lanjut. “Kami juga masih mendalami undang-undang apa yang akan disangkakan kepada mereka,” ucapnya. 
AJI Harap Kepolisian Tidak Terlalu Represif
Ketua Aliansi Jurnalis Independen Eko Maryadi menyayangkan penangkapan wartawan Prancis, Thomas Charles Tendeis, di Wamena, Papua, pada Kamis, 7 Agustus 2014. Dia mengimbau kepolisian untuk tidak terlalu menekan wartawan asing yang sedang meliput di Bumi Cenderawasih itu.

"Semakin pemerintah bersifat represif, keinginan masyarakat internasional semakin besar untuk masuk ke Papua," kata Eko ketika dihubungi, Kamis, 7 Agustus 2014. Menurut dia, alasan penangkapan Tendeis karena menggunakan visa turis juga belum pasti.

Tendeis ditangkap Kepolisian Resor Jayawijaya di Hotel Masbudi, Wamena, Papua, bersama tiga anak buah Puron Wenda. Ia diduga sedang meliput kelompok kriminal bersenjata pimpinan Puron Wenda dan Enden Wanimbo, pelaku penembakan di wilayah pegunungan tengah Papua.

Meski nantinya Tendeis terbukti menggunakan visa turis, Eko menyarankan kepolisian agar memberitahu jurnalis itu secara baik-baik. "Tak perlu dilanjutkan kasusnya," ujarnya. Namun, apabila Tendeis menggunakan visa jurnalis, kata dia, AJI menentang tindakan Polri lantaran melanggar asas keterbukaan media.

Menurut Eko, penangkapan wartawan asing di Papua bukan hal baru. Setahun lalu, ada beberapa wartawan dari Kanada, Belanda, dan Australia yang dikembalikan ke negara asal mereka karena alasan keamanan. "Ini situasi di Papua yang sudah lama menjadi keprihatinan AJI," katanya.

Dia berharap presiden yang baru nanti lebih terbuka terhadap dunia luar. "Lebih transparan dan akomodatif dengan wartawan asing yang ingin meliput di sana," ujar Eko. 
Mabes Polri Selidiki Identitas Jurnalis Prancis 
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri Boy Rafli Amar mengatakan masih akan memeriksa identitas jurnalis asing asal Prancis, Thomas Charles Tendeis, yang ditangkap aparat Kepolisian Resor Jayawijaya di Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua, pada Kamis, 7 Agustus 2014.

"Kepolisian bekerja sama dengan pihak Imigrasi untuk memeriksa identitas orang itu," kata Boy, saat dihubungi, Jumat, 8 Agustus 2014. "Karena harus jelas identitas dia dari mana."

Boy mengatakan institusinya akan menelusuri bagaimana dan dengan cara apa pria yang mengaku jurnalis itu masuk ke Indonesia serta untuk media mana dia bekerja. "Karena semua administrasinya harus clear dan dipatuhi," ujar Boy. "Apalagi dia orang asing yang masuk ke Papua."

Boy mengatakan dari penyelidikan awal, Thomas memang menyalahi izin visa seperti tertulis di paspornya. Dalam visa Thomas, dia berkunjung ke Wamena sebagai turis. "Nah, dari situ saja jelas dia sudah menyalahi. Kalau memang turis ya jadi turis, jangan untuk bekerja," ujar Boy. "Tapi selebihnya masih akan kami dalami."

Jika memang tidak ada yang disalahi dari identitasnya, kata Boy, dan dipastikan pria itu adalah benar jurnalis asing asal Prancis, maka Kepolisian akan segera membebaskannya.

Sebelumnya, jurnalis asing asal Prancis bernama Thomas Charles Tendeis, 40 tahun, ditangkap aparat Kepolisian Resor Jayawijaya di Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua, pada Kamis, 7 Agustus 2014, pukul 09.30 WIT. Ia diduga meliput kelompok kriminal bersenjata (KKB) pimpinan Puron Wenda dan Enden Wanimbo yang selama ini disangka sebagai penembak di wilayah pegunungan tengah Papua.

Menurut Kepolisian setempat, penangkapan Thomas karena dianggap menyalahi izin. Dalam visanya, Thomas hanya mendapat izin sebagai turis.



Sumber : Tempo

Ujicoba Alutsista Yonarmed 76/Tarik Dan Yonkav 5/Serbu

Kasdam II/Swj Brigjen TNI Toto S Moerasad S.IP, M.M, didampingi Danpuslatpur Kolonel Inf Ganip, Danrindam II/Swj Kolonel Inf Joko Purwo Putranto dan Kapaldam II/Swj Kolonel Cpl Mohamad Firman, beserta sejumlah pejabat Kodam II/Swj, Rabu (06/08/2014), meninjau secara langsung kegiatan latihan menembak senjata berat (Latbakjatrat) yang dilaksanakan oleh Yon Armed 15/76/Tarik – Martapura, Oku dan Yonkav 5/Serbu.

Alutsista yang diujicobakan dalam latihan menembak di daerah latihan Militer OMIBA Martapura tersebut meliputi Meriam Gunung kaliber 76,20 MM buatan Yugoslavia, Kanon 75 mm AMX-13 buatan Prancis, Kanon Kal 76 mm Saladin buatan Inggris, GPMG MAG 58 buatan Belgia dan CIS 40 AGL buatan Singapore.

Sedangkan Alutsista Yonkav 5/Serbu yang diujicobakan meliputi kendaran lapis baja Panser Kanon 6 X, Saladin MK II Standart, Panser Anoa, Tank AMX-13 105 mm, Panser APS, Tank AMX-13 APC dan Panser APS.

Dalam peninjauan tersebut Kasdam menyampaikan bahwa kegiatan latihan ini merupakan bagian dari Program kerja Kodam II/Swj TA. 2014 untuk memelihara dan meningkatkan kualitas profesionalisme prajurit.

Untuk itu, Kasdam menekankan kepada seluruh pelatih dan prajurit yang sedang melakukan latihan menembak senjata berat agar benar-benar memperhatikan faktor keamanan dan keselamatan serta melakukan latihan dengan sungguh-sungguh sesuai prosedur tetap.

Dikatakan bahwa latihan merupakan kebutuhan hakiki prajurit profesional.

Prajurit yang dilatih dan terlatihlah, yang mampu melaksanakan tugasnya dengan maksimal, ujarnya.

Demikian juga keberadaan Alutsista yang canggih dan modern harus diawaki oleh prajurit yang profesional. Oleh sebab itu, Kasdam berpesan agar prajurit jangan pernah bosan dan malas untuk berlatih.

Berlatih inilah yang akan mengantarkan prajurit menjadi professional dan berhasil dalam setiap tugas. Ketika melakukan peninjauan latihan, Kasdam II/Swj berkesempatan melakukan uji coba tembakan meriam 76,20 mm dan melakukan tembakan dari kendaraan taktis Panser jenis Saladin Kanon kaliber 76 mm dengan berhasil.

Dalam kunjungan tersebut, Kasdam II/Swj juga berkesempatan melakukan peninjauan terhadap pembangunan barak dan rumah ban yang ada di Dodiklatpur Rindam II/Swj – Baturaja.




Sumber : TNI AD

Sunday, August 10, 2014

Anda Percaya, Kami Pasti Bisa...!!!

2011-08-09-17.09.04
Saat ini ada 5 isu strategis nasional, yaitu Ancaman Konvensional dan Non-Konvensional, Kondisi Geografis Indonesia, Gangguan Kemanan masih cukup besar, Permasalahan Perbatasan dan Kemandirian Masih Terbatas. Berhubungan dengan judul artikel maka kita akan membahas tentang “KEMANDIRIAN MASIH TERBATAS.
 

Untuk mengejar kemandirian dan penguasaan teknologi, pemerintah membuat 7 program kemandirian industri pertahanan, yaitu Pembangunan Industri Propelan Nasional, Pengembangan Kapal Selam, Pengembangan Pesawat Tempur (IFX), Pengembangan Roket dan Rudal Nasional, Pengembangan Kapal PKR atau Frigate Nasional, Pengembangan Radar Nasional, dan Pengembangan Tank Nasional (medium).Kemarin sudah dibahas masalah Pembangunan Industri Propelam Nasional, rencana jangka menengah pembangunan kapal PKR atau Frigate Nasional, dan Pengembangan Kapal Selam.
 

 

Pengembangan Roket Dan Rudal Nasional
 

Program pengembangan roket nasional di Indonesia akan memberikan kesempatan kepada industri dalam negeri terkait membangun kemampuan dan menguasai teknologi peroketan untuk kemandirian pertahanan. Untuk itu, dilakukan pemanfaatan sarana dan prasarana yang ada sebagai modal awal untuk mulai mengembangkan kemampuan dalam litbang dan produksi roket serta rudal untuk persenjataan TNI.
 

Secara bertahap dikembangkan roket dan rudal nasional dengan memperhatikan kebutuhan operasi yang sesuai dengan kondisi negara Indonesia dan mengintegrasikan kemampuan nasional untuk mengembangkan teknologi pertahanan yang berbasis teknologi kedirgantaraan. Awal pengembangan dimulai dengan roket diameter 122 mm dengan jarak jangkau 20 km.
 

Sejak saat itu sudah 3 tipe motor roket yang dihasilkan yaitu RX1210 propelan komposit 1m bintang 8, RX1213 propelan komposit 1,3 m bintang 7, RX1220 dengan propelan komposit ganda. Selain itu motor roket RX1210/1213 dua tingkat dengan jangkauan 21 km. Kemudian pengembangan motor roket RX2020 dengan diameter 200 mm dan propelan 2 m dengan jangkauan 40 km.
 

 
Mulai dari tahun 2010 fokus pengembangan ditujukan kepada D230 RX1210 dengan jangkauan maksimum 15 km, D230 RX1220 dengan perkiraan jangkauan maksimum 21 km dan RX2020. Leading sektor teknologi peroketan adalah LAPAN, teknologi hulu ledak adalah PT. PINDAD, dan integrasi serta industralisasi adalah PT. DI.
 

Program RKX telah menberikan beberapa hasil, seperti, pengembangan sensor IMU (Inertial Measurement Unit), sistem autopilot, model terowongan angin, sistem aktuasi, yang dalam hal ini menggunakan high torque servo motor, sistem separasi sederhana, sistem telemetri sampai jarak jangkau 60 Km, struktur tahan panas (blast tube), alat penguji subsistem kendali (HWIL), dan sistem sensor pencari sasaran (infra-red/optical) tahap awal. Hasil-hasil tersebut belum maksimal, diantaranya IMU yang dihasilkan masih mempunyai bias error yang terlalu besar untuk bisa melakukan close-loop dengan sistem kendali sikap, sehingga masih diperlukan pengembangan lebih lanjut untuk mendukung program roket kendali.
 

 

Tahun 2010
 

Pada tahun 2010 telah diluncurkan Roket D-230 kaliber 122 mm RX-1210 dan RX-1213 dengan jarak jangkau 12-15 km di-freeze menjadi R-Han 122. Roketroket ini mendapat sertifikat uji coba dari Dislitbangal serta Rancang bangun sistem peluncur 8 laras menggunakan mobil Land Rover. Konsorsium pengembangan roket ini melibatkan Instansi Pemerintah (Kementerian Riset dan Teknologi, Kementerian Pertahanan, Dislitbang TNI AL), Lembaga Riset (ITB, LAPAN, BMKG) dan Industri (PT DI, PT Pindad, PT KS).
 

 

Tahun 2011
 

Telah dilakukan rancang bangun dan uji luncur perdana Roket D-230 kaliber 122 mm, RX- 1220 dengan jarak jangkau 25 km, Roket Kendali RKX- 2020, dan Rancang bangun sistem peluncur Truk Gaz 16 Laras dan Truk Perkasa 8 Laras.
 

 

Tahun 2012
 

Konsorsium telah berhasil mengembangkan roket D-230 RX-1220 dengan diameter 122 mm, berbahan bakar propelan seberat 23 kg, kecepatan terbang 2,7 Mach, dan jarak jangkau sekitar 24 km. Selain itu, dikembangkan juga roket D-230 RX-2020 dengan diameter 200 mm, berbahan bakar propelan seberat 53,4 kg, dan jarak jangkau sekitar 36 km.
 

Untuk pengembangan sistem elektronika dan kontrol telah dilakukan pengembangan Bus Terminal Server RBU, Simulator Source Station, Software Interfacing, Software Firing Control RBU, Software Tactical Management ASW. Terhadap Roket RX-1220 dan RX-2020 bermuatan GPS dan Radar telah dilakukan uji coba sebanyak 4 kali di Pameungpeuk, Garut.
 

 

Tahun 2013
 

Telah dikembangkan roket balistik RX-2020 bermuatan radar dan GPS, prototipe Remote- Controlled Weapon System, Ballistic Computer, Roket Electric-Ducted Fan, Sistem Elektronika (Combat Management System). Uji coba telah dilakukan beberapa kali diantaranya, roket RX-2020 telah diterbangkan di Pamengpeuk tanggal 27 Agustus dan di Morotai 18 Desember 2013, sedangkan uji statis Roket 3 Digit RX 450 dilakukan di Pameungpeuk.
 

 




Sumber : JKGR

Anggaran Militer Indonesia Akan Mencapai 2 Persen

Calon Presiden terpilih Joko Widodo memiliki komitmen tinggi terhadap pembangunan dan kemajuan pertahanan Tentara Nasional Indonesia (TNI). Bahkan, anggaran pertahanan Indonesia direncanakan naik hingga 2 persen dari Produksi Domestik Bruto (PDB).

Dengan begitu, pengembangan program pertahanan di Indonesia akan semakin baik.

Demikian diungkapkan Anggota Komisi I DPR RI Tubagus Hasanuddin, Sabtu (2/8/2014). Menurutnya, di bawah kepemimpinan Jokowi-JK nanti, program pertahanan Indonesia akan maju dan melangkah ke depan sesuai tantangan zaman. Terlebih, visi-misi Jokowi-JK dalam pertahanan dan keamanan negara sangat jelas dan terarah.

“Anggaran pertahanan dinaikan 2 persen memang sudah menjadi program jangka panjang pemerintah sejak dulu, namun kenyataannya anggaran itu baru mencapi 0.8 persen,” kata Hasanuddin.

Tidak hanya itu, peningkatan anggaran pun akan difokuskan melalui pengembangan produksi alutsista produksi dalam negeri yang berpotensi besar untuk memproduksinya sendiri.

“Kita punya PT Pindad, PT DI, PT PAL, LAPAN, dan masih banyak lagi perusahaan yang siap memproduksi Alutsista di dalam,” jelasnya.

Dengan begitu, negara bisa melakukan efisiensi anggaran, bahkan keuangan bisa berputar di dalam negeri sendiri. Jika sudah begitu, maka akan menghasilkan nilai tambah bagi perekonomian dalam negeri.

Menurutnya, Alutsista modern saat ini sangat dibutuhkan untuk mengganti persenjataan yang telah dimakan zaman. Pengadaan Alutsista juga saat ini sedang dilakukan dengan pengawasan dan berdasarkan kebutuhan.

“Sekarang tinggal bagaimana rencana tersebut terwujud. Tentu syaratnya jangan ada kebocoran,” katanya.




Sumber : FokusJabar

Thursday, August 7, 2014

KSAU: 6 Pesawat Tempur F16 Tiba di Indonesia 1 Oktober 2014



F-16C/D akan bertambah enam lagi pada awal Oktober (photo : TNI AU)

Yogyakarta - Penambahan alutsista untuk melengkapi pengamanan udara di Tanah Air terus dilakukan TNI AU. Salah satu yang didatangkan dalam waktu dekat yakni pesawat tempur F-16 buatan Amerika.

"Pada 1 Oktober (2014) nanti akan datang 6 unit (F16)," kata Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Ida Bagus Putu Dunia, di sela-sela acara peringatan Hari Bakti ke 67 TNI AU di Akademi Angkatan Udara (AAU), Yogyakarta, Kamis (7/8/2014).

Pesawat tersebut nantinya akan ditempatkan di Skuadron 16 yang ada di Pangkalan Udara (Lanud) Roesmin Nurjadin, Pekanbaru. Kawasan ini nantinya akan dijadikan kekuatan pengamanan udara di wilayah barat.

IB Putu Dunia menuturkan, pengadaan alat utama sistem persenjataan (Alutsista) masih tetap mengikuti koridor berupa renstra (rencana strategis) minimum essential force lima tahunan.

"Alutsista kita melanjutkan program renstra kita, yang datang terbaru adalah F16 yakni 6 unit tadi. Tapi ini masih tahap awal saja. Nanti pada tahun 2015 diharapkan sudah lengkap 24 unit," kata IB Putu Dunia.

Dia menargetkan, pada 2014 pencapaian untuk alutsista sudah bisa mencapai sepertiga dari keseluruhan. "Pesawat tempur masih terus kita lengkapi sesuai dengan renstra. Pada akhir 2014 pencapaian kita sudah sampai 38 persen, sesuai rencana nantinya akan berakhir pada 2024," jelasnya.

Sumber : (Detik)

TNI AD Terima Peluncur Roket Astros II dari Brasil



Peluncur roket Avibras Astros II (photo : Defense Studies)

Jakarta - Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat menerima alat utama sistem persenjataan baru berupa multiple launcher rocket system atau senjata peluncur roket bernama Astros II. Senjata baru untuk Divisi Artileri Medan tersebut didatangkan dari pabrik Avibras Indústria Aeroespacial, Brasil.

"MLRS Astros II telah tiba di Pelabuhan Tanjung Priok kemarin (6 Agustus 2014), sekitar pukul 10.00 WIB," kata Kepala Dinas Penerangan TNI AD Brigjen TNI Andika Perkasa lewat pesan pendek kepada Tempo, Kamis, 7 Agustus 2014. (Baca: TNI AD Pamerkan Meriam Kaliber Terbesar)

Menurut Andika, Astros II yang tiba kemarin terdiri atas tiga paket, yakni satu baterai peluncur roket, amunisi roket, dan simulator peluncur roket. Ketiga paket tersebut akan segera didistribusikan ke beberapa markas TNI Angkatan Darat sesuai dengan kebutuhan. (Baca: Panglima TNI Tabrak Tameng Prajurit)

Satu baterai peluncur roket, kata dia, akan digunakan untuk Batalyon Artileri Medan 1/Malang, amunisi roket bagi Batalyon Artileri Medan 10/Bogor, dan simulator dikirim ke Pusat Pendidikan Artileri Medan.

Andika mengatakan Astros II tiba di Indonesia lebih cepat daripada rencana semula.TNI AD, kata dia, senang karena Astros bisa dipamerkan dalam perayaan Hari Ulang Tahun ke-69 TNI yang rencananya akan digelar di Markas Komando Armada Laut Timur, Surabaya, Jawa Timur, 5 Oktober mendatang.

Astros II, Andika melanjutkan, merupakan alat utama sistem persenjataan berupa peluncur roket yang memilki mobilitas dan fleksibilitas tinggi. Musababnya, Astros II berbentuk kendaraan tempur sebesar truk yang pada bagian belakangnya menggendong peluncur roket. Rudal Astros bisa ditembakkan dari mana saja.

Kerja sama pembelian Astros II antara pemerintah Indonesia dan Brasil sudah terjalin sejak 2012. Dalam kerja sama tersebut, Kementerian Pertahanan sebagai perwakilan pemerintah meminta perjanjian alih teknologi. Perjanjian tersebut, menurut Andika, meliputi pengadaan simulator Astros II MKS, Ammunition Mobile Acclimated Depot (AV-DMMC), revalidasi roket, dan dukungan teknis pembangunan fasilitas perawatan MLRS Astros.

Sebelumnya, pada April lalu, TNI Angkatan Darat menerima senjata baru berupa 18 pucuk meriam Hyundai howitzer tarik 155 milimeter/L52 Kh-179 dari Korea Selatan. Kaliber 155 mm pada meriam ini adalah kaliber terbesar yang dimiliki TNI AD untuk meriam jenis tarik. Daya tembak meriam ini mampu mencapai jarak 30 kilometer.

Kepala Staf TNI Angkatan Darat saat itu, Jenderal Budiman, mengatakan pembelian satu unit meriam ini menghabiskan dana sekitar US$ 980 ribu pada saat kurs rupiah 9.000 per dolar Amerika Serikat.

 
Sumber : (Tempo)

Pindad dan Rheinmetall Denel Munition (RDM) Sepakat Produksi Amunisi Tipe Besar

Amunisi yang akan dibuat oleh Pindad dan RDM adalah amunisi ukuran 30mm hingga 105 mm (photo : nildram)

Pindad dan Produsen Senjata Afsel Bikin Pabrik Amunisi di Malang

Jakarta -PT Pindad (Persero) sebagai produsen produk pertahanan plat merah menjalin kerjasama dengan produsen senjata asal Afrika Selatan Rheinmetall Denel Munition (RDM). Kedua perusahaan ini akan membangun fasilitas produksi amunisi ukuran besar di Malang, Jawa Timur.

Direktur Utama Pindad Said Sudirman mengatakan, tahap awal kedua belah pihak akan melakukan perencanaan detil. Kerjasama ini ditandai dengan Memorandum of Understanding (MoU) kedua belah pihak.

"MoU ini sebagai dasar bagi kami berdua untuk melakukan detail plan (perencanaan detil) terkait pengembangan industri amunisi," kata Sudirman usai penandatanganan MoU di Hotel Shangri-La, Jakarta, kamis (7/8/2014).

Penandantanganan MoU ini dilakukan oleh Sudirman Said dan Chief Executive Offixer RDM Nobert Shulze.

Sudirman mengatakan, kerjasama ini akan menjadi babak baru perkembangan industri amunisi tanah air yang sudah dikembangkan Pindad selama ini. Kerjasama ini juga menurutnya berpeluang terus dikembangkan untuk memproduksi berbagai jenis amunisi. 

Namun untuk langkah awal, jenis amunisi yang akan dikembangkan adalah khusus yang berukuran besar.

"Rekan kami memiliki pengalaman yang sangat panjang di bidang amunisi jadi mungkin banyak hal yang bisa dikerjakan. Tetapi pertama kami akan kembangkan untuk amunisi ukuran besar," sebutnya.

Dalam kesempatan yang sama, Nobert mengatakan, pihaknya menggandeng Pindad karena telah melihat rekam jejak Pindad yang dianggap sejalan dengan lini bisnis RDM.

"Selain itu, Indonesia juga kami anggap sebagai kawasan yang paling strategis untuk menjangkau pasar Asia Tenggara," sambungnya.

 
Sumber : (Detik)

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Web Hosting Coupons