Total Pageviews

Thursday, August 27, 2015

TNI AL Resmi Miliki 14 Pangkalan Utama Angkatan Laut


Markas Komando Pangkalan Utama AL XIV di Sorong Papua (photo : Detik)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Setelah meresmikan pembentukan Pangkalan Utama TNI AL (Lantamal) XII Pontianak, Kalimantan Barat, dan Lantamal XIII Tarakan, Kalimantan Utara, TNI AL akhirnya meresmikan penambahan Lantamal baru, yakni Lantamal XIV Sorong, Papua Barat.

Secara keseluruhan, TNI AL akhirnya memiliki 14 Lantamal yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.

Upacara peresmian Lantamal XIV Sorong dilakukan Kepala Staff Angkatan Laut (KSAL), Laksamana TNI Ade Supandi, di Mako Lantamal XIV Papua Barat, Jumat (21/8). Peresmian itu pun sekaligus menandai peningkatan status Pangkalan TNI AL (Lanal) Sorong dari tipe B menjadi Lantamal XIV Sorong, Papua Barat.

''Ditinjau dari aspek geopolitik dan geostrategi, pengembangan Lantamal XIV Sorong merupakan bentuk komitmen TNI AL dalam mendukung Visi Poros Maritim Dunia,'' ujar KSAL dalam keterangan resmi yang diterima Republika, Jumat (21/8).

Peningkatan status Lanal Sorong menjadi Lantamal XIV Sorong ini melengkapi pelaksanaan Validasi Organisasi yang tertuang pada Peraturan Panglima TNI Nomor 12 tahun 2015 tanggal 9 Juni 2015 Tentang Pengesahan Validasi Organisasi dan Tugas Lantamal XII Pontianak, Lantamal XIII Tarakan, dan Lantamal XIV Sorong.

Selain itu, pembentukan Lantamal XIV Sorong ini juga didasari oleh Peraturan Kasal Nomor 5  tahun 2015 tanggal 30 Juni 2015 tentang Peningkatan Lanal Kelas B Sorong menjadi Lantamal XIV.

Menurut KSAL, salah satu faktor pembentukan Lantamal XIV Sorong adalah wilayah perairan Sorong yang dinilai strategis lantaran berdekatan dengan Alut Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) III, yang menjadi salah satu alur pelayaran internasional.

Jalur ini dianggap memiliki potensi kerawanan tinggi terhadap kemungkinan terjadinya berbagai gangguan keamanan di laut. Sehingga diperlukan pengawasan yang maksimal, terus menerus dan intensif.

Pun sebagai bentuk komitmen TNI AL dalam mendukung visi Poros Maritim Dunia yang diusung Pemerintahan Jokowi-JK.

KSAL menambahkan, pembentukan Lantamal XIV Sorong juga diharapkan bisa mendukung rencana pemerintah yang akan mengembangkan Pelabuhan Sorong menjadi pelabuhan terbesar di kawasan timur Indonesia.
''Atau sebagai bagian dari jalur utama tol laut, yang akan menjadi salah satu pusat distribusi dan perdagangan di wilayah timur,'' lanjut Ade. 

Tidak hanya itu, gelar kekuatan TNI AL akan diarahkan ke daerah-daerah perbatasan dan rawan konflik.

''Dalam konteks ini, wilayah Papua yang berbatasan langsung dengan Palau, Australia dan Papua Nugini, memerlukan peningkatan kemampuan Pangkalan TNI AL untuk menciptakan keamanan di perairan perbatasan,'' ujar KSAL.

Sumber: (Republika)

Saturday, August 22, 2015

Analisis : Tidak Sekedar Buat Garasi

Berita enak tapi masih perlu dikunyah adalah ketika militer Indonesia mengabarkan bahwa mereka sudah meningkatkan status pangkalan AL di Tarakan, Pontianak dan Sorong Agustus 2015 ini menjadi pangkalan utama TNI AL. Artinya dengan status peningkatan itu maka pangkalan garis depan itu bertanggung jawab penuh terhadap keamanan dan kewibawaan teritori di wilayahnya sekaligus memperpendek rentang kendali dan kecepatan reaksi tempur.

Dengan tambahan itu berarti saat ini angkatan laut Indonesia memiliki 14 pangkalan utama TNI AL yang harus mampu memberikan dukungan logistik dan amunisi alias bekal ulang untuk berbagai kapal perang termasuk ketersediaan alutsista pertahanan pangkalan dari serangan pihak lawan. Yang jelas bukan sekedar menampung jenjang karir laksamana pertama yang menjadi komandannya. Seperti kita ketahui pangkalan utama AL harus dijaga 1 batalyon pasukan marinir berikut sejumlah alutsita anti serangan udara dan anti serangan bawah air.
2 F16 TNI AU sedang gelar patroli teritori
Membuat garasi adalah bagian dari mengelola infrastruktur agar kendaraan yang diparkir tuan rumah aman, nyaman dan terpelihara. Demikian juga dengan pembangunan infrastruktur militer dengan maksud untuk memperkuat logistik dan kecepatan reaksi militer. Bisa dibayangkan jika terjadi sebuah krisis militer di pulau Sebatik dan Ambalat jika masih harus mendatangkan kapal perang dari Makassar dan Surabaya berapa lama waktu tempuh untuk sampai di tujuan. Maka dilihat dari sisi ini tujuan peningkatan pangkalan AL itu tepat waktu.

Pertanyaannya adalah apakah sudah sepadan sebaran alutsista KRI di 14 Lantamal itu. Pangkalan utama AL Surabaya dalam pandangan kita harus mampu membagi beban persebaran alutsista matra laut.  Sangat berbahaya jika hanya menumpuk alutsista di satu titik.  Sebuah serangan udara mematikan yang tak terlacak radar dipastikan akan melumpuhkan angkatan laut Indonesia manakala Surabaya di hujani peluru kendali udara darat dan bom-bom pintar dari sebuah kekuatan yang punya senjata itu.

Pangkalan AL di Belawan, Padang, Tanjung Pinang sangat pantas diberikan korvet bukan sekedar LST.  Aliran patroli juga diperkuat dan diperbanyak di pantai barat Sumatera dan selatan Jawa karena prediksi kita dari sini lah aliran kapal perang akan bermulai ketika konflik besar di Laut Cina Selatan pecah.  Jelas kita masih kurang dalam soal kuantitas dan kualitas KRI striking force semacam korvet dan fregat.  Maka untuk mengisi alutsista di 14 pangkalan itu tentu harus diperbanyak korvet dan fregat atau bahkan destroyer, tidak sekedar memperbanyak KCR.

Pangkalan AL Tarakan misalnya, dia punya tugas berat untuk mengamankan wilayah Ambalat. Maka ketersediaan minimal 3 korvet, 2 fregat dan 4 kapal patroli  dengan dukungan 1 flight jet tempur merupakan menu wajib yang harus ada sepanjang tahun disana.  Sudah siapkah, atau masih tetap Surabaya centris atau Makassar centris yang jarak tempuhnya cukup panjang.  Pengalaman selama 8 bulan ini menunjukkan jika kita lengah atau kurangi patroli maka tetangga sebelah itu curi-curi kesempatan, berlagak gagah dan jaguh.
Pangkalan AL Surabaya, besar dan gahar
Membangunkuatkan angkatan laut dan udara membutuhkan dana besar, itulah konsekuensi kita sebagai negara kepulauan terbesar di dunia.  Maka percepatan pembangunkuatkan itu multak harus ada. Kemenhan sebagai pengambil keputusan strategis tidak perlu melontarkan statemen di wilayah abu-abu tetapi jelas harus statemen merah putih. Misalnya ungkapan tidak perlu Wamenhan mestinya dengan mengedepankan argumen yang obyektif. Menjaga dan mewibawakan merah putih tentu dengan berkonsentrasi penuh terhadap pemenuhan kebutuhan asupan gizi alutsista TNI dengan program yang terang benderang.

Purnomo, Menhan sipil periode yang lalu, mampu membangkitkan semangat beralutsista dengan pernyataan-pernyataannya yang lugas, terang benderang meski kadang  tidak selalu harus pas. Misalnya pernyataan kebutuhan 10 skuadron Sukhoi alias 180 pesawat, padahal maksudnya 10 skuadron jet tempur berbagai jenis.  Atau pernyataan gegap gempitanya tentang rencana akuisisi 10 kapal selam kilo dari Rusia ternyata hanya untuk mengecoh Australia agar segera memutuskan membeli Poseidon.

Isian garasi tentu harus segera diisi.  Jangan sampai seperti Biak, ketika semua sudah tersedia apakah itu kualitas pangkalan, paskhas TNI AU, satuan Radar, markas Kosek tetapi skuadron tempur inap dan menetap yang diinginkan belum hadir sampai saat ini.  Belum ada skuadron tempur rawat inap disana.  Yang ada flight rawat jalan, sesekali berkunjung sekalian merawat jalan landasan dan kesiapan infrastruktur.

Kita menginginkan kekuatan laut yang sepadan dengan luasnya wilayah perairan.  Maka pengembangan 3 armada tempur laut, 3 divisi pasukan marinir sebagai bagian dari persebaran kekuatan angkatan laut harus disertai dengan percepatan pemenuhan kebutuhan kapal perang, kapal selam dan alutsista pendukung.  Tiga armada laut itu minimal harus diperkuat dengan 170 KRI berbagai jenis dengan teknologi terkini dan berusia tiga puluh tahun kebawah termasuk minimal 12 kapal selam.

Dengan kekuatan 170 KRI dan 12 kapal selam maka dipastikan isian garasi untuk 14 pangkalan AL terpenuhi. Sebenarnya kebutuhan 170 KRI itu sudah kita penuhi saat ini tetapi jika melihat masa pakai KRI itu lebih sepertiganya sudah berusia diatas 30 tahun. Untuk urusan kapal selam mulai akhir tahun depan kita mendapatkan 1 kapal selam baru dari Korsel.  Dan seterusnya setiap tahun kita akan mendapatkan 1 kapal selam baru apalagi jika infrastruktur pabrik kapal selam PT PAL selesai tahun depan maka produksi kapal selam minimal 1 unit per tahun terpenuhi.

Garasi demi garasi yang dibuat saat ini dimaksudkan sebagai rumah pertahanan alutsista. Kita berharap isian perabot didalamnya dapat terpenuhi dalam waktu dekat karena gelagat cuaca di kawasan ini tidak selalu baik untuk keamanan dan kenyamanan berteritori. Gengsi berteritori adalah ketika kita mampu menunjukkan kehadiran alutsista berteknologi di sempadan  sekalian untuk menunjukkan pada pihak sana bahwa kita siap berkelahi.



Sumber: jagarin

BUMN Unjuk Gigi Pamer Panser Sampai Drone di Istora Senayan


 UAV Wulung buatan PT DI dan prototipe Anoa versi Amfibi buatan PT Pindad (photos : Detik, Defense Studies)

Jakarta -Hari ini, Kementerian BUMN menggelar acara 'Pameran Indonesia Hebat' dalam rangka hari kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-70. Pameran ini diikuti oleh 58 BUMN, di antaranya ada PT Pos Indonesia, PT PLN, PT Pertamina, PT Garuda Indonesia Tbk, PT Bank Mandiri Tbk, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI), PT Jasa Marga Tbk, PT Krakatau Steel Tbk, PT Pindad, dan PT Dirgantara Indonesia (PTDI).



"Pameran ini bagian dari BUMN hadir untuk negeri. Apalagi akhir tahun ini kita akan menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)," kata Menteri BUMN, Rini Soemarno, saat membuka Pameran Indonesia Hebat, di Istora Senayan, Jakarta, Jumat (21/8/2015).

Rini menjelaskan, pameran ini diadakan untuk menunjukkan kepada masyarakat, bahwa BUMN bukan hanya alat negara untuk mengumpulkan penerimaan negara, tapi juga memberi manfaat bagi masyarakat Indonesia.



"Tema itu dipilih untuk menunjukkan BUMN bukan hanya alat negara buat cari keuntungan lewat dividen dan pajak, tapi juga memberi manfaat luas kepada masyarakat, termasuk lewat PKBL dan CSR," dia menuturkan.

Selain itu, daya saing BUMN juga ditunjukan dalam pameran ini. Menurut Rini, BUMN sudah memiliki daya saing yang kuat untuk menghadapi MEA mulai awal tahun depan.


Dalam pameran ini, berbagai hasil karya BUMN dipamerkan, di antaranya adalah Panser Anoa 2 produksi PT Pindad, dan Unmanned Aerial Vehicle (UAV) alias drone 'Wulung' produksi PTDI. Hasil-hasil karya ini menunjukkan BUMN memiliki kemampuan besar.

"Saya berharap lewat pameran ini masyarakat bisa melihat kesiapan BUMN memasuki ajang global. Pemerintah ingin banyak perusahaan yang go global seperti Telkom, Semen Indonesia, Bank Mandiri, BRI, dan lain-lain," tandasnya.

Sumber: (Detik)

Menhan Saksikan Uji Dinamik Roket R-Han 122B


Roket R-Han 122B mampu menjangkau sasaran darat ke darat sejauh 23 km, jarak jangkau lebih jauh dari roket R-Han 122 yang mampu menjangkau sasaran sejauh 14,5 km (all photos : Kemhan)

Garut, DMC- Kementerian Pertahanan bersama Konsorsium Roket Nasional melaksanakan Uji Dinamik 2 Roket R-Han 122B hasil penyempurnaan. Uji coba disaksikan secara langsung oleh Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu di Balai Produksi dan Pengujian Roket LAPAN, Pamengpeuk, Garut, Kamis (20/8).

Konsorsium Roket Nasional yang terdiri dari Kemhan, Kemristek dan Dikti, LAPAN, PT. DI, PT. Pindad, PT. Dahana, PT. Krakatau Steel, ITB dan ITS telah mengembangkan roket kaliber 122 mm dengan panjang propelan 2 meter dengan nama R-Han 122B yang mampu menjangkau sasaran darat ke darat sejauh 23 km.

Roket R-Han 122B merupakan salah satu dari tujuh Program Strategis Nasional untuk memenuhi Kebutuhan Alutsista TNI. Arah pengembangan Roket Nasional adalah memenuhi spesifikasi  teknis pengguna yakni RX-1220. Karena itu, R-Han 122B yang dikembangkan saat ini adalah dalam kerangka pencapaian sasaran tersebut. Program Roket R-Han 122B dimulai Tahun 2014 dengan biaya APBN.

Uji Dinamik 2 ini merupakan perbaikan minor dalam penyempurnaan bidang desain untuk memperbaiki trajectory atau lintasan stabilitas dan jarak capai dari Uji Dinamik 1 yang telah dilaksanakan pada bulan Juni 2015 sebagai implementasi dari Konsorsium pada tahun 2014. Pada Uji Dinamik ke 2 Roket R-Han 122B ini dilakukan sebanyak 6 unit roket dengan desain Roket RM 70 Grad Marinir.

Selain menjadi salah satu forum pembelajaran dalam mengejar teknologi peroketan di lingkungan Kemhan dan TNI, Uji Dinamik Roket R-Han 122B ini juga digunakan sebagai wadah koordinasi guna mewujudkan sinkronisasi,  serta sebagai sarana evaluasi dan diskusi dalam proses penyelenggaraan kegiatan penelitian dan pengembangan di bidang pertahanan antar industri pertahanan.



Melalui forum ini pula, diharapkan dapat diperoleh kesamaan visi dan persepsi maupun pemahaman tentang mekanisme kerja roket dan bagaimana mengoperasionalkan dan merawat roket secara baik dan benar dalam meningkatkan kualitas produk dan mengurangi ketergantungan terhadap produk luar negeri.

Kegiatan penyempurnaan oleh Konsorsium diharapkan mendapatkan hasil yang maksimal, sehingga kedepan akan didorong untuk memenuhi kebutuhan TNI AL sebagai pengguna awal. Bila program ini berhasil, maka Kemhan juga akan terus mendorong pemenuhan kebutuhan Roket dari dalam negeri dengan berbagai spektek untuk memenuhi kebutuhan Tri Matra (TNI AD, TNI AL, dan TNI AU).

Sementara itu Menhan mengatakan, peluncuran Roket R-Han 122B ini adalah bagian dari usaha Bangsa Indonesia untuk membangun kekuatan pertahanan yang berdaya tangkal tinggi guna  menjamin kedaulatan negara, keutuhan wilayah NKRI dan keselamatan segenap bangsa.

Pemerintah telah menetapkan tujuh Program Strategis Nasional di bidang Alutsista, salah satu diantaranya adalah Roket Pertahanan atau disingkat R-Han. Program Roket R-Han 122B ini adalah pelaksanaan dari Program Nasional Strategis yang dinanti-nantikan banyak pihak, karena keberhasilan program ini akan menorehkan sejarah hasil karya anak bangsa.
Menhan menyambut baik capaian pengembangan Roket   R-Han 122B yang merupakan hasil penyempurnaan dari uji coba sebelumnya. Hasil yang sudah diperoleh saat ini memiliki nilai strategis dalam membangun Industri Pertahanan yang mandiri serta mampu memproduksi Alutsista yang canggih dimasa depan. “Saya menaruh perhatian yang tinggi terhadap program Roket R-Han 122B ini untuk dapat dituntaskan dan kelak menjadi kekuatan Alutsista TNI”, ungkap Menhan.

Sumber: (DMC Kemhan)

Indonesia Menjajaki Pembelian S-300 dari Rusia


Rudal pertahanan udara S-300 (photo : militaryphotos)

Moskow, GATRAnews - Kerjasama Indonesia Rusia di bidang militer terus berkembang. Atase Pertahanan RI untuk Rusia, Kolonel (Pnb), Andi Kustoro, mengatakan TNI terus berupaya menyempurnakan alutsista-nya. Salah satunya dengan berupaya memodernisasi kemampuan peralatan tempur. 

Menurut Andi, salah satu peralatan tempur yang sudah direncanakan adalah untuk menambah koleksi tank amfibi BMP3F, membeli simulator helikopter untuk Angkatan Darat, serta menjajaki pembelian S-300.



"Saat ini, Indonesia juga sedang berupaya membeli pesawat Sukhoi generasi 4++. Yaitu pesawat tempur serbaguna, supermanuvre, yang juga memiliki kemampuan stealth," tutur Andi. 

Tak hanya itu, kemampuan dan daya juang pesawat tempur Indonesia juga terus ditingkatkan. "Para pilot Sukhoi terus dikirim ke pangkalan udara Rusia di Krasnodar hampir setiap tahun," katanya. 

Sumber: (Gatra)

TNI AU Ujicoba Lagi Bom Untuk Pesawat Sukhoi Produksi Lokal


Komandan Lanud Iswahjudi Marsma TNI Fachri Adamy, Kadislitbangau Marsma TNI Suharto, beserta segenap tim menyaksikan pemasangan bom P-100 L, di sayap pesawat Sukhoi, (photo : TNI AU)

Ujicoba Bom Untuk Pesawat Sukhoi

Pesawat tempur Sukhoi dari Skadron Udara 11 Lanud Hasanudin, Makassar, melaksanakan uji coba bom P-100 L, buatan PT Sari Bahari dan PT Dahana bekerjasama dengan Dislitbangau, dengan sasaran AWR Pandan Wangi Lumajang, Rabu (19/8/15).

Sebagai pangkalan aju dalam ujicoba bom P-100 L, Komandan Lanud Iswahjudi Marsekal Pertama TNI Fachri Adamy, mengucapkan terima kasih atas kepercayaanya Lanud Iswahjudi sebagai tempat pelaksanan uji coba bom P-100 L, semoga dalam pelaksanaan uji coba nantinya dapat berjalan lancar sesuai harapan.

Sebagai tuan rumah Danlanud Iswahjudi, siap mendukung sepenuhnya dan apabila ada saran dan masukan Lanud Iswahjudi siap menerima, selanjutnya ditekankan pula agar dalam melaksanakan pengeboman selalu mengutamakan safety.

Pada kesempatan tersebut Kadislitbangau Marsekal Pertama TNI Suharto, mengatakan terima kasih karena Lanud Iwj, merupakan salah satu pendukung dilaksanakannya uji coba bom P-100 L. Semoga dengan dilaksanakannya uji coba bom ini bisa menghasilkan hasil yang lebih baik dari uji coba sebelumnya, sehingga produk yang dihasilkan Litbangau dapat berharga dan berguna bagi kesatuan dan TNI Angkatan Udara.

Uji coba akan dilaksanakan selama dua hari dengan melibatkan 3 pesawat Sukhoi, akan mengujicoba delapan (8) bom, terdiri dari 4 bom practice dan 4 bom live. Pelaksanaan uji coba akan disaksikan langsung oleh Kadislitbangau Marsma TNI Suharto, tim dari Koharmatau, serta rekanan dari PT Sari Bahari dan PT Dahana.

Sumber: (TNI AU)

Friday, August 21, 2015

Yonif 754/ENK Timika Mulai menerima Ranpur ANOA 6x6


Ranpur Anoa 6x6 untuk Yonif 754/ENK Timika, Papua (photo : Yonif 754)

Ranpur Anoa 6x6 Yonif 754/ENK

Timika,(18/08). Tepat pukul 13.30 WIT di YONIF 754/ENK telah tiba 2 unit RANPUR ANOA 6x6 buatan PINDAD. Ranpur ini akan memperkuat YONIF 754/ENK sebagai kendaraan siap gerak dan juga sebagai pendukung utama di medan yang sulit dilalui oleh kendaraan biasa. Sebelumnya ranpur tersebut terlebih dahulu dicek langsung oleh Pasilog YONIF 754/ENK Lettu Inf J. jayani untuk memastikan kelengkapan ranpur tersebut sebelum nantinya akan digunakan oleh yonif 754/ENK

Turut hadir pula untuk mengecek langsung Ranpur tersebut Danyonif 754/ENK Letkol Inf Jerry H.T. Simatupang dan Wadanyonif 754/ENK Mayor Inf Erry P. Siregar. Dalam penyampaiannya Danyonif mengatakan Ranpur tersebut nantinya akan dioperasikan dalam kegiatan dimana kendaraan biasa tidak mampu untuk melakukannya. Untuk sementara ranpur yang tiba baru 2 unit kemudian untuk 4 unitnya lagi akan menyusul dikarenakan mengikuti jadwal penerbagan pesawat Hercules yang ke Timika.

Dengan adanya ranpur ini diharapkan para personil Yonif 754/Enk lebih semangat serta lebih aktif lagi dalam menjalankan tugas-tugasnya. Sementara untuk personil yang nantinya akan mengawaki ranpur ini akan dipilih dan diberangkatkan dalam pelatihan berkendara ranpur tersebut sebelum mengoperasikannya.

Sumber: (Yonif 754 ENK)

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Web Hosting Coupons