Total Pageviews

Sunday, May 10, 2015

Lantamal XII Sorong Akan Diresmikan Tahun Ini

Lantamal XII Sorong merupakan penambahan MEF TNI AL yang semula merencanakan 11 Lantamal di seluruh Indonesia (photo : Media Indonesia)

Jayapura- Pembangunan Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut (Lantamal) XII di Wilayah Sorong, Papua Barat diharapkan tahun 2015 ini sudah bisa diresmikan. Hal ini dikatakan Panglima Armada Timur Laksamana Muda TNI Darwanto di Kapal KRI Dokter Suharso 990, Jumat ( 8/5) siang.

Dikatakan, membentuk sebuah organisasi tidak mudah dan cepat, karena membutuhkan sarana dan prasarana lengkap, serta penempatan personilnya. Pemenuhan fasilitas sarana dan prasarana menjadi faktor keterlambatan peresmian Markas Komando Lantamal XII yang sudah terencana sejak tahun 2006 silam.

"Sekarang sudah dalam perencanaan. Kalau untuk pembentukan itu kan perlu fasilitas dulu. Kalau fasilitas sebagian sudah ada, begitu juga dengan Keputusan Presiden sudah ada, jadi tinggal peresmian dan mudah-mudahan tahun ini sudah bisa diresmikan,” kata Darwanto saat meninjau pelaksanaan pengobatan massal di atas KRI Dr Soeharso 990 yang bersandar di Pelabuhan Jayapura.

Dia mengatakan, pihak TNI AL sendiri masih menganalisa wilayah tugas yang akan dikomando Lantamal XII, sehingga tidak terjadi over lapping mengingat wilayah Papua sendiri sudah ada dua Pangakalan Utama TNI AL yakni Lantamal X di Jayapura dan Lantamal XI di wilayah Merauke.

"Untuk wilayah sedang dianalisa, namun sebenarnya di laut itu tidak ada pembagian karena kita hanya mengikuti wlayah di daerahnya saja," ujarnya.

Sumber : (Berita Satu)

Wednesday, May 6, 2015

Indonesia Sends LPD to European Expo in Show of Shipbuilding Capabilities

Indonesia is sending Makassar-class multirole landing platform dock KRI Banjarmasin (592) - sister ship of KRI Banda Aceh (seen here in Surabaya) - to Europe for the first time. (photo : Jane's)

The Indonesian Navy (Tentera Nasional Indonesia - Angkatan Laut, or TNI-AL) has dispatched its Makassar-class multirole landing platform dock (LPD) ship, KRI Banjarmasin (592), to Milan for the 2015 World Expo.

A source close to the TNI-AL confirmed to IHS Jane's on 4 May that this marks the first time that the TNI-AL's Makassar class has been deployed to Europe. The vessel left the naval base at Ujung, Surabaya, on 30 April and will make scheduled stops in Cochin in India, Djibouti, and Alexandria in Egypt on its way to Milan.

In a media interview arranged to mark the vessel's send-off, TNI-AL Eastern Fleet spokesperson Colonel Suradi Agung Slamet described the deployment as an opportunity for Indonesia to showcase its naval shipbuilding capabilities. "The event is being attended by participants from 145 countries including Indonesia. It is a good opportunity to show what Indonesians are capable of producing," he said.

According to IHS Jane's Fighting Ships , Banjarmasin was the first LPD to have been constructed indigenously in Surabaya by state-owned shipbuilder PT PAL; it is based on a design by South Korea's Dae Sun. The 122 m vessel was commissioned in November 2009 and has the capacity to transport up to 507 troops and two landing craft for vehicles and personnel (LCVPs).

Sumber : (Jane's)

Indonesia Requests Sale of AIM-9X-2 Sidewinder Missile

AIM-9X-2 Sidewinder Missile (photo : Raytheon)

WASHINGTON - The State Department has made a determination approving a possible Foreign Military Sale to Indonesia for AIM-9X-2 Sidewinder Missiles and associated equipment, parts and logistical support for an estimated cost of $47 million. The Defense Security Cooperation Agency delivered the required certification notifying Congress of this possible sale today.

The Government of Indonesia has requested a possible sale of 30 AIM-9X-2 Sidewinder Block II All-Up-Round Missiles, 20 AIM-9X-2 Captive Air Training Missiles (CATM), 2 CATM-9X-2 Block II Tactical Missile Guidance Units, 4 CATM-9X-2 Block II Guidance Units, and 2 Dummy Air Training Missiles, containers, test sets and support equipment, spare and repair parts, publications and technical documents, personnel training and training equipment, U.S. Government and contractor technical assistance, and other related elements of logistics and program support. The estimated cost is $47 million.

This proposed sale will contribute to the foreign policy objectives and national security interests of the United States by making Indonesia more capable of defeating threats to regional stability and strengthening its homeland defense. It will lessen the probability that Indonesia will need to rely upon deployment of U.S. combat forces to maintain or restore stability in the region.

The proposed sale also will improve Indonesia’s capability in current and future coalition efforts. Acquisition of the AIM-9X missile supports Indonesia’s efforts to become a more capable defensive force and will also provide key elements required for interoperability with U.S. forces. Indonesia should have no difficulty absorbing this new capability into its armed forces.

The proposed sale of this weapon system will not alter the basic military balance in the region.

The principal contractor will be Raytheon Missile Systems Company in Tucson, Arizona. There are no known offset requirements in connection with this potential sale.
Implementation of this proposed sale may require the assignment of additional U.S. Government or contractor personnel to Indonesia on a temporary basis in conjunction with program technical and management oversight and support requirements.

There will be no adverse impact on U.S. defense readiness as a result of this proposed sale.

This notice of a potential sale is required by law and does not mean the sale has been concluded.



Source : (DSCA)

Monday, May 4, 2015

Pindad Dapat Fasilitas Kredit Ekspor

Panser Anoa 2 versi amfibi buatan PT Pindad (photo : Defense Studies)

INILAHCOM, Bandung - Guna memudahkan layanan jasa perbankan, PT Pindad kini difasilitas kredit ekspor. Pasalnya, untuk mengirimkan senjata dan kendaraan tempur ke negara lain itu bukanlah hal mudah.

"Sekarang, kita (PT Pindad) siapkan dan didukung kredit ekspor. Biasanya, Indonesia dapat kredit saat beli, tapi dengan layanan ini memungkinkan kita untuk mendapat kredit saat menjual," kata Dirut Pindad Silmy Karim saat ditemui di ruang kerjanya, beberapa waktu lalu.

Menurutnya, layanan perbankan itu difasilitasi Indonesia Exim Bank. Ekspor barang alutsista itu tidak mudah. Selama ini, layanan tersebut bekerja sama dengan bank-bank di negara tujuan ekspor," ucapnya.

Disinggung mengenai persentasi ekspor antara senjata dan kendaraan tempur, Silmy mengakui sejauh ini pihaknya lebih banyak mengirim kendaraan tempur. Mengapa demikian? Dia mengaku untuk mengekspor persenjataan itu memiliki risiko yang lebih dibandingkan menjual kendaraan tempur.

"Kalau untuk senjata itu kita harus ekstra hati-hati. Tak sedikit industri pertahanan di negara lain yang tersandung kasus karena produk senjatanya disalahgunakan oleh kelompok bersenjata. Kalau minta kendaraan tempur, kita buka pintu lebar-lebar dan silakan memesan ke Pindad," tuturnya seraya membanggakan Panser Anoa sebagai produk unggulan yang diakui dunia internasional.

Lebih jauh Silmy mengatakan Pindad menargetkan pada 2015 ini sebagai tahun tantangan. Bersama seluruh stakeholder, dia berupaya mewujudkan Pindad sebagai industri pertahanan kebanggaan Indonesia. Khususnya, untuk memenuhi amanat negara yang bertugas untuk kemandirian industri pertahanan dalam negeri.

Untuk itu, belum lama ini Pindad menjadi tuan rumah Armoured Vehicles Asia (AVA) 2015. Konferensi kendaraan tempur internasional itu digelar di Jakarta pada 28-29 April kemarin.

"Sejauh ini, hasil dari konferensi itu tercipta kerjasama strategis antarasesama industri pertahanan global. Amerika dan Eropa memang mempunyai keunggulan. Tapi kita bisa bersain di pasar Asia, Timur Tengah, dan Afrika," jelas Silmy. 

Sumber : (Inilah)

Saturday, May 2, 2015

IMI Siapkan Pesawat Tanpa Awak Untuk Perbatasan

Pesawat Terbang Tanpa Awak (UAV) type flyingboat yang diberi nama OS-Wifanusa khusus untuk pengawasan wilayah perbatasan baik darat maupun laut. (photos : Antara)

Jakarta (ANTARA News) - Indonesia Maritime Institute (IMI) sedang menyiapkan Pesawat Terbang Tanpa Awak (UAV) type flyingboat yang diberi nama OS-Wifanusa khusus untuk pengawasan wilayah perbatasan baik darat maupun laut.

Direktur Eksekutif IMI sekaligus inisator, Dr Y Paonganan mengatakan, UAV tersebut didesain agar memudahkan pengoperasian di wilayah perbatasan ‎yang kondisnya relatif sulit jika menggunakan jenis UAV fix wing yang butuh landasan lebih dari 200 meter.



"UAV OS-Wifanusa didesain mampu lepas landas baik di sungai, danau, laut maupun daratan," kata Paonganan dalam keterangan persnya, di Jakarta, Rabu.

Ongen biasa disapa menjelaskan, untuk lepas landas di air (sungai, danau dan laut) UAV ini hanya butuh panjang landasan 50 meter untuk lepas landas, sementara di darat hanya butuh 30 meter pada tanah rata untuk bisa lepas landas. 

"Ketinggian jelajah minimum 300 meter dan maksimum 5000 meter dengan durasi terbang bisa mencapai 5 jam," katanya.



Doktor lulusan IPB itu menegaskan bahwa sistem UAV tersebut dirancang sendiri oleh tim dari IMI, antara lain memiliki kemampuan kontrol kendali terbang sejauh 100 km untuk ketinggian terbang 300 meter dan semakin tinggi akan semakin jauh jangkauanannya menerima real time video," tegasnya.

UAV juga dilengkapi dengan Mobile Ground Control Station‎ (MGCS) dilengkapi antena helical setinggi 6 meter dan monitor control system untuk memonitor UAV selama penerbangan. "UAV ini juga akan dilengkapi LIDAR system untuk keperluan foto udara dan pemetaan," terangnya.

Desain pesawat ini sampai proses produksi, UAV system, landing gear system dan propeller adalah buatan‎ anak bangsa yang tergabung di Indonesia Maritime Institute (IMI). "Kecuali beberapa komponen elektronik dan mesin yang masih kita import dan direncanakan akan kami buat sendiri," tandas Ongen.

Sumber : (Antara)

Analisis : Menuju Anggaran Pertahanan 200 T

Adalah Komisi I DPR beberapa waktu lalu menggemakan kembali semangat berpertahanan dengan menargetkan anggaran belanja tentara bisa mencapai Rp. 200 T setiap tahun di era pemerintahan Jokowi.  Jika itu tercapai maka dipastikan anggaran pertahanan Indonesia akan menjadi nomor satu di ASEAN mengungguli Singapura.  Dengan anggaran pertahanan tahun 2015 sebesar Rp. 102 T Indonesia menduduki ranking kedua setelah Singapura.
Yang menarik disini adalah, biasanya tradisi untuk mengekspose peningkatan anggaran pertahanan selalu dikumandangkan secara berulang dari kementerian shohibul bait lewat berbagai kesempatan seremoni atau jumpa pers. Ternyata perjuangan untuk menambah anggaran hulubalang republik sudah dimudahkan oleh parlemen.  Ini membuktikan bahwa keinginan untuk memperkuat otot tentara sudah disepakati bulat oleh seluruh struktur bingkai kebangsaan, utamanya yang bernama pemerintah dan parlemen.
Anggaran militer berbagai negara
Meski pencapaian anggaran 200 T itu dengan syarat dan ketentuan berlaku antara lain indikator pertumbuhan ekonomi 7% sesungguhnya semangat menuju pertumbuhan ekonomi dan militer itu menjadi harapan semua pihak.  Sesungguhnya kita telah berada dalam pertumbuhan kesejahteraan menuju tingkat yang lebih baik apalagi subsidi BBM telah dihapuskan dan dialihkan untuk pembangunan sektor infrastruktur secara besar-besaran. Contohnya pembangunan jalan tol ratusan kilometer Solo-Kertosono dan Bakauheni-Palembang diambil alih oleh Pemerintah lewat BUMN infrastruktur. 
Kita baru memulai pembangunan infrastruktur secara besar-besaran dan itu baru akan kelihatan nilai jerih payahnya minimal 3 tahun mendatang.  Dengan anggaran subsidi BBM yang mampu melipatgandakan kekuatan anggaran infrastruktur, ditambah asupan gizi investasi Cina untuk membangun berbagai paket infrastruktur di tanah air yang mencapai US $50 milyar maka diprediksi mulai tahun 2018 akan memberikan kekuatan pertumbuhan ekonomi sebagaimana dicita-citakan bersama.
Oleh sebab itu sebagaimana rangkaian sebab akibat tadi, maka pertambahan anggaran pertahanan sebesar 200 T diyakini akan bisa dicapai pada tahun 2018 atau 2019.  Ini perhitungan prediksi berdasarkan kemajuan-kemajuan yang dicapai dalam perjalanan peningkatan kesejahteraan.  Kita meyakini bahwa pencapaian yang diharapkan itu bisa tercapai tentu dengan program-program extra ordinary yang dikawal ketat oleh pemerintah bersama DPR.
Fregat TNI AL dikawal Apache
Belanja militer Indonesia adalah hasrat yang harus terus dihembuskan karena kita tidak ingin dikata-katain begini, sudah kemalingan baru pasang teralis. Kita ingin pagar teritori dijaga ketat oleh kapal-kapal perang, kapal selam dan jet tempur yang mampu menggonggong dan menggigit. Jangan hanya menggonggong tapi ketika ditimpuk batu sama tetangga lalu bungkam atau bahkan terkaing-kaing.  Jadi pengawalnya harus berkelas herder bukan anjing kampung atau bahkan pudel.  Kalau kita ingin mengumandangkan NKRI harga mati maka alutsista berkelas herder dan kesejahteraan prajurit yang cemerlang juga harga mati dong.
Kementerian Pertahanan tentu sudah punya rencana-rencana bagus untuk memilih alutsista terbaik bagi TNI juga peningkatan kesejahteraan prajuritnya.  Artinya usulan-usulan yang diajukan user itulah yang menjadi pilihan utama untuk memperkuat berbagai jenis alutsista yang diinginkan. Termasuk mengumandangkan semangat memperkuat militer dengan maksud untuk memastikan kekuatan daya berpertahanan “tidak malu-maluin” jika suatu hari kemudian terjadi konflik dengan negara lain.
Mengumandangkan semangat berpertahanan adalah untuk memberikan keyakinan kepada semua komponen bangsa bahwa kondisi dinamis kawasan tidak bisa diprediksi.  Jadi kita wajib memperkuat alat pertahanan kita meski kita tidak ingin berperang dengan jiran, tidak ingin konflik dengan negara lain.  Mengedepankan hal-hal yang berbau klise seperti kita tidak mungkin berperang dengan negara lain, negara-negara ASEAN baik-baik semua, kita tidak punya masalah dengan Cina atau Australia tidak akan menganggu kita, lebih baik fokus pada bencana alam, adalah sebuah opini untuk meremehkan hakekat pertahanan itu sendiri.
Kita masih sangat membutuhkan skuadron-skuadron fighter, puluhan kapal kombatan, belasan kapal selam dan berbagai alutsista berdaya hancur tinggi untuk memastikan nilai NKRI harga mati itu. Maka peningkatan anggaran pertahanan yang terus menerus sangat dibutuhkan oleh negeri ini karena luasnya wilayah yang harus dijaga dan memastikan tidak adanya gangguan teritori bahkan rencana agresi negara lain karena kita punya militer yang kuat.
Pencapaian anggaran 200T tentu bukan sebuah mimpi.  Kita meyakini kita bisa mencapai nominal itu bahkan akan melewatinya mulai tahun 2020 mendatang.  Pencapaian anggaran sebesar itu tentu mampu mensumringahkan kita karena dengan dana itu kita bisa belanja alutsista berkualitas dan berteknologi terkini seirama dengan peningkatan kesejahteraan prajurit.
Mewibawakan sebuah harga diri bangsa tentu dengan mengembangkan postur kesejahteraan dan kekuatan.  Mewibawakan sebuah teritori dan eksitensi negara tentu dengan memperkuat pagar pertahanan. Kita sudah memulainya dengan menggelontorkan belanja militer dalam jumlah besar.  Kita akan terus membangun kekuatan itu sampai kemudian nilai kewibawaan dan kegagahan tadi muncul dari kesimpulan yang diambil oleh mereka yang hendak mencoba mengganggu.
 
 
Sumber : Jagarin

Thursday, April 30, 2015

Pesawat Tanpa Awak Bakal Beroperasi Di Lanud Supadio

Skadron 51 merupakan skadron UAV jenis Aerostar yang berpangkalan di Lanud Supadio (photos : Kaskus Militer)

Kubu Raya, InfoPublik  - Danlanud Supadio Pontianak, Kolonel Pnb Palito Sitorus, mengatakan, terkait pengembangan lanud menjadi type A yang merupakan rencana strategis yang telah dicanangkan pimpinan TNI Angkatan Udara dan pada saat ini mereka telah mempersiapkan personil, logistik beserta alutsistanya menuju pangkalan udara type A.



"Kami dari internal lanud supadio saat ini sudah mempersiapkan pimpinan TNI AU untuk segera meresmikan dengan segera. Namun untuk kapan waktunya kita masih menunggu kabar selanjutnya," ujarnya.

Ia mengatakan saat ini lanud Supadio Pontianak memiliki satu skadron udara hawk 100/200 dan sekarang dimulai penambahan skadron 51 yang kita ketahui merupakan skadron udara pesawat tanpa awak.



"Untuk personil pesawat tanpa awak saat ini sedang menjalani pelatihan dan mudah-mudahan dalam waktu dekat kita akan segera meresmikan udara skadron udara pesawat tanpa awak dan itulah satu di antara lanud supadio akan dijadikan lanud type A," paparnya.

Ia menjelaskan pesawat tanpa awak yang direncanakan akan beroperasi di Lanud Supadio saat ini sedang dalam penggodokan untuk jumlahnya dirinya belum mengetahui secara detail yang pasti akan ada satu skadron pesawat tanpa awak di lanud.

Sumber : (InfoPublik)

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Web Hosting Coupons