Total Pageviews

Monday, November 3, 2014

Negara maju kepincut ide poros maritim ala Jokowi

Negara maju kepincut ide poros maritim ala JokowiKemarin, Senin (3/11), dua utusan negara maju berturut-turut menyambangi Kementerian Luar Negeri di Jakarta. Tamu negara pertama hadir pada pukul 07.30 WIB adalah Menteri Luar Negeri Jerman Frank-Walter Steinmeier. Dalam pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Retno L.P Marsudi itu, dia secara khusus menanyakan makna poros maritim yang dikampanyekan Presiden Joko Widodo.

Retno lantas menjelaskan, di awal pemerintahan baru ini, langkah konkret merumuskan strategi kemaritiman lebih banyak berorientasi pembangunan infrastruktur. "Dijelaskan Presiden Jokowi, kita akan membangun pelabuhan," kata Retno seusai pertemuan.

Jerman menilai gagasan itu amat positif. Selanjutnya, negara ekonomi terkuat di Eropa daratan ini berminat menjajaki kemungkinan kerja sama.

Ditemui terpisah, Direktur Jenderal Amerika dan Eropa Dian Triansyah Djani menjelaskan, bahwa Menlu Steinmeier menawarkan kerja sama lebih konkret. Yakni pelatihan bidang maritim kepada sumber daya otoritas transportasi Indonesia. Kerja sama ini sudah dijalankan sejak lama, tapi Jerman ingin jumlah SDM dari Indonesia yang dikirim bertambah.

"Orang kita dikirim ke sana untuk pelatihan," urai Djani.

Tamu yang selanjutnya datang pukul 14.00 WIB, adalah Menteri Luar Negeri China Wang Yi melawat ke Indonesia. Sama seperti Jerman, Pemerintah China mengaku tertarik dengan gagasan poros maritim yang hendak dikembangkan Jokowi lima tahun mendatang.

China siap menjajaki kemungkinan kerja sama lebih konkret. Misalnya investasi membangun pelabuhan di jalur tol laut yang dirancang pemerintahan Jokowi.

"Kami sangat mendukung ide-ide yang diajukan Presiden Jokowi untuk membangun maritim mengembalikan indonesia sebagai negara laut yang kuat," kata Yi.

Lebih dari itu, Beijing ingin menyelaraskan konsep poros maritim dengan tawaran mereka mengenai Jalur Sutera Laut Abad 21. "Ide kedua negara sudah cocok. Kami ingin berpartisipasi dalam pembangunan ekonomi Indonesia, dan kami anggap Indonesia sangat penting dalam rencana Jalan Sutera Maritim abad 21," kata Yi.

Sekadar informasi, jalan sutera yang dimaksud adalah rute kapal dari China, melewati Vietnam, serta Thailand. Indonesia menawarkan rute tambahan lewat Selat Malaka, melewati Riau, Dumai, atau Belawan.

Opsi lainnya, kapal dari Negeri Tirai Bambu dari Filipina masuk kedua, melalui Selat Sulawesi lewat Bitung, Makassar, hingga Surabaya.

Karena agenda kemaritiman Indonesia terkait dengan stabilitas Laut China Selatan, Yi sekaligus mengundang pemerintah RI terlibat dalam menjaga situasi yang kondusif.

"Kami ingin menyeleraskan secara menyuluruh regulasi laut intenasional. Indonesia adalah negara yang punya pengaruh besar di kawasan," tandasnya.

Menlu Retno menyambut baik tawaran kerja sama maritim dari China. Dia menilai, setiap negara besar kini bisa fokus menjajaki kemungkinan itu, karena posisi pemerintah memang ada di pengembangan laut.

"Pemerintah sekarang sudah jelas menentukan prioritas. (Maritim) yang Indonesia mau dalam 5 tahun ke depan. Jika ada kerja sama yang bisa dilakukan, yang jadi fokus kita kepentingan nasional," urai Retno.


Sumber: Merdeka

0 comments:

Post a Comment

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Web Hosting Coupons