Total Pageviews

Thursday, February 27, 2014

Indonesia Yordania Jajaki Kerja Sama Industri Pertahanan


Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa mengatakan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Raja Abdullah II membicarakan potensi kerja sama Indonesia-Yordania di bidang industri pertahanan dalam pertemuan keduanya di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu, 26 Februari 2014.

"Bagaimana Indonesia dan Yordania bersama beberapa negara lain bekerja sama memajukan industri pertahanannya," kata Marty di halaman parkir kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, seusai mengikuti pertemuan dua kepala negara itu.

Marty mengatakan, Mei mendatang, Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro akan berkunjung ke Yordania guna membahas potensi kerja sama dalam bidang industri pertahanan tersebut. "Intinya menciptakan semacamnetwork kerja sama industri pertahanan seperti di Eropa."

Menurut Marty, kedua kepala negara juga membicarakan upaya perdamaian di Suriah dan konflik di Palestina.




Sumber : Tempo

China Dan Amerika Mitra Strategis Indonesia


Panglima TNI, Jenderal TNI Moeldoko, mengatakan China dan Amerika Serikat   mitra strategis bagi Indonesia --termasuk TNI-- berlatar peran strategis Indonesia di Asia Pasifik.

"Indonesia, khususnya TNI siap melakukan kerja sama dengan negara manapun, termasuk China dan Amerika Serikat untuk menjaga stabilitas perdamaian, keamanan dan kemakmuran kawasan baik secara bilateral dan multilateral," katanya, di Beijing, Rabu.

Moeldoko dan sejumlah pimpinan TNI melakukan kunjungan resmi lima hari ke China sejak kemarin. China negara pertama yang ditentukan Moeldoko untuk dikunjungi di luar ASEAN, di tengah dinamika klaim seluruhnya ataupun sebagian wilayah Laut China Selatan, oleh China, Filipina, Brunei Darussalam, dan Malaysia.

Selain itu, China juga punya masalah serupa dengan Jepang, Korea Selatan, dan Taiwan atas Laut China Timur, dipertegas pemberlakuan ADIZ atas Laut China Timur yang persis bertumpangtindih dengan pemberlakuan serupa oleh Jepang.

Di tengah itu semua, Indonesia berada di tengah-tengah arena dinamika keamanan dan pertahanan kawasan itu. Satu jalur utama perdagangan dan energi dunia juga melalui wilayah kedaulatan Indonesia, di antaranya ketiga ALKI dan Selat Malaka.

Moeldoko menambahkan,"Indonesia juga mitra strategis baik, untuk China maupun Amerika Serikat. Baik China maupun Amerika Serikat melihat dan memperhitungkan Indonesia sebagai negara terbesar di Asia Tenggara, yang memiliki pengaruh serta peran besar tidak saja di Asia Tenggara tetapi juga Asia Pasifik."

Indonesia, kata dia, bahkan diibaratkan sebagai "gadis cantik" yang kerap diperebutkan peran dan pengaruhnya terutama China dan Amerika Serikat, guna menyelesaikan persoalan di kawasan ASEAN, dan Asia Pasifik.

Yang bisa Indonesia manfaatkan dari keuntungan strategis itu, Moeldoko mengatakan,"Banyak, karena bagaimana pun China dan Amerika Serikat juga berhitung. Maka kita pun harus berlaku sama, semisal mengembangkan dan memodernisasi alutsista TNI, pendidikan dan latihan untuk peningkatan profesionalisme prajurit dan lainnya."

Moeldoko menambahkan, untuk dapat diperhitungkan lebih oleh China dan AS atau negara manapun, Indonesia harus memegang teguh netralitas yang kuat.

"Kita harus bisa tunjukkan netralitas kita tidak memihak manapun. Selain itu, kita juga harus kuat, solid, apalagi kita negara besar dan memiliki pengaruh di Asia Tenggara yang patut dipertimbangkan."

Dia menegaskan Indonesia harus dapat menciptakan pendekatan kepercayaan strategis, baik dengan China, Amerika Serikat, serta negara lain guna memperkuat posisi tawar Indonesia. "Itu yang penting dan sangat prioritas," tukasnya.

Mengenai kebijakan Amerika Serikat di Asia Pasifik yang dikenal sebagai pasak penyeimbangan kembali dengan meningkatkan kehadiran militer di kawasan, Moeldoko mengatakan,"Indonesia harus mampu menjadi penyeimbang antara kedua kekuatan tersebut."

"Indonesia adalah negara besar di ASEAN dan sebagai pemimpin, karenanya Indonesia harus mampu menjadi penyeimbang di Laut China Selatan dan Asia Pasifik, yang mampu memiliki komitmen netralitas yang tidak diragukan, kuat serta menggunakan pendekatan kepercayaan strategis itu," kata dia. 




Sumber: Antara

Wednesday, February 26, 2014

Setelah N219, PT DI dan Lapan Bakal Bikin N245 dan N270


Meskipun N219 belum selesai, Lapan telah siap untuk mengembangkan pesawat N245 dan N270 (photo : Runway)

Merdeka.com - PT Dirgantara Indonesia (PT DI) makin berambisi mengembangkan dan membuat pesawat produksi dalam negeri. Walau sertifikasi untuk pesawat N219 belum tuntas, PT DI sudah menyampaikan ambisinya mengembangkan pesawat N245 dan N270.

Deputi Bidang Teknologi Lapan, Soewarto Hardhienata mengatakan, dalam pengembangan pesawat ini, Lapan akan membantu pembiayaan dengan timbal balik SDM bidang mesin yang dimiliki Lapan akan bekerja di PT DI.

"Program ini anugerah besar sekaligus merupakan tantangan, taruhan. Kalau ini jalan mulus maka pemerintah dan masyarakat akan percaya kepada kita, menjalani penerbangan selanjutnya," ucap Soewarto di kantor pusat Lapan, Jakarta, Selasa (25/2).

Pesawat N245 merupakan pesawat dengan dua engine (mesin) dengan kapasitas angkut 45 penumpang. Sedangkan N270 merupakan pesawat dua mesin dan punya daya angkut lebih besar yakni 70 penumpang. Pengembangan dua pesawat ini rencananya dilakukan pada 2017.

"Sekarang belum ada anggaran, mungkin pertengahan 2016 kita ajukan. Pengembangan setelah selesai sertifikasi N219 (2016)," tegasnya.

Kepala Pusat Teknologi Penerbangan Lapan Gunawam Setyo Prabowo menambahkan, kerja sama pengembangan pesawat N245 dan N270 dengan PT DI akan sama dengan pengembangan N219.

"Mirip seperti ini dan setelah N 219 selesai. Kita ikut pengembangan sampai sertfikasi dengan memasukkan enginer kita. Kita ikut dalam model perencanaan," tutupnya.

(Merdeka)

Dorong Imigran ke Indonesia, Australia Habiskan Rp26 Miliar

Pemerintahan Perdana Menteri Tony Abbott menghabiskan AUD2,5 juta atau Rp26 miliar untuk membeli sekoci penyelamat para pencari suaka ke perairan Indonesia. Sekoci itu digunakan untuk mendorong para imigran menjauh dari wilayah terirorial negeri itu.
Besarnya biaya pembelian sekoci terungkap dalam sebuah surat yang diletakkan di meja senat oleh Asisten Menteri Imigrasi, Michaelia Cash.

Dilansir dari harian Sydney Morning Herald (SMH), Selasa 25 Februari 2014, pemerintahan Abbott terindikasi membeli kapal sekoci penyelamat itu dengan harga lebih dari AUD200 ribu atau Rp2 miliar per buahnya. Sementara Fairfax Media memiliki data sejauh ini rezim Abbott sudah membeli sekitar 12 sekoci penyelamat. Tiga di antaranya telah digunakan.

Padahal sekoci-sekoci itu hanya bisa dipakai sekali saja. Sekoci ini adalah perahu boat tertutup berwarna oranye dengan pintu dan berbagai kelengkapan di dalamnya.

Data tersebut diungkap Cash sesuai dengan ketentuan yang diwajibkan oleh kelompok oposisi untuk menyampaikan dokumen itu ke hadapan Senat.

Menurut data yang dimiliki SMH, angka lebih dari AUD200 ribu atau Rp2 miliar sudah dilebihkan terlebih dahulu dan bukan angka asli. Pemerintah Australia membeli sekoci penyelamat itu dari sebuah perusahaan China.

Hal itu turut dibenarkan oleh juru bicara perusahaan Jiangyinshi Beihai. Kepada Fairfax Media, perusahaan ini mengaku menjual sekoci penyelamat itu seharga A$46 ribu atau Rp482 juta. Harga itu belum termasuk modifikasi dan biaya pengiriman ke Australia.

Namun, menurut media Australia, seharusnya biaya pengiriman tidak diperlukan karena pejabat bea cukai Australia telah mengirimkan kapalnya, Ocean Protector, untuk menjemput sekoci penyelamat itu dari Singapura.

Proses pembelian kapal sekoci penyelamat itu pun tidak melalui proses tender. Pemerintah memilih menggunakan proses pembelian kompetitif dari sebuah perusahaan yang kerap berhubungan dengan Petugas Layanan Perlindungan Perbatasan dan Bea Cukai Negeri Kanguru. 

Pemerintah RI baru-baru ini telah mengirimkan nota protes kepada Australia karena telah mendorong balik sekoci penyelamat itu ke perairan RI. Sebagai bentuk protes, Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa, telah memanggil Duta Besar Australia untuk RI, Greg Moriarty ke Gedung Kementerian Luar Negeri.

Marty mengatakan Pemerintah RI tidak dapat menerima kebijakan perlindungan perbatasan. Bahkan, Negeri Kanguru, kata Marty juga ikut melanggar komitmennya dalam konvensi pengungsi.

"Mereka seolah-olah bisa mendorong begitu saja masalahnya ke negara tetangga dan lepas tangan seolah-olah ini bukan masalah Australia," kata Marty.

Saat ditanya lebih lanjut berapa banyak total sekoci penyelamat yang sebenarnya telah dibeli Pemerintahan Abbott, Cash menolak menjelaskan dengan alasan demi keamanan.

DIRECT AND INDIRECT SPEECH

DIRECT AND INDIRECT SPEECH 
(Kalimat Langsung dan Tidak Langsung)

Secara umum direct speech adalah kalimat yang digunakan untuk menyampaikan kata-kata atau ucapan seseorang apa adanya. Sedangkan yang dinamakan indirect speech adalah kalimat yang digunakan untuk menyampaikan apa yang dikatakan seseorang dengan tidak mengulangi secara persis apa yang dikatakannya.

Direct and indirect speech terbagi menjadi tiga bagian yaitu:
1. Commands (kalimat perintah)
2. Statements (kalimat berita)
3. Questions (kalimat tanya)

1) Commands (kalimat perintah)
- Aturan-aturan
a. Jika main clause (direct) menggunakan kata kerja: say, maka dalam kalimat indirectnya berubah      menjadi:
            Advise invite         tell
            Command explore         request
            Beg entreat recommend
            Ask encourage         order
            urge
b Tenses sub clause tidak mengalami perubahan walaupun tenses dalam main clausenya berbentuk past.

He said, "bring me my bag" (Direct Speech)
dia bilang "bawakan tasku"
He told me to bring his bag (Indirect Speech)
dia bilang padaku tuk membawa tasnya

2) Statements (kalimat berita)
Dalam indirect speech kita akan sering menemukan conjunction “that” yang mempunyai arti bahwa.

- Aturan-aturan
a. Jika main clause (direct) berupa suatu kebenaran umum,  maka sub clause (indirect) tidak akan mengalami perubahan tenses meski tenses yang digunakan main clause berupa past.
b. Kalimat tak langsung yang berasal dari kalimat berita sering ditandai dengan konjungsi “that”. Konjungsi ini boleh dihilangkan dan tidak akan mempengaruhi makna.

Sally says, " the examination is difficult" (Direct Speech)
Sally bilang "ujiannya sulit"
Sally says that the examination is very difficult (Indirect Speech)
Sally bilang bahwa ujiannya teramat sulit

3) Questions (kalimat Tanya)
- Aturan-aturan

a. Jika main clause (direct) menggunakan kata say maka dalam sub clause (indirect) kata say diubah menjadi ask.

I said, "where can I get it?" (Direct Speech)
aku bilang "dimana aku bisa memperolehnya?"
I ask where I could get it?
aku bertanya dimana aku bisa memperolehnya?


Tuesday, February 25, 2014

Presiden SBY Akan Bertemu Raja Yordania Bahas Perdagangan


Raja Yordania, Abdullah Bin Al-Hussein akan bertemu dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono hari ini, Rabu 26 Februari 2014. Ini merupakan kunjungan kedua Raja Abdullah II ke Indonesia selama masa pemerintahan Presiden SBY.
 
 
Menurut Staf Khusus Presiden Bidang Luar Negeri, Teuku Faizasyah, dalam siaran persnya, dalam pertemuan tersebut, kedua kepala negara akan membahas upaya peningkatan kerjasama bilateral Indonesia-Yordania di berbagai bidang, antara lain terkait perdagangan, investasi, pertahanan, dan sosial budaya.
 
 
 
"Kunjungan kedua kalinya Raja Yordania ke Indonesia mencerminkan kesungguhan komitmen untuk semakin mempererat hubungan kedua negara, yang sejatinya selama ini telah terjalin dengan baik," ujar Faizasyah.
 
 
 
Selain itu, akan membahas juga perkembangan terkini di masing-masing kawasan, utamanya di Timur Tengah. Pertukaran pikiran antara kedua kepala negara mengenai isu-isu kawasan tersebut juga sangat penting sebab Yordania saat ini menjadi anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB.
 
 
 
Berdasarkan informasi dari biro pers kepresidenan, Raja Abdullah II dijadwalkan datang pada pukul 10.50 WIB dan disambut Presiden di Istana Merdeka.
 
 
Kemudian, pada pukul 11.25 WIB dilanjutkan pertemuan bilateral antara kedua pimpinan negara itu. 

Analisis : Mengantisipasi Cuaca Ekstrim Konflik Kawasan

Persamaan el nino dan el ce es, sama-sama bicara tentang kehangatan laut, sama-sama tentang perubahan iklim, sama-sama memerlukan perhatian.  Bedanya, el nino menyangkut perubahan iklim bumi yang kontras sedangkan el ce es berkaitan dengan perubahan iklim militer yang menghangatkan perairan Laut Cina Selatan (LCS).  Banyak negara meributkan cuaca ekstrim sampai-sampai banjir besar yang melanda Inggris baru-baru ini ikut menyalahkan Indonesia sebagai penyebabnya karena rusaknya hutan tropis. 
 

 
Sejalan dengan itu banyak negara juga sedang menyimak perkembangan iklim militer di LCS dan mengantisipasinya jika harus berhadapan dengan cuaca ekstrim militer di kawasan ini.  Di ruang ini banyak negara menantikan peran sentral Indonesia sebagai pemilik pagar teritori yang berbatasan dengan klaim tumpang tindih di LCS. Tentu banyak negara mengharapkan peran diplomatik Indonesia yang sampai saat ini berada di posisi berkawan dengan semua pesengketa LCS.  Indonesia berkawan baik negara ASEAN, dengan Cina, AS dan Rusia tetapi agak risih dengan tetangga selatan herdernya AS.
 
Jendral Moeldoko berkunjung ke Cina
 
 
Baru-baru ini rombongan Menhan berkunjung ke beberapa negara Eropa untuk memastikan dan menambah order alutsista, misalnya penambahan 7 pesawat angkut militer CN295 di Spanyol.   
Order pertama kita pesan 9 unit lalu tambah lagi sehingga menjadi 16 unit. Sambil pesan juga melirik alutsista lain di markas Airbus Military di Sevilla Spanyol seperti jet tempur Eurofighter Typhoon dan pesawat angkut berat A400M.   
Sementara di Belanda rombongan Menhan disambut hangat oleh rekannya Menhan Jeanine Hennis Plasschaert dan menandatangani kerjasama pertahanan.  Dalam kunjungan itu bisa saja 2 kapal perang Indonesia jenis perusak kawal rudal yang sedang dibuat di Belanda akan bertambah lagi dengan opsi sampai 10 unit termasuk tawaran alutsista untuk TNI AD.
 

 
Sementara itu Panglima TNI Jenderal Moeldoko awal pekan ini mengadakan kunjungan ke markas besar tentara Cina dan bertemu dengan orang nomor satu di PLA dan Menhan Cina. Tentu saja kunjungan petinggi militer RI membawa sejumlah agenda militer, kerjasama militer kedua negara dan belanja alutsista.  Yang menarik kunjungan ini dilakukan setelah 3 kapal perang Cina unjuk kekuatan di selatan Jawa di pagar halaman laut Christmas Australia. Tentu Cina bersedia menjelaskan meski tidak untuk konsumsi publik. Maka salah satu persepsinya bisa jadi begini: Gini lo sahabat, supaya Australia jangan over acting sama sampeyan.
 
Alutsista TD2000B buatan Cina di Batalyon Rudal Aceh
 
 
Pertengahan pekan ini Deputi Perdana Menteri Rusia Dmitry O Rogozin ke Indonesia untuk memimpin langsung Sidang Komisi Bersama (SKB) ke-9 antara RI dan Rusia bidang kerjasama perdagangan, ekonomi dan teknik di Jakarta.   
Bawaan yang tak kalah berat adalah melanjutkan tahapan order alutsista seperti kapal selam Kilo dan jet tempur Sukhoi SU35 BM.  Untuk kapal selam Kilo delegasi Indonesia sudah berkunjung ke sana untuk melihat barangnya dan oke.  Sementara Sukhoi SU35 BM sudah menuju titik terang. Definisinya jelas, Indonesia masih memerlukan tambahan minimal 1 skuadron jet tempur kelas berat dan 2 skuadron jet tempur kelas menengah untuk kekuatan udara Kogabwilhan yang akan dibentuk tahun ini.
 

 
Makna dari beberapa kunjungan yang dilakukan dalam waktu berdekatan itu tentu berkait dengan upaya Indonesia mengantisipasi cuaca ekstrim berkadar militer di sekitar halamannya.  Indonesia ingin kesetaraan dalam perolehan alutsista berteknologi dengan negara di sekitarnya.  Bahkan Presiden SBY pernah berucap agar militer RI harus lebih tangguh dari negara sekitar. Kita  harus bersiap dengan kondisi cuaca ekstrim yang diprediksi bisa terjadi dalam perjalanan lima tahun ke depan. Makanya agar tidak ikut terserang demam atau bahkan diserang oleh salah satu virus klaim mengklaim itu Indonesia harus memperbanyak pil alutsista berkualifikasi anti biotik, anti septik dan anti piretik dengan menguatkan isian daya tahan militernya terhadap semua kemungkinan terburuk itu.
 

 
Jangan menganggap enteng dengan perubahan iklim militer yang cenderung ekstrim ini. AS sudah menyatakan akan memindahkan dominasi kekuatan armadanya ke Asia Pasifik termasuk hot spot LCS.  Darwin, Christmas dan Cocos menjadi pangkalan militer sekutu sepupu AS–Australia mengantisipasi terbukanya front pertempuran LCS menghadapi Cina yang makin perkasa. Tentu dari selatan jalan menuju front itu akan melewati jantung Indonesia pulau Jawa. Siapkah pulau Jawa dengan perubahan ekstrim militer ini. Kita harus mempersiapkan sebagus dan secepatnya. Peta jalan Kogabwilhan yang mau diimplementasikan itu menempatkan pulau Jawa dan Bali dalam satu perlindungan khusus dengan payung skuadron tempur, armada laut dan divisi angkatan darat yang terintegrasi.
 
Barisan Tank BMP3F Rusia untuk Marinir Indonesia
 
 
Perlindungan militer terhadap jantung Indonesia memerlukan perhatian ekstra ketat karena kekuatan di selatan Jawa itu merupakan kolaborasi sekutu sepupu yang lakonnya tentu berdasarkan kepentingannya. 
Saat ini mereka menganggap kita sebagai teman bumper alias teman garis depan untuk berhadapan dengan Cina.  Tetapi posisi Indonesia yang netral boleh jadi menimbulkan kekecewaan sekutu sepupu itu suatu saat apalagi jika menyangkut strategi militer menjelang konflik terbuka LCS.  Indonesia berada dalam posisi sulit jika konflik LCS berubah menjadi perang terbuka karena posisi konflik dan jalur militer untuk mencapainya pasti akan mengacak-acak teritori RI. 
 

 
Jadi memang dalam lima tahun ke depan kita wajib melanjutkan pekerjaan untuk memperkuat persenjataan militer kita. Tentu bukan sekedar untuk persiapan menghadapi cuaca ekstrim tetapi juga sebagai kekuatan tawar dalam kecerdasan diplomatik RI. Siapa tahu kan dengan kecerdasan diplomatik RI  yang berbaju kekuatan militer setara konflik LCS bisa diselesaikan di meja perundingan. Itu juga bagian dari mengantisipasi cuaca ekstrim militer di kawasan ini.
Sumber : Analisis

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Web Hosting Coupons